Contoh PTK Bahasa Indonesia SMP
Penelitian Tindakan Kelas
Gambar : dok. pribadi
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Melalui Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas III SDN Danau”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Melalui Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas III SDN Danau.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Terpadu dapat Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas III SDN Danau.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Terpadu untuk meningkatkan Keterampilan Menulis. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Terpadu yang lebih menarik dan bervariasi.
Kata kunci: Keterampilan Menulis, Pembelajaran Terpadu
BAB I
PENDAHULUAN
-
- Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa tulis bagi seseorang mutlak diperlukan. Namun, dalam kenyataan pembelajaran menulis di sekolah kurang begitu mendapatkan perhatian yang memadai. Akibatnya, keterampilan menulis siswa kurang memadai. Ada beberapa penyebab kekurangberhasilan pembelajaran menulis di sekolah dasar. Salah satu penyebabnya ialah penyampaian materi yang masih menggunakan pendekatan tidak terpadu. Keempat keterampilan berbahasa (keterampilan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara) ini berdiri sendiri-sendiri, bahkan dianggap sebagai ilmu tersendiri.
Realisasi pembelajaran menulis secara terpadu terikat dua hal, yaitu (1) keseluruhan proses pembelajaran berorientasi pada kebermaknaan dan (2) pembelajaran berorientasi pada pembelajar. Pembelajaran dijadikan fokus utama sebagai pelaku pembelajaran.
Pemikiran mengenai peningkatan kemampuan menulis siswa dengan pendekatan pembelajaran terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilakukan penelitian. Dengan demikian, peneliti akan mencoba untuk menerapkan pendekatan pembelajaran terpadu untuk pembelajaran menulis pada siswa Kelas III SDN Danau.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pendekatan pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa Kelas III SDN Danau?
- Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan penelitian umum dan khusus adalah sebagai berikut.
1) Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kelas III SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018 melalui penerapan pendekatan pembelajaran terpadu.
2) Tujuan Khusus
Tujuan penelitian khusus ini adalah untuk:
- Mengetahui peningkatan kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan pendekatan pembelajaran terpadu pada siswa Kelas III SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018.
- Mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia secara efektif melalui penerapan pendekatan pembelajaran terpadu dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa Kelas III SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018.
- Mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis siswa Kelas III SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018 setelah diterapkan pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia
- Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoretis:
Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat teori yang sudah ada. Misalnya teori tentang pendekatan terpadu dalam pembelajaran menulis.
- Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk siswa, guru, dan lembaga pendidikan yang terkait.
- Bagi Siswa
- Tumbuhnya dorongan yang kuat pada diri siswa dalam proses pembelajaran menulis.
2) Meningkatnya kemampuan siswa baik aspek kognitif maupun afektif
- Dapat menerapkan kegiatan membaca dengan efektif dan efisien.
- Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.
- Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar khususnya dalam bidang menulis.
- Bagi Guru
- Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
- Menambah keluasan dan kedalaman konsep menulis bagi guru bahasa Indonesia.
- Menambah pemahaman tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga para guru dapat meningkatkan pembelajaran untuk memecahkan segala permasalahan yang ada.
- Membantu memperlancar proses pelaksanaan pembelajaran menulis dengan pendekatan pembelajaran terpadu.
- Mendorong guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang lain untuk memperbaiki kinerjanya.
- Bagi Lembaga Pendidikan yang terkait
- Tumbuhnya motivasi pengajar/guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
- Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan kebijakan dalam proses belajar mengajar.
- Sebagai dokumen untuk pembinaan guru ke depan dalam memperbaiki proses belajar-mengajar umumnya dan pembelajaran menulis pada khususnya.
- Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif di SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018.
- Meningkatnya kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
- Landasan Teoretis
2.1.1. Kemampuan Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat memahami bahasa dan lambang-lambang grafis itu (HG Tarigan, 1983:21). Sebagai bentuk penuangan gagasan, jenis-jenis tulisan berdasarkan tujuan yang disampaikan ada bermacam-macam. Keraf (1995:6-7) membagi jenis tulisan menjadi lima yaitu (1) eksposisi, (2) argumentasi, (3) persuasi, (4) deskripsi, dan (5) narasi. Selanjutny
a dikemukakan bahwa persuasi merupakan varian dari argumentasi.
Gorys Keraf (1984: 8-9) mengemukakan bahwa manfaat menulis, yaitu untuk (1) Ketrampilan Menulis, (2) lebih memahami orang lain, (3) belajar mengamati dunia sekitar dengan cermat, dan (4) untuk mengembangkan proses berpikir secara jelas dan teratur. Dalam proses menulis sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu (1) isi karangan, (2) bentuk karangan, (3) tata bahasa, (4) gaya, dan (5) ejaan dan tanda baca (Harris, 1974:68).
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses menulis akademik, tahap-tahap menulis meliputi (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (revisi). Tulisan yang baik mempunyai ciri-ciri (1) mudah, (2) berterima, (3) ekonomis, (4) tepat, (5) langsung, (6) utuh, dan (7) gramatikal.
2.1.2. Penguasaan Struktur Bahasa dalam Menulis
Aspek penguasaan struktur bahasa (gramatikal) merupakan salah satu dari bekal kemampuan menulis. Penguasaan terhadap struktur bahasa berarti kemampuan untuk mengetahui struktur bahasa sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Dalam perkembangan sekarang, struktur bahasa bahkan bukan hanya tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat, dan tata makna, melainkan sudah sampai kepada tata wacana.
2.1.3. Kaitan Teknik Penulisan dengan Kemampuan Berbahasa dalam Menulis
Teknik penulisan (ilmiah) mempunyai dua aspek, yaitu (1) gaya penulisan (membuat ilmiah) dan (2) teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan yang digunakan dalam penulisan. Komunikasi (ilmiah) harus jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
Dalam penyusunan paragraf, penguasaan kalimat oleh para pembelajar sangat penting karena kalimat merupakan pendukung paragraf yang merupakan dasar pokok karangan. Karangan yang baik terdiri atas susunan kalimat yang baik.
2.1.4. Penilaian Tulisan
Dalam menilai suatu tulisan, ada beberapa cara yang digunakan. Madsen (1983:120) membagi cara penilaian karangan menjadi dua, yaitu (1) cara analitik dan (2) cara holistik. Penilaian secara analitik dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat aspek-aspek yang ada dalam karangan.
Penilaian holistik dilakukan dengan cara melihat karangan secara menyeluruh dan dalam hal ini yang dipentingkan sifat komunikasinya.
2.2. Pendekatan Pembelajaran Terpadu
2.2.1. Hakikat Pembelajaran Terpadu
Istilah terpadu oleh Nasution (1978: 10) dikaitkan dengan kurikulum terpadu bahwa pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang meniadakan batas-batas berbagai mata pelajaran dalam bentuk unit-unit atau keseluruhan.
Kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat membentuk pribadi pembelajar yang terpadu, yaitu manusia yang sesuai dan selaras. Kesesuaian materi ajar dari setiap mata pelajaran yang ada di kurikulum sekolah dasar merupakan padanan istilah terpadu. Artinya, ada korelasi dan kontinuitas dari setiap mataeri ajar pada mata pelajaran pelajaran yang berbeda-beda. Hal inilah yang kemudian dikenal di sekolah dasar dengan pembelajaran yang mengaju pada tema, atau pembelajaran tematik.
2.2.2. Pendekatan Terpadu dalam Pembejaran Bahasa
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran berbahasa mempunyai tujuan agar siswa tuntas berbahasa. Semua pendekatan yang dikonsepkan oleh para pakar bahasa bertujuan agar anak didik segera terampil berbahasa dalam penggunaan bahan ajar tertentu (Pateda, 1991: 98).
Istilah pendekatan terpadu dikemukakan oleh Oxford, et al. (1994: 257) bahwa pendekatan terpadu adalah pengajaran keterampilan berbahasa pada membaca, menulis, menyimak, dan berbicara yang satu berhubungan dengan yang lain, pada waktu suatu pengajaran berisi aktivitas-aktivitas yang menghubungkan antara menyimak dan berbicara serta menulis dan membaca dengan penekanan pada kenyataan dan kebermaknaan komunikasi.
2.2.3. Model Pembelajaran Terpadu
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, dan unit tematiknya terdapat beberapa cara merencanakan pembelajaran terpadu. Forgaty (1991: 15) mengajukan beberapa model pembelajaran terpadu, antara lain (1) connected, (2) nested, (3) webbed, dan (4) integrated.
Dalam pembelajaran menulis diupayakan pada keterampilan berbahasa yang ditunjukkan untuk memahami isi, menggabungkan daya pikir, dan menggabungkan keterampilan sosial.
- Model Pembelajaran Terpadu dalam Keterampilan Berbahasa
Teori keterpaduan bahasa, menurut Pappas et al. (1995: 7) didasari oleh tiga prinsip, yaitu (1) pembelajar yang aktif dan konstruktif, (2) bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan tujuan kehidupan sosialnya dalam bermacam-macam bahasa, dan (3) pengetahuan yang diorganisasi dan disusun berdasarkan individu pembelajar melalui intraksi sosial.
Di dalam pembelajaran ini porsi menulis lebih banyak dibandingkan dengan aspek keterampilan yang lain. Pola-pola pembelajaran kemampuan menulis dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut.
Menyimak – berdiskusi – menulis
Berdiskusi – menulis - membaca
Menulis – melaporkan – membaca
Membaca – menulis – berdiskusi.
- Kerangka Berpikir
- pendekatan terpadu dalam meningkatkan kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut dapat dilihat pada skema seperti berikut ini.
Gambar 2.1. Alur berpikir kaitan penerapan pendekatan pembelajaran terpadu dengan pembelajaran menulis
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teorietis dan kerangka berpikir yang dikemukakan pada uraian sebelumnya, hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut:
”Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa Kelas III SDN Danau.”
BAB III
METODE PENELITIAN
- Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Danau Kecamatan Awang Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018, yang berada 24 km dari kota Kabupaten Barito Timur. SDN Danau Kecamatan Awang Kabupaten Barito Timur terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Sekolah dan 9 orang guru terdiri 2 Guru laki-laki dan 7 Guru Perempuan Serta 1 orang Tenaga kependidikan. Terdiri dari 6 (enam) robongan belajar.
3.2 Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas III SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018. Dimulai Bulan Januari sampai Maret 2018 selama 3 bulan. Pada bulan-bulan tersebut peneliti mulai aktif mengadakan penelitian.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 9 orang yang terdiri dari 2 orang siswa perempuan dan 7 orang siswa laki-laki. Siswa kebanyakan berasal dari lingkungan sekitar. Orang tua mereka kebanyakan bercocok tanam atau petani dan hanya sebagian kecil sebagai PNS, berdagang atau berjualan, dan wiraswasta. Keadaan ini memungkinkan mereka sangat bebas dan cara belajarnya kurang terkontrol sehingga siswa jarang melakukan kegiatan menulis.
Kelas ini berbeda dengan angkatan atau kelas lain, yakni siswanya cukup antusias dalam pembelajaran. Namun, berdasarkan keterangan dari guru Kelas III sebagian besar memiliki prestasi cukup dan kemampuan menulisnya tergolong rendah.
3.3. Prosedur Penelitian
Di dalam sub bab ini akan dipaparkan hal-hal yang menyangkut masalah (1) metode penelitian, (2) siklus , dan (3) prosedur penelitian
3.3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode ”Classroom Action Research” yang disingkat CAR atau penelitian tindakan kelas. Siklus action research dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan (divisualisasikan).
Beberapa ahli menyajikan teori tentan skema penelitian tindakan kelas dan masing-masing teori yang ada saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Peneliti memilih skema dan model penelitian tindakan kelas yang ditawarkan oleh Hopkins.
Demikian gambaran dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Hopkins (dalam Suharsimi, 2010: 105) adalah sebagai berikut.
|
Perencanaan |
Refleksi |
Tindakan/ Observasi |
Refleksi |
Perbaikan Rencana |
Dan seterusnya |
Tindakan/ Observasi |
Perbaikan Rencana |
Refleksi |
Tindakan/ Observasi |
Gambar 3. Siklus PTK
3.3.2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah (1) hasil belajar siswa; (2) aktivitas siswa selama proses pembelajaran; (3) respon siswa terhadap proses pembelajaran operasi pada bentuk akar melalui penerapan pembelajaran aktif.
3.3.3. Siklus Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi beberapa siklus. Banyaknya siklus yang digunakan tergantung hasil refleksi dari siklus sebelumnya yang berdaur ulang dan berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi kegiatan perrencanaan tindakan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Setiap siklus dilakukan dengan memberikan tindakan pelatihan dengan berbagai penguasaan bahasa yang dikaitkan dengan karangan dan diakhiri dengan praktik menulis atau kegiatan mengarang.
3.3.4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian mencakup: (1) perencanaan tindakan yang akan digunakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi hasil tindakan yang telah dilakukan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) peristiwa atau kegiatan, yaitu proses kegiatan pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu, (b) pelaku peristiwa, yaitu informan atau nara sumber dari guru bahasa dan sastra Indonesia, dan (c) dokumen berupa kurikulum dan perangkat pembelajaran guru.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan (1) pengamatan, (2) wawancara, dan (3) tes.
3.3.5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya dengan indikator-indikator kinerja yang sudah ditentukan. Adapun indikator kinerja yang ditentukan apabila ada peningkatan jumlah siswa menguasai gramatika dalam penyusunan karangan (pada kondisi awal) dan apabila ada peningkatan jumlah siswa yang mampu mengorganisasikan isi karangan dengan menggunakan pendekatan terpadu dengan baik pada akhir siklus.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
- Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum tindakan kelas dilaksanakan langkah yang ditempuh peneliti adalah mengetahui kondisi awal kemampuan menulis siswa. Data ini diperoleh dari hasil Pratindakan bahwa data kondisi awal siswa didapat kemampuan menulis siswa (nilai ulangan/tugas) di semester I Kelas III.
Hasil Pra Tindakan menulis siswa Kelas III dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Hasil Pra Tindakan Kemampuan Menulis
No. |
Nama |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Ade Muna Jari |
70 |
Tuntas |
2 |
Anugerahnu |
50 |
Tidak Tuntas |
3 |
Cikaliani |
70 |
Tuntas |
4 |
Hizkia Trio P |
50 |
Tidak Tuntas |
5 |
Neng Fitria A |
70 |
Tuntas |
6 |
Resno Tara |
60 |
Tidak Tuntas |
7 |
Reza Kristian |
80 |
Tuntas |
8 |
Riski Maulana |
60 |
Tidak Tuntas |
9 |
Silvanus C |
70 |
Tuntas |
|
Jumlah |
580 |
|
|
Rata-rata |
64,4 |
|
|
Ketuntasan |
55,6 |
Tidak Tuntas |
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi beberapa siklus yang berdaur ulang dan berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan tindakan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Setiap siklus dilakukan dengan memberikan tindakan pelatihan dan diakhiri dengan praktik menulis. Hal ini dilakukan untuk mengukur peningkatan kemampan siswa Kelas III SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018.
4.1.2 Deskripsi Hasil Siklus I
a) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun perencanaan pembelajaran atau skenario pembelajaran menulis dengan pendekatan terpadu. Rencana pembelajaran siklus I itu ditetapkan pendekatan terpadu yang pertama yaitu dengan memberikan pelatihan persepsi tentang keterpaduan pembelajaran menulis dengan bidang lain.
b) Pelaksanaan
Siklus pertama ini dilaksanakan mulai hari jumat tanggal 26 Januari 2018. Siklus I ini ada empat pertemuan, dari empat pertemuan tersebut yang digunakan untuk khusus untuk pembelajaran terpadu dalam keterampilan menulis dua pertemuan (masing-masing pertemuan 70 menit).
Pola-pola pembelajaran kemampuan menulis dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut.
Menyimak – berdiskusi – menulis
Berdiskusi – menulis - membaca
Menulis – melaporkan – membaca
Membaca – menulis – berdiskusi.
c) Observasi
- Hasil Belajar
Peneliti mencatat pada lembar pengamatan siapa saja yang berhasil dan siapa saja yang belum berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik. Dikatakan berhasil apabila siswa telah mendapat nilai minimal 70, kurang dari 70 masih dikategorikan hasilnya belum memadai (belum baik).
Berdasarkan hasil tugas yang dikerjakan siswa tersebut dapat diketahui bahwa setiap tugas yang dikerjakan hasilnya ada peningkatan yang signifikan dengan kemampuan menulisnya.
Tabel 4.2. Hasil penguasaan struktur bahasa dalam keterampilan menulis
Siswa kelas III
No. |
Nama |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Ade Muna Jari |
80 |
Tuntas |
2 |
Anugerahnu |
60 |
Tidak Tuntas |
3 |
Cikaliani |
80 |
Tuntas |
4 |
Hizkia Trio P |
60 |
Tidak Tuntas |
5 |
Neng Fitria A |
80 |
Tuntas |
6 |
Resno Tara |
70 |
Tuntas |
7 |
Reza Kristian |
90 |
Tuntas |
8 |
Riski Maulana |
70 |
Tuntas |
9 |
Silvanus C |
75 |
Tuntas |
|
Jumlah |
665 |
|
|
Rata-rata |
73,9 |
|
|
Ketuntasan |
77,8 |
Tidak Tuntas |
Pada siklus I ini seperti terlihat di tabel 2 tentang penguasaan struktur bahasa, sebagai berikut: dari 9 siswa terdapat 7 siswa yang tuntas atau sebesar 77,8% dan 2 siswa yang belum tuntas atau sebesar 22,2% dengan nilai rata-rata sebesar 73,9.
- Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Terpadu pada Materi Ketrampilan Menulis pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Terpadu digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran Terpadu, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 9 siswa terhadap model pembelajaran Terpadu yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Ketrampilan Menulis, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu.
Tabel 4.3 Respons siswa terhadap model pembelajaran menggunakan
Pembelajaran Terpadu
No. |
Uraian |
Tanggapan Siswa |
|||
Senang |
Tidak Senang |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1. |
Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ? |
9 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Senang |
Tidak Senang |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
2. |
Bagaimana perasaan kamu terhadap :
|
9 7 7 9 |
100 77,8 77,8 100 |
0 1 1 0 |
0 22,2 22,2 0 |
|
|
Mudah |
Sulit |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
3. |
Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini |
6 |
66,7 |
3 |
33,3 |
|
|
Bermanfaat |
Tidak Bermanfaat |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
4. |
Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ? |
9 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Baru |
Tidak Baru |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
5. |
Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? |
9 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Ya |
Tidak |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
6. |
Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Terpadu? |
9 |
100 |
0 |
0 |
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran
Menggunakan Pembelajaran Terpadu
N=Jumlah: 9 orang
- Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu dalam materi pelajaran Ketrampilan Menulis pada siklus I sebesar 2,75 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan Pembelajaran Terpadu
No. |
Aspek yang diamati |
Skor pengamatan |
|
Siklus I |
Keterangan |
||
1. 2. 3. 4. |
Pesiapan Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Suasana Kelas |
3,0 2,5 2,5 3,0 |
Baik Baik Baik Baik |
Rata – Rata |
2,75 |
Baik |
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
d) Refleksi
Melihat hasil yang belum maksimal tersebut maka pada siklus II perlu dilakukan latihan ulang pelatihan persepsi dan diberi tugas agar berlatih sendiri (tugas terstruktur) di rumah. Hal tersebut akan menjadikan pembelajar lebih efisien apabila siswa melakukan latihan secara terus-menerus. Selain mengulang persepsi penguasaan struktur bahasa (pembentukan kata, frase, dan ungkapan baru), siswa perlu diberi latihan model pelatihan yang lain, yaitu dalam meningkatkan kinerjanya siswa perlu membaca berbagai sumber belajar lagi yang ada kaitan atau relevansinya dengan tema yang diangkat di dalam mengembangkan tulisannya tersebut.
4.2.3 Deskripsi Hasil Siklus II
- Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, yang merekomendasikan bahwa hasil penguasaan struktur bahasa dalam kemampuan menulis siswa belum memadai, maka pada siklus II ini perlu disusun rencana tindakan selanjutnya. Pada kegiatan perencanaan ini guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan materi perkuliahan tentang penusunan kalimat efektif termasuk instrumen dan lembar observasi yang akan digunakan untuk pertemuan berikutnya.
Peneliti menyiapkan lembar pelatihan persepsi dan lembar observasi dengan tujuan untuk mengukur perkembanga kemampuan siswa.
- Pelaksanaan Tindakan
Siklus kedua ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 9 Februari 2018.
- Pelatihan ulang
Guru menjelaskan agar siswa dapat tujuan pembelajaran tersebut siswa akan mengulang pelatihan persepsi mengenai penyusunan kalimat efektif di dalam keterampilan menulis mereka khususnya tentang persyaratan kebenaran struktur (correctness) dan kecocokan konteks (appropriacy) di dalam hasil tulisannya.
- Pelatihan pokok atau kosentrasi
Pelatihan pada siklus II berikut ini adalah mengenai pembelajaran terpadu dalam keterampilan menulis dengan pola ”Menulis-melaporkan-membaca” yang menekankan materi pengembangan kalimat efektif.
3) Praktik Menulis
Teknik pelaksanaan keterampilan menulis di siklus II ini prinsipnya sama dengan pelaksanaan praktik keterampilan menulis sebelumnya, hanya saja keterampilan menulis kali ini ditekankan pada penyusunan kalimat efektif dengan mengikuti persyaratan yang ada.
c) Observasi (Hasil Tindakan)
1) Hasil Belajar
Langkah berikutnya adalah mengulangi pelatihan dan penjelasan mengenai materi berikutnya, yaitu penyusunan kalimat efektif, agar siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis. Pengulangan pelatihan ini sampai tiga kali pertemuan dan setiap tahap selalu ada tugas menulis yang harus dikerjakan siswa. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, siswa disuruh melaporkan kepada guru. Kemudian untuk mengecek hasilnya, siswa disuruh mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Pada pertemuan terakhir, siswa diberi tes keterampilan menulis yang menekankan pengembangan paragraf termasuk juga diksi dan penguasaan struktur bahasa. Untuk mengetahui hasil pengembangan paragraf siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.5. Hasil Pengembangan Paragraf dalam Keterampilan Menulis
Siklus II
No. |
Nama |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Ade Muna Jari |
90 |
Tuntas |
2 |
Anugerahnu |
70 |
Tuntas |
3 |
Cikaliani |
90 |
Tuntas |
4 |
Hizkia Trio P |
70 |
Tuntas |
5 |
Neng Fitria A |
90 |
Tuntas |
6 |
Resno Tara |
80 |
Tuntas |
7 |
Reza Kristian |
100 |
Tuntas |
8 |
Riski Maulana |
80 |
Tuntas |
9 |
Silvanus C |
80 |
Tuntas |
|
Jumlah |
750 |
|
|
Rata-rata |
83,3 |
|
|
Ketuntasan |
100% |
Tuntas |
Pada siklus II ini seperti terlihat di tabel 2 tentang penguasaan struktur bahasa, sebagai berikut: dari 9 siswa terdapat 9 siswa yang tuntas atau sebesar 100% dan 0 siswa yang belum tuntas atau sebesar 0% dengan nilai rata-rata sebesar 83,3.
Pada kegiatan pelaporan hasil, kelas memang tampak ramai tetapi dalam suasana yang menyenangkan. Suasana kelas menggambarkan kemauan keras siswa. Mereka kelihatan berusaha untuk memperbaikinya. Hal itu terindikasi dari hasil pelataihan berikutnya yang semakin baik.
Situasi kelas juga menjadi sorotan dalam penelitian ini. Pada kegiatan ini kelas berubah menjadi gaduh karena para siswa sibuk mengoreksi karangan masing-masing. Namun kelas sangat hidup dengan keaktifan siswa. Di samping itu, siswa tampak senang dengan kegiatannya masing-masing.
- Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Terpadu pada Materi Ketrampilan Menulis pada siklus 1 adalah rata–rata 3,0 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Terpadu digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran Terpadu, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 9 siswa terhadap model pembelajaran Terpadu yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Ketrampilan Menulis, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu.
Tabel 4.6 Respons siswa terhadap model pembelajaran menggunakan
Pembelajaran Terpadu
No. |
Uraian |
Tanggapan Siswa |
|||
Senang |
Tidak Senang |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1. |
Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ? |
9 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Senang |
Tidak Senang |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
2. |
Bagaimana perasaan kamu terhadap :
|
9 9 9 9 |
100 100 100 100 |
0 0 0 0 |
0 0 0 0 |
|
|
Mudah |
Sulit |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
3. |
Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini |
9 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Bermanfaat |
Tidak Bermanfaat |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
4. |
Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ? |
9 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Baru |
Tidak Baru |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
5. |
Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? |
9 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Ya |
Tidak |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
6. |
Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Terpadu? |
9 |
100 |
0 |
0 |
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran
Menggunakan Pembelajaran Terpadu
N=Jumlah: 9 orang
- Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu dalam materi pelajaran Ketrampilan Menulis pada siklus II sebesar 3,0 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Pembelajaran Terpadu
No. |
Aspek yang diamati |
Skor pengamatan |
|
Siklus II |
Keterangan |
||
1. 2. 3. 4. |
Pesiapan Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Suasana Kelas |
3,0 3,0 3,0 3,0 |
Baik Baik Baik Baik |
Rata – Rata |
3,0 |
Baik |
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
d) Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Ketrampilan Menulis dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Terpadu. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Ketrampilan Menulis.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Ketrampilan Menulis. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Ketrampilan Menulis khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
Hasil tindakan dan analisis ini dilaksanakan terhadap praktik kemampuan menulis siswa dengan pendekatan terpadu dengan pola ”Menulis – melaporkan – membaca”.
4.2 Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas III SDN Danau untuk Materi Ketrampilan Menulis dengan model pembelajaran mengunakan Pembelajaran Terpadu diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 64,4 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 55,6% dan yang tidak tuntas 44,4%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas III SDN Danau pada siklus 1 untuk Materi Ketrampilan Menulis dengan model pembelajaran, Pembelajaran Terpadu diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 73,9 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 77,8% dan yang tidak tuntas 22,2%.
Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Ketrampilan Menulis diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 833, dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 70 terdapat 2 orang dengan ketuntasan belajar 100% dan yang tidak tuntas 0%.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas III SDN Danau tahun pelajaran 2017/2018 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Ketrampilan Menulis. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Ketrampilan Menulis. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Terpadu.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Pembelajaran Terpadu pada materi Ketrampilan Menulis menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.
3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Terpadu
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Terpadu menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Terpadu pada Materi Ketrampilan Menulisl. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.
4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Pembelajaran Terpadu
Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Terpadu disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Pembelajaran Terpadu. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Pembelajaran Terpadu, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Terpadu bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.
BAB V
PENUTUP
- Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan (penerapan) pendekatan pembelajaran terpadu di dalam pembelajaran kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia ternyata dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Hal ini terindikasi dari adanya peningkatan perolehan kemampuan menulis (KM) yang rendah meningkat ke KM yang lebih tinggi.
2. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berjalan efektif dalam menerapkan pendekatan terpadu dapat mensinergikan antara kemampuan fisik dan kemampuan psikis sehingga kemampuan menulisnya meningkat.
- Peningkatan kemampuan menulis siswa KELAS III sekolah dasar setelah diterapkan pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pada kondisi awal perolehan nilai KM adalah 55,6%. Pada siklus I perolehan KM tertinggi adalah 77,8%. Pada siklus II perolehan nilai tertinggi 100%.
4. Pendekatan terpadu yang diterapkan pada orientasi pembelajaran pada siswa tidak sekadar memberikan fakta atau konsep sebanyak-banyaknya, tetapi lebih berfokus pada proses sampai siswa menemukan konsepnya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini memungkinkan siswa menyelidiki sendiri berbagai hal yang selanjutnya berguna bagiperkembangan intelektual dan mental mereka.
- Apabila keterampilan menulis akan dimanfaatkan dalam pembelajaran aspek penalaran dalam berbahasa di Kelas III SDN Danau aspek strategi, metode, pendekatan, dan penyampaianya pun harus disesuaikan dengan tujuan dan materi pelajaran. Selain itu, perlu diarahkan pada kemampuan penalaran ada pengenalan serta memperkaya berpikir secara logis dan analitis dalam berbahasa melalui aspek keterampilan berbahasa yang lain. Di samping itu, juga menerapkan pola-pola penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif melalui aspek keterampilan berbahasa Indonesia.
- Saran
Berdaarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan tersebut dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.
- Siswa disarankan agar terus-menerus berlatih menulis agar dapat meningkatkan keterampilan menulisnya. Semakin banyak berlatih menulis, siswa akan semakin lancar dan mudah di dalam mengungkapkan atau menyampaikan buah pikiran, perasaan, pengalaman, dan pendapatnya dalam bentuk bahasa tulis kepada orang lain.
- Dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa, para guru hendaknya menunda terlebi dahulu tugas mengarang secara bebas untuk itu program menyusun karangan terarah perlu diberikan kepada siswa. Salah satu wujud komposisi terarah adalah pemberian latihan menganalisis aspek-aspek kebahasaan dan teknik penulisan. Aspek-aspek karangan yang menjadi fokus bagi kegiatan menyusun karangan terarah itu dapat bersifat tunggal (misalnya, ejaan atau tanda baca atau pengorganisasian paragraf), tetapi dapat mencakup beberapa aspek karangan sekaligus. Hasil dari pemberian program latihan itu adalah makin meningkatnya kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan.
- Bagi pengajar ketrampilan berbahasa Indonesia di program Kelas III sekolah dasar hendaklah mengajarkan materi keterampilan berbahasa (ketrampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis) diberikan dalam satu kesatuan (terpadu) karena pada keempat keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
- pengajar keterampilan berbahasa Indonesia di dalam membelajarkan keterampilan menulis lebih banyak menekankan pada aspek-aspek kebahasaan, mengingat selama ini sebagian pengajar lebih menekankan kepada faktor keindahanhan kebenaran bentuk tulisan dalam mengoreksi karangan siswa. Penilaian yang lebih menitikberatkan pada bentuk penulisan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran menulis yang hendak dicapai, yaitu agar siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa tulis.
DAFTAR PUSTAKA
Gorys Keraf. 1984. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
__________.1994. Komposisi. Flores-Ende: Nusa Indah.
Harris, P. 1974. Testing English as a Second Language. New York: Tata McGraw-Hill.
Heaton, J.B. 1983. Writing English Language Texts. Singapore: Longman Gr.
Hughes, Athur. 1990. Testing for Language Teachers. New York: Cambridge University Press.
Imam Syafi’e. 1993. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Madson, Harold S. 1983. Techniques in Testing. New York: Oxford University Press.
Mansoer Pateda. 1991. Linguistik Terapan. Ende-Flores: Nusa Indah.
McCrimmon, James. 2008. Writing with a Purpose. Boston: Houghton Mifflin Company.
Mulyanto Sumardi (ed). 1992. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Morgan, Clifford T. 1986. Introduction Psychology. New York: McGraw-Hill Book Copany.
Oxford, Robecca L. 2009. Integrating The Language. Great Britain: Pergamom.
Ramlan. 2017. “Penyusunan Tata Bahasa Struktural Bahasa Indonesia”. Pedoman Penulisan Tata Bahasa. Ed. Yus Rusyana dan Samsuri. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kedbuadayaan.
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsyad, dan Sakura H. Ridwan. 2010 Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Savignon, Sandra J. 2009. Communicative Competence: Theory and Classroom Practise. New York: Addison Wesley Publishing Company Inc.
Tampubolon. 2010. Kemampuan Membaca, Teknik membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.