Model Cicle Learning (Pembelajaran Bersiklus)
Model Cicle Learning (Pembelajaran Bersiklus)

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 13:07:36 WIB model pbm
Model Cicle Learning (Pembelajaran Bersiklus)

Gambar : Foto Kumpulan Model PBM


KANGJO.NET, Tamiang Layang. Model pembelajaran Cicle Learning (pembelajaran bersiklus) yaitu suatu model pembelajaran yang  berpusat pada siswa (student centered). Model Cicle Learning dikedepankan karena sesuai dengan teori belajar Piaget (dalam Renner, 1988), teori belajar yang berbasis konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu dalam memecahkan masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon masalah yang dihadapi. Sementara fungsi merupakan proses perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 1995).

Ciri khas pembelajaran Cicle Learning adalah setiap  siswa secara individu belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru. Kemudian, hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab secara Bersama-sama atas keseluruhan jawaban.

Langkah-langkah:

Menurut Piaget (1989) model pembelajaran Cicle Learning  pada dasarnya memiliki lima fase yang disebut lima E (5 E) sebagai berikut:

  1. Engagement (Undangan)

Bertujuan untuk mempersiapkan pembelajar agar terkondisikan dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengekplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase Engagement, minat dan keingintahuan (curiosity)  pembelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula pembelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.

 

  1. Expkloration ( eksplorasi)

Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide, melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikummdan telaah literatur.

 

  1. Explanation (Penjelasan)

Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini pembelajar menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.

 

  1. Elaboration (Pengembangan)

Siswa mengembangkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti  praktikum lanjutan (problem solving).

 

  1. Evaluation (Evaluasi)

Pengajar menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik dengan jalan memberikan tes untuk mengukur   kemampuan siswa setelah menerima materi pelajaran.

 

Berdasarkan tahapan-tahapan dalam model pembelajaran bersiklus seperti dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru, tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, LC dapat diimplementasikan dalam pemebelajaran bidang-bidang sains maupun social.

Implementasikan Cicle Learning dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivis, yaitu:

  • Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa.
  • Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi yang baru dimiliki siswa berasal  dari interpretasi individu.
  • Orientasi pembelajaran adalah investigai dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah (Hudojo, 2001). Dengan demikian, proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa seperti dalam filsafat behaviorisme, melainkan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktig dan langsung. Proses pembelajaran demikian akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam diri pembelajar menjadi pengetahuan fungsional yang setiap saat dapat diorganisasi oleh pembelajar untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Hasil-hasil penelitian di perguruan Tinggi dan Sekolah menegah tentang implementasi Cicle Learning dalam pembelajaran sains menunjukkan keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Kelebihan:

  • Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
  • Siswa dapat  menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain.
  • Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
  • Pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Kekurangan:

  • Efektivitas pemebelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan Langkah-langkah pembelajaran.
  • Menurut kesunguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
  • Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
  • Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam Menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

 

SUMBER:

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment