Model Bamboo Dancing
Model PBM
Gambar : Foto Kumpulan Model PBM
KANGJO.NET, Tamiang Layang. Model pembelajaran bamboo dancing bertujuan agar siswa saling berbagi informasi bersama-sama dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur. Strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pengalaman, pikiran dan informasi antar siswa.
Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau mengadakan tanya jawab tentang apa yang siswa ketahui tentang materi tersebut. Kegiatan saling bertukar pikiran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan srtuktur kognitif yang dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru.
Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok besar (atau disesuaikan dengan jumlah siswa). Jika dalam kelas ada 40 orang, tiap kelompok besar terdiri dari 20 orang. Aturlah sedemikian rupa pada tiap-tiap kelompok besar yaitu 10 orang berdiri berjajar saling berhadapan dengan 10 orang lainnya yang juga dalam posisi berdiri sejajar. Dengan demikian, di dalam setiap kelompok besar saling berpasang-pasangan. Pasangan ini disebut pasangan awal. Kemudian, bagi tugas pada setiap pasangan untuk dikerjakan atau dibahas. Pada kesempatan itu, berikan waktu yang cukup kepada siswa untk mendiskusikan tugas yang diterima.
Usai diskusi, 20 orang siswa dari tiap-tiap kelompok besar itu bergeser mengikuti arah jarum jam. Dengan cara ini setiap siswa akan mendapatkan pasangan baru untuk berbagi informasi, demikian seterusnya. Pergeseransearah jarum jam baru berhenti Ketika tiap-tiap siswa Kembali ke pasangan awal.
Model pembelajaran bamboo dancing bertujuan agar siswa saling berbagi informasi saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur. Strategi ini cocok untuk meteri yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa. Meskipun bernama bamboo dancing, tidak menggunakan bamboo. Siswa yang berjajarlah yang diibaratkan sebagai bamboo.
Langkah-langkah:
- Separuh jumlah siswa di kelas atau seperempatnya jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar. Jika cukup ruang, siswa bisa belajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan kelompok karena diperlukan waktu relative singkat.
- Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.
- Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai kebutuhan.
Kelebihan:
- Siswa dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan seesamanya dalam proses pembelajaran.
- Meningkatkan keerdasan social dalam hal kerja sama diantara siswa.
- Meningkatkan toleransi antara sesame siswa.
Kekurangan:
- Kelopok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses belajar mengajar.
- Siswa lebih banyak bermain daripada belajar.
- Memerlukan periode waktu yang cukup Panjang.
SUMBER:
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.