Contoh PTK Guru PAI
Penelitian Tindakan Kelas

By JUMAKIR, S Pd., MM 30 Apr 2022, 16:10:35 WIB contoh PTK
Contoh PTK Guru PAI

Gambar : dok. pribadi


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: Peningkatan Hasil Belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  Siswa Kelas V SDN 2 Magantis”.

 

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Materi Meneladani Perilaku Nabi Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas V SDN 2 Magantis.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi Siswa Kelas V SDN 2 Magantis.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran STAD

BAB I

PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional  juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas V SDN 2 Magantis, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

  1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan PAI masih rendah,
  2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
  3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan PAI hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat  konsep–konsep Agama Islam yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Meneladani Perilaku Nabi adalah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian  terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas V SDN 2 Magantis“.

    1. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi siswa Kelas V SDN 2 Magantis?

    1. Tujuan Penelitian

Meningkatkan  hasil belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD siswa Kelas V SDN 2 Magantis.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Meneladani Perilaku Nabi.
  2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Meneladani Perilaku Nabi sehingga pelajaran Materi Meneladani Perilaku Nabi menjadi lebih sederhana.
  3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi  rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
  2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,  

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

 

      1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
  1. Deskripsi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, namun penguasaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai mutlak diperlukan. Untuk itu perlu kiranya para guru mampu menggunakan pendekatan dan metode yang tepat agar pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Model pembelajaran STAD lebih tepat diterapkan melalui metode kooperatif yakni siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya sehingga anggota kelompok saling membantu.

Dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) maka untuk tiga cerpen yang tersebut. Dengan memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota dan sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Begitu selesai kegiatan guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa saat menjawab kuis / pertanyaan siswa tidak boleh saling bantu sehingga kemudian guru memberi evaluasi dan membuat kesimpulan tentang hasil kemajuan belajar siswa.

  1. Keuntungan penggunaan Strategi

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menguntungkan dalam banyak hal Ogle (2006). menyatakan bahwa strategi ini dapat digunakan untuk brainstorming di awal pelajaran untuk menemukan apa yang telala diketahui siswa Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat membantu siswa memonitor pemahaman mereka terhap bacaan.  juga dimaksudkan sebagai latihan, untuk suatu kelompok belajar maupun sebuah kelas, yang dapat membimbing siswa membaca dan memahami sebuah teks bacaan. Strategi ini dapat digunakan siswa untuk bekerja sendiri, tetapi diskusi akan lebih membantu memahami teks bacaan lebih baik. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan gagasan mereka di luar teks yang mereka baca.

  1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
  1. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan reading comprehension siswa. Hal ini terjadi setelah siswa mengerti bagaimana menggunakan strategi tersebut dengan benar untuk memahami bacaan. Dalam proses memahami penggunaan STAD, siswa memerlukan bimbingan dan pemaparan yang jelas. Setelah itu siswa dapat mengisi kolom yang digunakan dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD selangkah demi selangkah. Pertama-tama mereka menulis informasi yang berhubungan dengan topik yang disajikan guru atau peneliti di kolom K. Kemudaan siswa dapat membuat pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang topik yang disajikan di dalam kolom. Selanjutnva siswa dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom siswa tidak menemukan jawaban di bacaan, siswa-mencarinya dari sumber lain. Jawaban-jawaban tersebut diletakkan padat kolom.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ini, siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan reading. Mereka lebih perhatian saat diperkenalkan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD peneliti. Strategi ini membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari bacaan.

  1. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Strategi Kin merupakan hal baru balk bagi siswa m aupun guru. Siswa memerlukan lebih banyak latiban untuk dapat menggunakan strategi

tersebut dengan tepat.

  1. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di dalam kelas.

Ada 3 langkah dalam pengajaran reading, yaitu: pre-reading activity, while-reading activity, dan post-reading activity. Berikut peranan dari Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada tiap langkah:

  1. Pre-Reading Activity

Menurut Boyton (Quistia.com), cara penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah sebagai berikut:

  • Memilih teks bacaan.
  • Membuat tabel STAD.
  • Mengajak siswa melakukan brainstorming tentang kosakata, istilah, atau frase yang dapat dihubungkan dengan topik bacaan.
  • Menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik bacan.
  • Meminta siswa menuliskan apa yang mereka ketahui tentang topik bacaan di dalam kolom K.

Berdasarkan gagasan yang dikemukakan Boyton, peneliti akan melaksanakan penelitian ini sebagai berikut:

Peneliti akan memilih teks bacaan yang akan digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar. Lalu peneliti akan membuat tabel STAD di papan tulis atau di selembar kertas. Peneliti akan meminta siswa menyalinnya untuk menulis informasi yang didapatkan dari teks bacaan.

Peneliti meminta siswa mengungkapkan kosakata, istilah, atau frase yang mereka anggap berhubungan dengan topik bacaan lalu menuliskannya dalam kolom K pada tabel STAD yang ada pada mereka. Kegiatan ini dilaksanakan sampai para siswa kehabisan gagasan.

  1. While-Rending Activity.

Peneliti meminta siswa membuat serangkaian pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui banyak tentang topik bacaan berdasarkan yang telah mereka tulis di dalam kolom. Pertama-tama siswa menulis kalimat di atas selembar kertas. Kemudian, siswa mengubah kalimat tersebut meniadi pertanyaan sebelum menuliskannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu siswa memfokuskan perhatian mereka selama pembacaan teks bacaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dituliskan pada kolom.

  1. Post-Reading Activity

Pada tahapan ini, siswa menjawab pertanyaan di kolom W selama atau setelah pembacaan teks bacaan lalu menuliskannya di kolom. Setelah itu, peneliti mendiskusikan informasi yang tercatat pada kolom dan memotivasi siswa mencari pertanyaan di dalam kolom yang tidak terjawab atau jawabannya tidak ditemukan di dalam teks bacaan. Siswa harus mencari sumber lain untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan yang tidak terjawab.

                                            

      1. Materi Meneladani Perilaku Nabi

 

 

Para Nabi yang diutus Allah SWT merupakan orang-orang pilihan yang mempunyai perilaku yang patut diteladani. Sudahkah kamu meneladani perilaku para nabi Allah SWT? Perilaku apa saja yang kamu teladani dari nabi Allah SWT?

Untuk Guru: membaca Al-Qur’an surah-surah pendek terpilih seperti Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-‘Asr atau bacaan Surah-surah pendek lainnyadalam Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dilaksanakan secara bersama-sama para murid di kelas yang bersangkutan. Aktivitas ini dilakukan pada setiap awal jam pelajaran Pendidikan Agama Islam selama 5-10 menit.

 

 

Setelah mengikuti pelajaran ini, siswadapat:

  • Meneladani perilaku Nabi Ayub AS.
  • Meneladani perilaku Nabi Musa AS.
  • Meneladani perilaku Nabi Isa AS.

_Pic1

 

Hari Kamis setelah pelajaran usai, Pak Hamdan mengajak para siswa keras 5 menjenguk Fatimah. Mereka berdoa dengan khusyuk untuk Fatimah yang sedang sakit keras, agar ia cepat sembuh dan dapat bermain serta belajar bersama mereka lagi. Ada yang menangis mengingat kebaikan-­kebaikan Fatimah. Ada yang termenung tidak percaya karena selama ini Fatimah selalu riang dan tidak terlihat tanda-tanda bahwa ia sedang sakit.

Mereka baru mengetahui setelah orangtuanya datang ke sekolah dan memberitahukan bahwa Fatimah terkena penyakit kanker. Fatimah anak yang rajin, baik hati, dan sederhana. Walaupun Fatimah anak orang kaya, ia selalu membantu temannya yang sedang kesusahan. Bila ada teman yang nakal padanya ia selalu sabar dan memaafkan temannya yang nakal. Bila ditanya ia akan menjawab bahwa ia mengikuti perilaku para nabi yang selalu sabar menghadapi cobaan dan ujian dari Allah.

Mendengar penjelasan Fatimah, temannya yang nakal pun malu dan meminta maaf. Setelah teman-temannya tahu bahwa Fatimah sakit keras barulah mereka merasa kehilangan dan menyesal selalu mengganggunya. Mereka pun sabar bahwa perilaku Fatimah yang meniru akhlak para nabi juga perlu mereka tiru. Maukah kamu memiliki sifat terpuji seperti akhlak para nabi? Ayo, kita pelajari keteladanan para nabi berikut ini.

 

  1. Meneladani Kesabaran Nabi Ayub AS

1. Nabi Ayub AS Sabar dan Tabah ketika Sakit

Setelah seluruh hartanya musnah dan semua putra-putrinya meninggal dunia, Allah SWT memberikan cobaan yang lebih berat kepada Nabi Ayub AS, yaitu penyakit ganas. Penyakit tersebut membuat tubuhnya mengeluar­kan darah bercampur nanah dan dipenuhi ulat yang menggerogoti daging tubuhnya.

b

 

Karena penyakit itulah, Nabi Ayub dan istrinya, Rahmah diusir oleh penduduk kampung tempat mereka tinggal. Setiap berpindah tempat, Nabi Ayub dan istrinya selalu diusir. Namun, Nabi Ayub tidak pernah berkeluh kesah dan berputus asa. Beliau selalu berzikir dan bersyukur kepada Allah SWT. Nabi Ayub menerima cobaan ini dengan sabar, tabah, dan tawakal kepada Allah SWT.

Melihat penderitaan Nabi Ayub AS yang begitu lama, istri Nabi Ayub, Rahmah meminta suaminya untuk memohon kesembuhan kepada Allah SWT. la berpikir bahwa Nabi Ayub AS seorang nabi, doanya pasti akan clikabulkan oleh Allah. Namun, Nabi Ayub AS merasa malu untuk memohon kesembuhan kepada Allah. Beliau merasa penderitaan yang sedang dialami­nya tidak seberapa dibandingkan dengan kesenangan dan kebahagiaan yang telah Allah SVVT berikan.

2. Nabi Ayub AS Sembuh dari Penyakitnya

Meskipun Allah SWT memberi cobaan kepada Nabi Ayub AS selama bertahun-tahun, namun tidak pernah terdengar keluh kesah beliau. Penyakit yang beliau derita diterima dengan sabar dan tabah.

Allah SWT mengutus Malaikat Jibril agar berkunjung dan menemui Nabi Ayub AS dengan membawa dua buah delima dari surga. Jibril berkata, "Makanlah buah ini!" Setelah Nabi Ayub AS memakan buah delima tersebut, Jibril berkata lagi, "Hai Ayub, atas izin Allah, berdirilah! Nabi Ayub dengan kekuasaan dan izin Allah dapat berdiri." Selanjutnya Jibril menyampaikan firman Allah SWT:

 

 

 

 

 

Kemudian Nabi Ayub AS memukulkan kaki kanannya ke bumi. Tiba-­tiba dengan izin Allah SWT memancarlah air hangat dari tanah clan beliau mandi dengan air hangat tersebut. Selanjutnya Nabi Ayub AS memukulkan kaki kirinya ke tanah dan memancarlah air sejuk dan beliau meminumnya.

 

 

Dengan izin Allah SWT akhirnya Nabi Ayub AS berangsur-angsur sembuh seperti sediakala. Allah pun memuji beliau sebagai orang sabar dan amat taat beribadah kepada Tuhannya, itu adalah sebaik-baik perbuatan hamba­Nya.

Setelah sembuh dari penyakitnya, Nabi Ayub AS ingat akan sumpahnya yakni mencambuk/memukul istrinya sebanyak 100 kali. Namun, beliau tidak memukulnya sebanyak 100 kali. Allah SWT menyuruh Nabi Ayub AS agar 100 lidi dijadikan satu ikatan dan dipukulkan kepada istrinya sekali saja sebagai penebus sumpah beliau saat sakit.

3. Meneladani Ketabahan Nabi Ayub AS

Dari kisah Nabi Ayub AS di atas, ada beberapa hal yang patut kita teladani. Berikut ini keteladanan yang patut ditiru dari Nabi Ayub AS baik saat beliau mempunyai harta kekayaan yang melimpah maupun saat beliau sakit.

  • Ketika Memiliki Harta Benda yang Melimpah

Ketika Nabi Ayub AS memiliki harta benda yang melimpah, beliau bersikap dan berperilaku:

  1. Rendah hati (towodu') dan tidak sombong.
  2. Senantiasa menyantuni fakir miskin dan anak yatim.
  3. Memuliakan tamu.
  4. Membangun banyak masjid sebagai tempat ibadah.
  5. Tekun beribadah, hartanya tidak melupakan dirinya dari taat beribadah dan bersyukur.
  6. Mempersilakan penduduk negeri memetik buah-buahan dari hasil perkebunannya.
  • Ketika Tertimpa Musibah dan Sakit

Ketika tertimpa musibah dan sakit, Nabi Ayub AS bersikap dan berperilaku:

  1. Sabar ketika beliau sakit selama 18 tahun.
  2. Tekun beribadah dan berzikir (ingat) kepada Allah SWT.
  3. Tidak berkeluh kesah walaupun semua yang ada pada dirinya, baik harta benda, maupun putra-putri beliau musnah.
  4. Rahmah istri Nabi Ayub AS yang salehah, setia melayani beliau saat suka maupun duka.

                                                                  

_Pic3 KEGIATAN SISWA

 

Tulislah sikap yang patut kita teladani dari kisah Nabi Ayub AS padA kolom di bawah ini!

1.

 

2.

 

3.

 

4.

 

5.

 

6.

 

7.

 

8.

 

9.

 

10.

 

 

 

 

  1. Meneladani Keberanian Nabi Musa AS

Tahukah kamu dari mana kita dapat meneladani keberanian Nabi Musa AS? Keberanian Musa yang dapat kita teladani terlihat dari kisah cerita yang ada dalam Al-Qur'an yaitu ketika Fir'aun menghimpun segala tipu daya melalui tukang-tukang sihirnya untuk mengalahkan Nabi Musa AS.

Nabi Musa AS berkata kepada mereka, "Amat celaka kamu! Janganlah kamu mengada-adakan dusta atas Allah dengan sombong, nanti kamu dibinasakan dengan siksa-Nya. Sungguh rugilah orang yang mengada-­adakan dusta itu."

Mereka berkata, "Sesungguhnya tukang sihir itu bermaksud menge­luarkan kamu dari negeri Mesir dengan kepandaian ilmunya."

Nabi Musa AS. menjawab, "Kumpulkan seluruh tukang sihir di negerimu! Lalu datanglah pada hari ini dan bahagialah bagi siapa yang menang."

Ahli sihir Fir'aun yang banyak tadi mulai berkata, "Hai Musa, siapakah yang harus lebih dahulu memulai pertarungan ini? Kami ataukah kamu?" Nabi Musa AS berkata, "Baiklah kalian mulailah lebih dulu!"

Kemudian tukang sihir itu melempar­kan tali dan tongkatnya. Dengan ilmu sihir, tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka seolah-olah menjadi ular yang besar dan panjang. Musa merasa ketakut­an dalam hatinya, karena melihat sihir mereka.

Allah berfirman kepada Musa, "Hai Musa! Janganlah engkau takut, sesung­guhnya engkau pasti menang! Lempar­kanlah tongkat yang ada di tangan kananmu dan nanti akan mengalahkan mereka. Karena apa yang mereka perbuat itu semata-mata tipu daya sihir saja. Dan dengan cara apa pun, mereka tidak akan berhasil mengalahkanmu!"

Nabi Musa mengikuti perintah Allah SWT. Ketika tongkatnya dilemparkan, tongkat tersebut berubah menjadi ular besar clan menelan semua ular yang dibuat oleh para tukang sihir Fir'aun. Melihat kejadian itu, semua tukang sihir itu menyatakan keimanannya kepada Allah SWT.

Mereka tunduk bersujud kepada Allah, seraya berkata, "Telah percaya kami kepada Tuhan yang kamu (Musa) sembah, Allah SVVT sang Pencipta Alam Semesta."

Mendengar perkataan para tukang sihir itu Fir'aun lebih marah lagi, sehingga menyiksa orang-orang yang beriman dengan siksa yang sangat berat. Kemudian Nabi Musa AS dan kaumnya lari dari Mesir, sehingga Fir'aun dan pasukannya mengejar sampai Laut Merah.

Di Laut Merah itulah Nabi Musa AS dan kaumnya terdesak hingga akhirnya Allah memberi wahyu kepada Nabi Musa AS agar memukulkan tongkatnya ke laut. Lalu, Nabi Musa AS memukulkan tongkatnya, sehingga laut terbelah menjadi dua. Nabi Musa AS dan kaumnya berjalan di atas laut yang terbelah dua itu. Kemudian menyusul di belakangnya Fir'aun dan pasukannya.

Allah menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaumnya. Laut yang terbelah dua tadi kembali menyatu ketika Fir'aun dan pasukannya berjalan di tengah laut. Tenggelamlah Fir'aun dan semua balatentaranya.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah cerita tersebut adalah:
> Menjauhi sifat dengki karena akan merusak diri sendiri?

  • Menjauhi sifat sombong karena kesombongan itu akan niembinasakan diri kita. Allah sangat bend terhadap orang-orang yang sombong.
  • Tidak membanggakan kekuatan, karena kekuatan hanya milik Allah.
  • Menjadi orang yang selalu berusaha untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kejahatan.
  • Menanamkan sifat kasih sayang dan tolong-menolong kepada orang lain seperti Nabi Musa AS ketika menolong anak perempuan Nabi Syu'aib mengambil air untuk kambingnya.
  • Menjadi manusia yang tabah dan sabar dalam menerima cobaan dan tantangan dari pihak lawan.

_Pic3

 

KEGIATAN SISWA

 

Tulislah secara singkat beberapa pelajaran yang dapat kamu ambil dari kisah Nabi Musa AS!

1. ..................................................................................................................

2. ..................................................................................................................

3. ..................................................................................................................

 

  1. Meneladani Ketaatan Nabi Isa AS

Ajaran Nabi Isa AS menyempurnakan ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Musa AS. Beliau meluruskan kesalahan clan kesesatan para pendeta Yahudi yang telah menyimpang jauh dari ajaran Nabi Musa AS. Agama yang dibawa oleh Nabi Musa AS mereka ubah untuk kepentingan sendiri. Para pendeta mengajarkan bahwa berkorban harta untuk pendeta berarti berkorban untuk Allah. Banyak para pendeta kaya raga, sedangkan kaumnya semakin miskin. Mereka hidup bersenang-senang dan berfoya-foya tanpa memedulikan kaumnya yang menderita.

Nabi Isa AS banyak mendapat rintangan dari para pendeta Yahudi clan para pembesar kerajaan dalam menyebarkan ajaran-ajaran Allah SWT. Mereka takut kehilangan harta dan kedudukannya, sehingga mendustakan ajaran Nabi Isa AS. Mereka sesungguhnya mengetahui bahwa ajaran Nabi Isa AS itu benar. Sedikit sekali orang Yahudi yang beriman kepada Nabi Isa AS. Jumlah orang yang beriman itu hanya sebanyak 12 orang. Mereka yang beriman kepada Nabi Isa AS itu kemudian disebut Howdrl'yyu-n.

Nabi Isa AS sangat giat berdakwah. Beliau tidak putus asa meskipun mendapat tantangan keras dari para pendeta clan pembesar kerajaan. Kaum Yahudi tidak ada lagi yang percaya. Bahkan mereka menuduh Nabi Isa AS sebagai pengkhianat yang memecah belah kaum Yahudi. Dakwah Nabi Isa AS membuat tokoh-tokoh kaum Yahudi marah. Mereka merasa bahwa dakwah Nabi Isa AS mengancam kedudukan clan kekuasaan mereka.

Orang-orang Yahudi semakin mencemooh Nabi Isa AS. Mereka meminta bukti kebenaran Nabi Isa AS sebagai utusan Allah SWT. Allah memberi mukjizat kepada Nabi Isa AS, antara lain:

  1. Dapat membuat burung dari tanah, setelah ditiup, burung itu bisa hidup dan terbang.
  2. Atas izin Allah SVVT Nabi Isa AS dapat menyembuhkan orang buta dan

penyakit kusta. Pada waktu itu banyak tabib-tabib yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit tetap, mereka tidak dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta.

  1. Dapat menghidupkan orang mati atas izin Allah SWT.
  2. Menurunkan makanan dari langit atas permintaan kaumnya.
  3. Bisa menebak makanan yang dimakan orang clan yang mereka simpan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nabi Isa AS telah memenuhi segala permintaan kaum Yahudi itu. Namun, tetap saja mereka tidak beriman. Bahkan mereka merencanakan akan membunuh Nabi Isa AS. Pasukan kerajaan pun dikerahkan untuk menangkap dan membunuh Nabi Isa AS.

Salah satu pengikut Nabi Isa AS yang bernama Yudas Iskariot, atau disebut juga dengan nama Yahuza, berkhianat. la menunjukkan persem­bunyian Nabi Isa AS. Tetapi Allah SWT melindungi Nabi Isa AS. Nabi Isa AS diangkat ke langit oleh Allah. Sedangkan Yahuza sang pengkhianat itu diserupakan oleh Allah SWT seperti Nabi Isa AS. Para tentara kerajaan menangkap Yahuza yang dikiranya Nabi Isa AS tersebut, kemudian dibunuhnya di Golgota dengan cara disalib.

Sifat-sifat Maryam dan Nabi Isa AS yang harus kita teladani antara lain:

  1. Tekun beribadah dan selalu melaksanakan perintah Allah SVVT.
  2. Menjaga kehormatan diri, tidak mudah tergoda untuk melakukan perbuatan tercela.
  3. Dalam menghadapi cobaan harus tabah, sabar, dan tawakal.
  4. Teguh keimanan dan selalu yakin dengan kekuasaan Allah SWT.

_Pic3

 

 

              Kegiatan Siswa

Coba diskusikan pernyataan di bawah ini dengan teman-temanmu!

Lalu, tulislah perilaku apa yang dapat dilakukan terkait dengan hal-hal yang berkaitan dengan kolom “Taat Beribadah kepada Allah SWT”!

  • Ketaatan beribadah kepada Allah SWT

No

Taat Beribadah Kepada Allah SWT

Perilaku

1.

 

2.

 

3.

 

 

4.

 

 

5.

 

6.

Menjadi siswa yang cerdas

 

Sikap sopan terhadap orang tua

 

Ketika belum dibelikan buku pelajaran dan alat-alat sekolah.

 

Tiba waktu salat Asar ajak teman bermain bola di lapangan.

 

Terpilih menjadi siswa yang saleh dan teladan.

 

Melakukan ibadah puasa bulan Ramadan.

Gemar membaca buku

 

.....................................

 

.....................................

.....................................

 

.....................................

.....................................

 

.....................................

 

.....................................

 

  • Meneladani Sikap Penolong

No

Keteladanan Sikap Penolong

Perilaku

1.

 

 

2.

 

 

 

3.

 

 

4.

 

 

5.

 

 

6.

Menemukan teman yang mengalami Kesulitan dalam membaca Al-Qur’an.

 

Melihat teman berbuat tidak baik di kelas, seperti duduk di atas meja, memukul meja, dan mencoret-coret tempat belajar.

 

Mendengar ucapan salah dari teman dalam bacaan doa iftitah.

 

Teman sekelas mengganggu adik kelas ketika bermain lompat tali waktu istirahat.

 

Melihat sikap tidak sopan teman ketika dipangil guru ke kantor.

 

Berpakaian tidak sesuai dengan aturan ajaran Islam.

......................................

......................................

 

......................................

......................................

......................................

 

.....................................

.....................................

 

....................................

.....................................

 

....................................

....................................

 

...................................

....................................

 

Untuk Diingat

  • Akhlak terpuji yang perlu diteladani dari Nabi Ayub AS adalah:
  • Selalu bersyukur kepada Allah SWT saat diberi rezeki yang melimpah.
  • Selalu bersyukur dan rendah hati saat diberi kekayaan.
  • Sabar dan tidak pernah berkeluh kesah saat menghadapi musibah.
  • Tetap bersyukur dan tidak henti berdoa saat menghadapi cobaan.
  • Akhlak terpuji yang perlu diteladani dari Nabi Musa AS adalah:
  • Selalu mengajak kebaikan kepada orang lain dan berusaha men­cegah kejahatan.
  • Menanamkan sifat/jiwa pemberani dalam membela kebenaran.
  • Menjauhi sifat dengki, sombong, dan takabur.
  • Ajaran Nabi Isa AS menyempurnakan ajaran yang telah dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya.
  • Walaupun mendapat banyak rintangan dari para pendeta Yahudi dan para pembesar kerajaan dalam menyebarkan ajaran-ajaran Allah SWT, Nabi Isa AS tidak putus asa dan tetap giat berdakwah.
  • Pengikut Nabi Isa AS berjumlah 12 orang yang disebut Hawariyyun.
  • Ketika Nabi Isa AS akan dibunuh, Allah SWT menyelamatkannya dan

mengangkatnya ke langit. Sedangkan yang dibunuh dan disalib

adalah pengikutnya yang berkhianat yaitu Yahuza yang diserupakan

wajahnya dengan Nabi Isa AS.

                                       BAB III

METODE PENELITIAN

    1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Magantis Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  dekat kota Tamiang Layang sekitar 3 km dari kota Kabupaten. SDN 2 Magantis Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang kurang lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi. Dengan jumlah guru sebanyak 9 orang Guru PNS, 2 orang Guru PHL, 1 Orang  Tenaga Kependidikan.

    1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas V SDN 2 Magantis, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 6, yang terdiri dari 4 siswa laki – laki dan 2 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2016. Penelitian ini pada materi Materi Meneladani Perilaku Nabi diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 3 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

  1. Siklus I

Pada siklus ini membahas Materi Meneladani Perilaku Nabi.

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

  1. Tahap pelaksanaan

Pada tahap  ini dilakukan :

  1. Guru menjelaskan materi Materi Meneladani Perilaku Nabi secara klasikal.
  2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 2 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 3 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
  3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
  1. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

  1. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.  Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
  2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
  1. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap   siklus I.

    1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

    1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian  Tindakan Kelas ini terdiri dari:

  1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
  3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.

 

    1. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

 Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Meneladani Perilaku Nabi dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana :         P = Prosentase

                                                F = frekuensi tiap aktifitas

                                                N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

            1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode ceramah pada Materi Meneladani Perilaku Nabi. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis 8 september 2016 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan metode ceramah. Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi

Partisipasi siswa Kelas V SDN 2 Magantis ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas V SDN 2 Magantis dalam kegiatan belajar mengajar PAI. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah 6 terdapat 4 siswa atau  66,7% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 33,3% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 69,2. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

M. Rizky

70

Tuntas

2

Iriawati

65

Tidak Tuntas

3

Irwansyah

70

Tuntas

4

M. Yasid Alpahri

70

Tuntas

5

Nabila Sapira

80

Tuntas

6

Radiyan

60

Tidak Tuntas

 

Jumlah

415

 

 

Rata-rata

69,2

 

 

Ketuntasan Klasikal

66,7%

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Meneladani Perilaku Nabi dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 69,2 dan secara klasikal sebesar 66,7%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Meneladani Perilaku Nabi.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Meneladani Perilaku Nabi. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran,  seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Meneladani Perilaku Nabi khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Materi Meneladani Perilaku Nabi. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 22 September 2016 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

    1. Observasi
      1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas V SDN 2 Magantis ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas V SDN 2 Magantis dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan PAI. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah siswa 6 orang, terdapat 5 siswa atau 83,3% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 1 Siswa atau 16,7% yang tidak tuntas dengan nilai rerata sebesar . Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

 

 

 

            Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

M. Rizky

80

Tuntas

2

Iriawati

70

Tidak Tuntas

3

Irwansyah

80

Tuntas

4

M. Yasid Alpahri

80

Tuntas

5

Nabila Sapira

90

Tuntas

6

Radiyan

65

Tidak Tuntas

 

Jumlah

465

 

 

Rata-rata

77,5

 

 

Ketuntasan Klasikal

83,3%

 

 

      1. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Meneladani Perilaku Nabi pada siklus 1 adalah rata–rata 2,75 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 6 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Meneladani Perilaku Nabi, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe   

             Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No.

Uraian

Tanggapan Siswa

Senang

Tidak Senang

F

%

F

%

1.

Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

6

100

0

0

 

 

Senang

Tidak Senang

 

 

F

%

F

%

2.

Bagaimana perasaan kamu terhadap :

  1. Materi pelajaran
  2. Lembar kerja siswa (LKS)
  3. Suasana Belajar di Kelas
  4. Cara penyajian materi oleh guru

 

6

5

5

6

 

100

83,3

83,3

100

 

0

1

1

0

 

0

16,7

16,7

0

 

 

Mudah

Sulit

 

 

F

%

F

%

3.

Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini

6

100

0

0

 

 

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

 

 

F

%

F

%

4.

Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

6

100

0

0

 

 

Baru

Tidak Baru

 

 

F

%

F

%

5.

Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

6

100

0

0

 

 

Ya

Tidak

 

 

F

%

F

%

6.

Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD?

6

100

0

0

 

Keterangan : F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran  

    Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD  

   N=Jumlah: 6 orang

      1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran  kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam materi pelajaran Meneladani Perilaku Nabi pada siklus I sebesar 3,25 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan  Pembelajaran

                Kooperatif Tipe STAD

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus I

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,50

3,00

3,00

3,50

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,25

Baik

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Meneladani Perilaku Nabi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Meneladani Perilaku Nabi.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Meneladani Perilaku Nabi. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Meneladani Perilaku Nabi khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

3. Deskripsi siklus II

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Meneladani Perilaku Nabi. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

        2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 13 Oktober 2016 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan  penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, pertama-tama guru membagi siswa dalam 3 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 2 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

           3.Observasi

  1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas V SDN 2 Magantis ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas V SDN 2 Magantis dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan PAI. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan jumlah 6 siswa, terdapat 6 siswa atau  100% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 0 Siswa atau 0% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 86,7. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

M. Rizky

90

Tuntas

2

Iriawati

80

Tuntas

3

Irwansyah

90

Tuntas

4

M. Yasid Alpahri

90

Tuntas

5

Nabila Sapira

100

Tuntas

6

Radiyan

70

Tuntas

 

Jumlah

520

 

 

Rata-rata

86,7

 

 

Ketuntasan Klasikal

57%

 

 

             Keterangan :

              F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe  

                   Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

              N = Jumlah: 6 orang

  1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam materi pelajaran Meneladani Perilaku Nabi pada siklus I sebesar 3,25 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

             Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus II

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,50

3,00

3,00

3,50

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,25

Baik

 

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Meneladani Perilaku Nabi  dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Meneladani Perilaku Nabi.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Meneladani Perilaku Nabi. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Meneladani Perilaku Nabi khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas V SDN 2 Magantis untuk Materi Meneladani Perilaku Nabi dengan model pembelajaran mengunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 69,2 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 66,7% dan yang tidak tuntas 16,7%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SDN 2 Magantis pada siklus 1 untuk Materi Meneladani Perilaku Nabi dengan model pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 77,5 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 70% dan yang tidak tuntas 20%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Meneladani Perilaku Nabi sub diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 86,7 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 70 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 100% dan yang tidak tuntas 0%.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SDN 2 Magantis tahun pelajaran 2016/2017 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Meneladani Perilaku Nabi. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Meneladani Perilaku Nabi. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi Meneladani Perilaku Nabi menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:  mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

        Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Meneladani Perilaku Nabil. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Pembelajaran  

   Kooperatif Tipe STAD.

        Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

        Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

                 Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Materi Meneladani Perilaku Nabi Siswa Kelas V  SDN 2 Magantis.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD disarankan untuk membikin Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang lebih menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

               Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

                   Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

                  Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang  

                  Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

               Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif   

                Kreatif Efektif dan Menyenangkan.  Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto.  2008.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

               Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto.  2003.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

              Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD . Surakarta: Tiga Serangkai

 

 

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook