Model Cooperative Learning
Model Cooperative Learning

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 13:09:59 WIB model pbm
Model Cooperative Learning

Gambar : Foto Kumpulan Model PBM


KANGJO.NET, Tamiang Layang. Cooperative Learning merupakan suatu Model pembelajaran yang mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Pembelajaran Cooperative Learning sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk social yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab Bersama, pembagian tugas dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar kelompok secara cooperative akan melatih siswa untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggung jawab. Mereka akan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi, model pembelajaran Cooperative Learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengontruksi konsep dan menyelesaikan persoalan. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada control dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab berupa laporan atau presentasi.

Langkah-langkah:

Terdapat enam Langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.  Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pemeblajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase ini diikiuti oleh penyajian informasi yang sering kali dengan bahan bacaan daripada verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Pada tahap ini guru membimbing siswa saat mereka bekerja sama untuk menyelesaikan tugas. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah siswa pelajari dan memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Enam tahapan pembelajaran ini dirangkum pada table di bawah ini.

FASE-FASE

AKTIVITAS GURU

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyapaikan tujuan pelajaranyang  ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Membimbing kelompok kekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu  dan kelompok.

 

Secara lebih rinci, Langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Learning  dapat dilakukan dengan cara berikut:

  1. Pada awal pembelajaran, guru mendorong peserta didik untuk menemukan dan mengekspresikan ketertarikan mereka terhadap subyek yang akan dipelajari.
  2. Guru mengatur peserta didik ke dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 peserta didik.
  3. Guru membiarkan peserta didik memilih topik untuk kelompok mereka.
  4. Tiap kelompok membagi topiknya untuk membuat pembagian tugas di antara anggota kelompok. Anggota kelompok didorong untuk saling berbagi referensi dan bahan pelajaran. Tiap topik kecil harus memberikan kontribusi yang unik bagi usaha kelompok.
  5. Setelah peserta didik membagi topik kelompok mereka menjadi kelompok-kelompok kecil, mereka akan bekerja secara individual. Mereka akan bertanggung jawab terhadap topik kecil masing-masing karena keberhasilan kelompok bergantung pada mereka. Persiapan topik kecil dapat dilakukan dengan mengumpulkan referensi-referensi yang terkait.
  6. Setelah peserta didik  menyelesaikan kerja individual, mereka mempresentasikan topik kecil kepada teman satu kelompoknya.
  7. Para peserta didik  didorong untuk memadukan semua topik kecil dalam presentasi kelompok.
  8. Evaluasi dilakukan pada tiga tingkatan, yaitu pada saat presentasi kelompok dievaluasi oleh kelas, kontribusi individual terhadap kelompok dievaluasi oleh teman satu kelompok, presentasi kelompok dievaluasi oleh semua peserta didik.

Kelebihan;

  • Meningkatkan harga diri tiap individu.
  • Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar sehingga konflik antar pribadi berkurang.
  • Sikap apatis berkurang.
  • Pemahaman yang lebih mendalam dan retensi atau penyimpanan lebih lama.
  • Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
  • Cooperative Learning dapat mencegah keagresifan dalam system kompetisi dan keterasingan dalam system individu tanpa mengobankan aspek kognitif.
  • Meningkatkan kemajuan belajar (pencapaian akademik).
  • Meningkatkan kehadiran peserta dan sikap yang lebih positif.
  • Menambah motivasi dan percaya diri.
  • Menambah rasa senang berada di tempat belajar serta menyenangi teman-teman sekelasnya.
  • Mudah diterapkan dan tidak mahal.

Kelebihan:

  • Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Banyak peserta didik tidak senang disuruh bekerja sama dengan yang lain.
  • Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilang karakteristik atau keunikan pribadi mereka harus menyesuaikan diri dengan kelompok.
  • Banyak peserta didik takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.

 

SUMBER:

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

 

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment