Contoh PTK Guru PAI Kelas 4
Penelitian Tindakan Kelas

By JUMAKIR, S Pd., MM 30 Apr 2022, 16:20:15 WIB contoh PTK
Contoh PTK Guru PAI Kelas 4

Gambar : dok. pribadi


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas IV SDN 2 Magantis”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Materi Menceritakan Kisah Nabi Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas IV SDN 2 Magantis.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT  dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi Siswa Kelas IV SDN 2 Magantis.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT yang lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, TGT

BAB I

PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional  juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

 

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas IV SDN 2 Magantis, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

  1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Agama Islam masih rendah,
  2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
  3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Agama Islam hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat  konsep–konsep agama Islam yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Menceritakan Kisah Nabi adalah Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian  terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas IV SDN 2 Magantis “.

    1. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi siswa Kelas IV SDN 2 Magantis?”

    1. Tujuan Penelitian

Meningkatkan  hasil belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT siswa Kelas IV SDN 2 Magantis.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Menceritakan Kisah Nabi.
  2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Menceritakan Kisah Nabi sehingga pelajaran Materi Menceritakan Kisah Nabi menjadi lebih sederhana.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

  1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  1. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.

  1. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

  1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, 

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

  1. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana,  melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

  1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

      intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

      dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau        

      setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

  1. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
  2. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
  3. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
  4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh  karena itu,  guru  diharapkan  dapat mencapai hasil belajar,  

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai 

dengan ciri-ciri  tersebut di atas.

 

      1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.

Posamentter (1999: 12) secara sederhana menyebutkan cooperativelearning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.

Muhammad Nur (2005: 1) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggungjawab. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Pendapat ini sejalan dengan Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.

Guru dapat menyusun kegiatan kelas, sehingga siswa akan berdiskusi, dan mengungkapkan ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga siswa benar-benar memahami konsep dan keterampilan yang dipelajarinya, Guru dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu benar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran produktif dan dapat mengorganisasikan kelas, sehingga siswa saling berinteiraksi satu dan yang lain, saling bertanggung jawab, dan belajar untuk menghargai satu sama lain

Untuk menciptakan suasana belajar kooperatif bukan suatu pekerjaan yang mudah. Untuk menciptakan suasana belajar tersebut diperlukan pemahaman filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi serta latihan yang cukup pula.

Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap akfivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakanpembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelorpok kecil. Menurut teori konstruktivis, tugas guru (pendidik). adalah memfasilitasi agar proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada diri sendiri tiap-tiap siswa terjadi secara optimal.

Terkait dengan model pembelajaran ini, Ismail (2003: 21) menyebutkan (enam) langkah dalam pembelajaran Kooperatif, yaitu sesuai tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajarran Kooperatif

Fase ke-

Indikator

Tingkah Laku Guru

1

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasisiswa

Gurumenyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebutdan memotivasi siswa belajar.

2

Menyampaikan

informasi

 

Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

3

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.

 

Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relatif berbeda Dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

  1. merumuskan tujuan pembelajaran,
  2. menentukan jumlah kelompok dalam kelompok belajar,
  3. menentukan tempat duduk siswa,
  4. merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif,
  5. menentukan peran serta untuk menunjang saling ketergantungan positif,
  6. menjelaskan tugas akademik,
  7. menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama,
  8. menyusun akuntabilitas individual,
  9. menyusun kerja sama antar kelompok,
  10. menjelaskan kriteria keberhasilan,
  11. menjetaskan perilaku siswa yang diharapkan,
  12. memantau perilaku siswa,
  13. memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas,
  14. melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan bekerja sama,
  15. menutup pelajaran,
  16. Menilai kerja sama antar anggota kelompok.

Meskipun kerja sama merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengaktualisasikan kansep tersebut ke dalam suatu bentuk perencanaan perbelajaran atau program satuan pelajaran bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan peran guru dan siswa yang optimal untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang benar-benar berbasis kerjasama atau gotong royong.

Tiga model pembelajaran kooperatif umum yang cocok untuk hampir seluruh mata pelajaran dan tingkat kelas. Students Teems Achievement Division (STAD), Teams-Games-Tournament (TGT), dan Jigsaw

Teams-Games-Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok–kelompok belajar yang beranggotakan 3 sampai 4 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing–masing.

Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama–sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen,dimana setiap meja turnamen terdiri dari 3 sampai 4 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing.

Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya datam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test.

Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor–skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu tahap penyajian ketas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok team recognition).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Siswa Bekerja dalam Kelompok-kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.

Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar Siswa yang berkemampuan lebih dengan Siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

  1. Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orangpeserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang lama.

Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membacakan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).

Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca coaldan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menangundian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal.

Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yangdiambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemaindan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasilpekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepadapemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.

Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan,

dimana postisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satumeja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Di sini Permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.

Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.

Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.

Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok.

Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

3) Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oieh kelompok tersebut.

Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain

Pemain dengan

Poin Bila Jumlah Kartu yang Diperoleh

Top Scorer

40

High Middle Scorer

30

Low Middle Scorer

20

Low Scorer

10

 

Taber 2.3 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

Pemain dengan

Poin Bila Jumlah Kartu yang Diperoleh

Top Scorer

60

Middle Scorer

40

Low Scorer

20

 (Sumber : Slavin, 1995:90)

Dengan keterangan sebagai berikut :

Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer (skor tinggi), Low Middle Scorer (skor rendah), Low Scorer (skor terendah).

 

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu:

  1. Mengajar (teach)

Mempersentasikan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegtiatan yang harues dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.

  1. Belajar Kelompok (team study)

Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam mer jawab.

  1. Permainan (game tournament)

Permainan diikuti oleh anggota kelompok darti masing-masing kelompok yang berbeda. Tujuan Dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.

  1. Penghargaan kelompok (team recognition)

Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompokdari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategorti rerata poin sebagai berikut.

Tabel 2.4 Kriteria Penghargaan Kelompok

Kriteria

(Rerata Kelompok)

Predikat

30 sampai 39

Tim Kurang Baik

40 sampai 44

Tim Baik

45 sampai 49

Tim Baik Sekali

50 ke atas

Tim Istimewa

(Sumber: Slavin, 1995)

 

      1. Materi Menceritakan Kisah Nabi

 

Segala apa yang ada di bumi diciptakan Allah SWT unyuk manusia kelola dan pelihara. Sudahkah kita merawat apa yang ada di sekitar kita?

Description: AGAMA1

Untuk Guru: membaca Al-Qur’an surah-surah pendek terpilih seperti Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-‘Asr atau bacaan Surah-surah pendek lainnyadalam Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dilaksanakan secara bersama-sama para murid di kelas yang bersangkutan. Aktivitas ini dilakukan pada setiap awal jam pelajaran Pendidikan Agama Islam selama 5-10 menit.

 

 

Description: _Pic1

Setelah mengikuti pelajaran ini, siswa dapat  :

  • Menceritakan kisah Nabi Adam AS.
  • Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW
  • Menceritakan Perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW.

 

 

 

 

 

 

 

Nabi Adam manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Beliau adalah nenek moyang seluruh manusia. Sebelum menciptaka Nabi Adam, Allah SWT telah menciptakan alam dan segala isinya. Allah SWT juga telah menciptakan malaikat, jin, dan setan/iblis.

Malaikat diciptakan Allah SWT dari cahaya/Nur,sedangkan jin dan iblis diciptakan Allah SWT dari api. Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah daari tnah. Manusia dilengkapi dengan akal, sehingga bisa berpikir.

Nabi Muhammad SAW manusia pilihan Allah SWT yang diutus sebagai rasul terakhir. Beliau adalah penutup dari para nabi (khatamunnabiyyin). Nabi Muhammad diutus untuk seluruh manusia. Beliau diutus untuk menyeru manusia agar menyembah Allah Yang Maha Esa, serta untuk memperbaiki kerusakan akhlak dan budi pekerti. Dalam waktu kurang lebih 23 tahun, Nabi Muhammad SAW berdakwah menyebarkan ajaran Islam ke seluruh pelosok dunia. Sekarang, mari kita simak kisah Nabi Adam AS dan nabi Muhammad SAW!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A.

Asal Mula Diciptakannya Nabi Adam AS

Setelah Allah SWT menciptakan alam semesta, malaikat, jin, dan iblis, Allah menyatakan keinginan-Nya kepada malaikat untuk menciptakan manusia yang kelak akan mengelola bumi.

Allah menginginkan manusia menjadi pemimpin atau khalifah di bumi. Mendengar keinginan Allah ini, para malaikat menganggap mereka lalai dalam menjalankan perintah Allah sehingga Allah memutuskan untuk menciptakan makhluk lain untuk mengatur bumi. Malaikat pun bertanya kepada Allah, “Mengapa Engkau ingin menciptakan manusia, bukankah mereka hanya akan berbuat kerusakan di atas bumi ini? Mereka semua akan saling bermusuhan dan membunuh, sedangkan kami para malaikat senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu.” Maka untuk menghilangkan kekhawatiran para malaikat itu Allah kemudian berfirman, “sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Malaikat pun diam mendengar penegasan dari Allah SWT tersebut.

Selanjutnya Allah menciptakan Adam dari tanah liat kering dari lumpur hitam. Setelah terbentuk kemudian ditiupkan roh kedalamnya, lalu Adam dapat hidup dan berdiri tegak.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr ayat 26:

 

Description: AGAMA3

           

 

 

 

            Kemudian Allah SWT memerintahkan seluruh makhluk-Nya untuk bersujud menghormati Adam manusia pertama yang akan menjadi khalifah di muka bumi. Seluruh makhluk pun bersujud kecuali iblis, mereka tidak mau sujud kepada Nabi Adam AS. Saat itu iblis berkata, “mengapa aku harus bersujud kepada manusia yang hanya diciptakan dari tanah yang busuk, sedangkan aku diciptakan dari api yang panas?” Maka sejaksaat itu iblis diusir Allah dari surga. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr ayat 34-35: 

 

Description: AGAMA4

 

 

 

 

 

 

Qala fakhruj minha fainnaka rajin

Wainna ‘alaikalla’nata ila yaumiddini

 

“Dia(Allah) berfirman, ‘(kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat.”

 

Sebagai muslim yang baik, marilah kita hindari sifat sombong dan tercela yang dimiliki oleh iblis. Tanamkan pada diri kita sifat rendah hati dan kasih sayang terhadap sesama makhluk.

Description: _Pic3

 

 

 

                        Kegiatan Siswa

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat menurut apa yang telah kamu ketahui!

  1. Siapakah manusia yang pertama diciptakan oleh Allah SWT?
  2. Apakah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya?
  3. Manakah yang lebih dahulu Allah ciptakan antara malaikat dengan Nabi Adam AS?
  4. Apakah yang Allah ucapkan kepada para malaikat ketika akan Nabi Adam AS?
  5. Siapakah makhluk yang sombong dan ingkar terhadap perintah Allah SWT?

 

 

 

 

 

 

 

Qala fakhruj minha fainnaka rajin

Wainna ‘alaikalla’nata ila yaumiddini

 

“Dia(Allah) berfirman, ‘(kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat.”

 

Sebagai muslim yang baik, marilah kita hindari sifat sombong dan tercela yang dimiliki oleh iblis. Tanamkan pada diri kita sifat rendah hati dan kasih sayang terhadap sesama makhluk.

Description: _Pic3

 

                        Kegiatan Siswa

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat menurut apa yang telah kamu ketahui!

  1. Siapakah manusia yang pertama diciptakan oleh Allah SWT?
  2. Apakah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya?
  3. Manakah yang lebih dahulu Allah ciptakan antara malaikat dengan Nabi Adam AS?
  4. Apakah yang Allah ucapkan kepada para malaikat ketika akan Nabi Adam AS?
  5. Siapakah makhluk yang sombong dan ingkar terhadap perintah Allah SWT?

 

  1. Terpedayanya Nabi Adam dan Siti Hawa oleh Godaan Iblis

Nabi Adam AS yang sudah dapat bergerak dan hidup sendirian di dalam surga, merasa kesepian karena tidak mempunyai teman. Ia melihat semua binatang yang hidup disurga hidup berpasang-pasangan.

Ketika Adam sedang tidur, Allah menciptakan lagi manusia yang diambil dari tulang rusuknya sendiri. Ia seorang wanita yang bersama Sita Hawa.

Nabi Adam merasa gembira dan bersyukur pada Allah SWT. Dia tidak merasa kesepian lagi di surga. Allah SWT menakdirkan Siti Hawa menjadi istri Nabi Adam.

Sepanjang hari mereka bersuka ria di taman surga, karena diperbolehkan makan apa saja. Berbagai jenis makanan dan buah-buahan tersedia disurga. Hanya satu yang dilarang oleh Allah, yaitu memakan buah khuldi. Allah sangat melarang mendekati pohon tersebut.

Description: AGAMA5 Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 35:

 

 

 

 

 

 

 

Tiba-tiba Iblis datang sambil berkata,

"Hai Adam, tampaknya kau dan istrimu sedang lapar

dan haus, makanlah buah yang ada di hadapanmu,

lihatlah warna­nya begitu indah dan segar,

baunya pun amat lezat. "

Karena kegigihan usaha iblis meng­goda mereka

berdua akhirnya Nabi Adam AS dan Siti Hawa terpedaya

dan memakan buah khuldi tersebut.

Description: _Pic3 Akhirnya, Nabi Adam dan Siti Hawa dikeluarkan dari surga karena melanggar perintah Allah SWT. Mereka berdua diturunkan terpisah. Mereka terpisah selama 300 tahun. Keduanya saling mencari dan berkelana dari satu tempat ke tempat lain. Pada akhirnya mereka dipertemukan di Jabal Rahmah, setelah menyesali perbuatannya dan bertobat kepada Allah SWT.

 

Kegiatan Siswa

  1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat menurut pendapatmu!
  1. Siapa yang diciptakan oleh Allah untuk mendampingi Nabi Adam?
  2. Apakah yang dilakukan Nabi Adam saat Allah menciptakan pendamping untuknya?
  3. Dari apakah istri Nabi Adam diciptakan?
  4. Apa yang dialami oleh Nabi Adam dan istrinya ketika berada di surga?
  5. Tuliskan firman Allah SWT yang menerangkan tentang asal penciptaan manusia beserta artinya!

 

  1. Description: AGAMA6 Isilah teka-teki di bawah ini dengan menjawab pertanyaan dengan benar!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

 

 

 

 

 

 

 

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Kota Mekah pada hari Senin Bulan Rabiulawal tahun Gajah atau bertepatan pada tanggal 20 April 571 Masehi. Tahun itu disebut tahun gajah karena pada saat Nabi Muhammad dilahirkan, ada serombongan pasukan bergajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah hendak menghancurkan kakbah.

            Namun dengan kekuasaan Allah SWT, niat Raja Abrahah dengan pasukan gajahnya itu seketika dapat dihancurkan dengan pasukan burung “Ababil” yang membawa batu-batu kecil dari neraka.

            Ketika dilempari batu-batu kecil tersebut, mereka semua hancur binasa termasuk Raja Abrahah dan gajahnya yang paling besar. Musnah seperti daun yang dimakan ulat.

            Firman Allah SWT dalam Surah Al-Fil ayat 1-5:

Description: AGAMA7 - Copy

 

 

 

 

 

 

 

 

Description: AGAMA8 - Copy - Copy

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Siswa

  1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
  1. kapan Nabi Muhammad SAW dilahirkan?
  2. Kenapa tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw disebut tahun gajah?
  3. Burung apakah yang menghancurkan pasukan gajah?
  4. Selain sebagai penutup para Nabi, Nabi Muhammad SAW disebut juga?
  5.  Tuliskan surah yang berkaitan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW!

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang telah

Disediakan!

 

 

Description: AGAMA8

 

 

  1. Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW ... .
  2. Nabi Muhammad lahir pada tanggal ...dan bulan ....
  3. Nama pemimpin pasukan yang hendak menghancurkan Kakbah adalah ....
  4. Pasukan gajah dihancurkan oleh ....
  5. Firman Allah SWT tentang pasukan gajah ada di Surah ....
  6. Nabi Muhammad adalah penutup ....
  7. Batu yang dibawa burung dari neraka adalah ....
  8. Tahun Masehi kelahiran Nabi Muhammad ....

 

D. Perilaku Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW adalah manusia, sama seperti kita. Akan tetapi, dari segi akhlak, sikap, dan budi pekerti yang dilakukan sehari-hari Nabi Muhammad SAW sangat jauh berbeda. Beliau menjadi suri teladan yang baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah SVVT dalam Surah Al-Ahza-b ayat 21:

 

 

 

 

 

 

 

Akhlak dan budi pekerti Nabi Muhammad dapat dibuktikan atau dapat dilihat ketika Nabi masih kanak-kanak. Banyak peristiwa dan kejadian baik dan sangat menarik perhatian kalangan masyarakat Arab ketika itu. Masa kanak-kanak yang dialami oleh Nabi Muhammad, antara lain:

  1. Ketika Nabi berumur 6 tahun. Beliau suclah menjadi yatim piatu. Ketika itu Muhammad dipelihara oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib. Nabi sangat disayang oleh kakeknya. Bukti dari betapa sayangnya Abdul Muthalib terlihat ketika banyak orang clatang ke rumahnya. Abdul muthalib sebagai pembesar suku Quraisy duduk di permadani, Muhammad ikut duduk di permadani tersebut. Banyak orang yang ketika itu melarangnya, namun sang kakek berkata, “jangan engkau larang cucuku, biar dia duduk bersamaku karena dia adalah anak yang baik, jujur, dan patuh.” Namun, Muhammad tidak lama merasakan kasih sayang kakek kepadanya. Abdul Muthalib meninggal dunia pada saat Muhammad berusia 8 tahun. Muhammad diasuh oleh kakeknya selama 2 tahun.

 

  1. Ketika berumur 8 tahun. Setelah Abdul Muthalib meninggal, Nabi diasuh oleh  pamannya yang bernama Abu Thalib. Dia juga sangat dicintai dan disayangi oleh pamannya. Nabi adalah anak yang baik dan terpuji. Ketika dia berada di rumah pamannya, dia selalu berperilaku menyenangkan. Abu Thalib bukan termasuk orang kaya, Muhammad pun membantunya dengan menggembala kambing orang-orang Mekah untuk menambah penghasilan sang paman.

 

  1. Ketika Nabi berusia 12 tahun. Nabi sudah diajak pamannya berdagang ke negeri Syam, namun ketika sampai di negeri Bashrah ia bertemu dengan seorang peneta Nasrani yang bernama Bukhara. Pendeta tersebut menasehati Abu Thalib agar segera membawa Muhammad ke kota Mekah, sebab ia takut orang-orang Yahudi akan membunuh Muhammad. Ia melihat jelas sekali tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad.

 

 

 

 

  1. Ketika Muhammad berusia 15 tahun. Pada waktu itu, Muhammad sudah ikut serta dalam “Perang Fijar”. Dia membantu menyiapkan anak panah yang akan dihunuskan kepada musuh kaum Quraisy. Ketika itu dia sangat gigih dan berani walaupun musuh yang dihadapi begitu banyak. Dia tidak pernah takut dan pantang menyerah terhadap lawan, sehingga menambah semangat dari pasukan yang dipimpin oleh pamannya Abu Thalib.

 

 

                     Untuk Diingat

  • Nabi Adam manusia/Nabi yang pertama diciptakan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi. Sebelum menciptakan nabi Adam AS, Allah SWT terlebih dahulu menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, juga malaikat, jin, dan iblis. Nabi Adam diciptakan Allah SWT dari tanah liat, malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan jin dan iblis diciptakan dari api. Ketika Allah memerintahkan kepada para makhluk-Nya untuk bersujud kepada Adam, para malaikat semua bersujud kecuali iblis yang membangkang karena merasa dirinya lebih terhormat dari Adam.
  • Karena tergoda tipu daya iblis, nabi Adam dan Siti Hawa melanggar larangan Allah sehingga diturunkan di bumi. Nabi Adam diturunkan di tempat yang berbeda di bumi dan dipertemukan di Jabal Rahmah.
  • Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi. Tahun kelahiran nabi Muhammad SAW disebut tahun gajah. Nabi Muhammad mendapat gelar “Al-Amin” karena kejujurannya. Nabi Muhammad SAW pernah disusui oleh seorang wanita badui bernama Halimatus Sa’diyah. Ketika masa kanak-kanak, nabi sudah bekerja keras seperti pada usia 8 tahun sebagai penggembala kambing, usia 12 tahun ikut berdagang ke negeri Syam, dan usia 15 tahun ikut dalam perang Fijar.

 

 

 

 

 

 

                    

 

                              

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                   

                                    BAB III

METODE PENELITIAN

 

    1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Magantis Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota sekitar 3 km dari kota Kabupaten. SDN 2 Magantis Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang kurang lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi. Dengan jumlah guru sebanyak 9 orang Guru PNS, 2 orang Guru PHL, 1 Orang Tenaga Kependidikan.

    1. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN 2 Magantis, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 7, yang terdiri dari 5 siswa laki – laki dan 2 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2015. Penelitian ini pada materi Materi Menceritakan Kisah Nabi diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

  1. Siklus I

Pada siklus ini membahas subkonsep Materi Menceritakan Kisah Nabi.

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

  1. Tahap pelaksanaan

Pada tahap  ini dilakukan :

  1. Guru menjelaskan materi Materi Menceritakan Kisah Nabi secara klasikal.
  2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 2 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
  3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
  1. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

  1. Tahap Refleksi

                                                                                                                

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.  Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

  1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
  2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
  1. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap   siklus I.

    1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

    1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian  Tindakan Kelas ini terdiri dari:

  1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
  2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
  3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
    1. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

 Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Menceritakan Kisah Nabi dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana :         P = Prosentase

                                                F = frekuensi tiap aktifitas

                                                N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

            1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode ceramah pada Materi Menceritakan Kisah Nabi. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

    1. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Jumat 4 september 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

3.Observasi

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 2 Magantis ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 2 Magantis dalam kegiatan belajar mengajar Agama Islam. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan ceramah dengan jumlah 7 terdapat 4 siswa atau 57,1% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau 42,9% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 66,4. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

                                    Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

M. Akmaludin I

70

Tuntas

2

Septo Hidayat

65

Tidak Tuntas

3

Nor Anisa

60

Tidak Tuntas

4

M. Andika Wiranata

70

Tuntas

5

M. Aidil Padli

50

Tidak Tuntas

6

Naira Nabila

80

Tuntas

7

M. Risqi

70

Tuntas

 

Jumlah

465

 

 

Rata-rata

66,4

 

 

Ketuntasan Klasikal

57,1

Tidak Tuntas

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Menceritakan Kisah Nabi dengan menerapkan ceramah ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 66,4 dan secara klasikal sebesar 57,1%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Menceritakan Kisah Nabi.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Menceritakan Kisah Nabi. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran,  seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Menceritakan Kisah Nabi khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan Materi Menceritakan Kisah Nabi. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

         2.Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Jumat 18 September 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

3.Observasi

1).Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 2 Magantis ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 2 Magantis dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan jumlah siswa 7 orang, terdapat 5 siswa atau 71,4% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 28,6% yang tidak tuntas dengan nilai rerata sebesar 74,3. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

                                    Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

M. Akmaludin I

75

Tuntas

2

Septo Hidayat

70

Tuntas

3

Nor Anisa

65

Tidak Tuntas

4

M. Andika Wiranata

80

Tuntas

5

M. Aidil Padli

60

Tidak Tuntas

6

Naira Nabila

90

Tuntas

7

M. Risqi

80

Tuntas

 

Jumlah

520

 

 

Rata-rata

74,3

 

 

Ketuntasan Klasikal

71,4%

Tidak Tuntas

 

      1. Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada Materi Menceritakan Kisah Nabi pada siklus 1 adalah rata–rata 3,00 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 7 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Menceritakan Kisah Nabi, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT).

Tabel 3 Respons siswa terhadap model  Pembelajaran Kooperatif Tipe

            Teams Games Tournaments (TGT)

No.

Uraian

Tanggapan Siswa

Senang

Tidak Senang

F

%

F

%

1.

Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

7

100

0

0

 

 

Senang

Tidak Senang

 

 

F

%

F

%

2.

Bagaimana perasaan kamu terhadap :

  1. Materi pelajaran
  2. Lembar kerja siswa (LKS)
  3. Suasana Belajar di Kelas
  4. Cara penyajian materi oleh guru

 

7

5

5

7

 

100

71,4

71,4

100

 

0

2

2

0

 

0

28,6

28,6

0

 

 

Mudah

Sulit

 

 

F

%

F

%

3.

Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini

7

100

0

0

 

 

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

 

 

F

%

F

%

4.

Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

7

100

0

0

 

 

Baru

Tidak Baru

 

 

F

%

F

%

5.

Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

7

100

0

0

 

 

Ya

Tidak

 

 

F

%

F

%

6.

Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)?

7

100

0

0

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran  

     Menggunakan Strategi TGT

                                    N=Jumlah: 7 orang

      1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran  kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam materi pelajaran Menceritakan Kisah Nabi pada siklus I sebesar 2.75 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan Pembelajaran TGT

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus I

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,0

2,5

2,5

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

2,75

Baik

 

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

    1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Menceritakan Kisah Nabi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT). Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Menceritakan Kisah Nabi.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Menceritakan Kisah Nabi. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

           Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Menceritakan Kisah Nabi khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

4.1.3. Deskripsi data siklus II

         1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Menceritakan Kisah Nabi. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

        2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 9 Oktober 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan  penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

 Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), pertama-tama guru membagi siswa dalam 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

        3.Observasi

  1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 2 Magantis ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN 2 Magantis dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan AGAMA ISLAM. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan jumlah 7 siswa, terdapat 7 siswa atau  100% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 0 Siswa atau 0% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 82,1. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

                      Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

M. Akmaludin I

80

Tuntas

2

Septo Hidayat

80

Tuntas

3

Nor Anisa

70

Tuntas

4

M. Andika Wiranata

85

Tuntas

5

M. Aidil Padli

70

Tuntas

6

Naira Nabila

100

Tuntas

7

M. Risqi

90

Tuntas

 

Jumlah

575

 

 

Rata-rata

82,1

 

 

Ketuntasan Klasikal

100%

Tuntas

 

             Keterangan :

              F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe  

                   Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

              N = Jumlah: 7 orang

 

  1. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam materi pelajaran Menceritakan Kisah Nabi pada siklus I sebesar 3,125 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

             Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

No.

Aspek yang diamati

Skor pengamatan

Siklus II

Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,26

2,75

2,75

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata

3,125

Baik

 

Keterangan :

0          -           1,49     =          kurang baik

1,5       -           2,49     =          Cukup

2,5       -           3,49     =          Baik

3,5       -           4,0       =          Sangat Baik

 

  1. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Menceritakan Kisah Nabi  dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT). Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Menceritakan Kisah Nabi.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Menceritakan Kisah Nabi. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Menceritakan Kisah Nabi khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

 

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas IV SDN 2 Magantis untuk Materi Menceritakan Kisah Nabi dengan mengunakan ceramah diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 66,4 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 57,1% dan yang tidak tuntas 42,9%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas IV SDN 2 Magantis pada siklus 1 untuk Materi Menceritakan Kisah Nabi dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 74,2 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 71,4% dan yang tidak tuntas 28,6%.

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Menceritakan Kisah Nabi diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 82,1 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 70 terdapat 2 orang dengan ketuntasan belajar 100% dan yang tidak tuntas 0%.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 2 Magantis tahun pelajaran 2015/2016 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Menceritakan Kisah Nabi. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Menceritakan Kisah Nabi. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT).

2.  Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada materi Menceritakan Kisah Nabi menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:  mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

        Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada Materi Menceritakan Kisah Nabil. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)

        Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

        Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT). Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

                 Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Materi Menceritakan Kisah Nabi Siswa Kelas IV  SDN 2 Magantis.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) disarankan untuk membikin Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) yang lebih menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

               Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

                   Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

                   Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

                  Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang  

                  Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

               Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif   

                Kreatif Efektif dan Menyenangkan.  Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto.  2008.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

               Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto.  2003.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

              Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Surakarta: Tiga

              Serangkai

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment