Model Cooperative Scripts
Model Cooperative Scripts
Gambar : Foto Kumpulan Model PBM
KANGJO.NET, Tamiang Layang. Cooperative Scripts merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa (Slavin, 1994: 175). Hal tersebut sangat membantu siswa dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep yang pernah didapatkan dalam pemecahan masalah.
Pembelajaran Cooperative Scripts merupakan salah satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif. Model Cooperative Scripts dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Pengertian model pembelajaran Cooperative Scripts menurut Dansereau (dalam Slavin, 1994) adalah scenario pembelajaran kooperatif, artinya setiap siswa mempunyai peran dalam saat diskusi berlangsung.
Menurut Schank dan Abelson (dalam Hadi, 2007: 18), model pembelajaran Cooperative Scripts adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan social siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat dan masyarakat yang lebih luas. Sementara menurut Brousseau (dalam Hadi, 2007: 18) menyatakan bahwa model pemebelajaran Cooperative Scripts adalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan di atas antara satu dengan yanglainnya memiliki maksud yang sama, yaitu terjadi suatu kesepakatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa untuk berkolaborasi memecahkan masalah dalam pembelajaran dengan cara-cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa.
Pada pembelajaran Cooperative Scripts terjadi kesepakatkan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi, yaitu siswa satu dengan yang lainnya sepakat untuk menjalankan peran masing-masing. Siswa yang berperan menjadi pembicara membacakan hasil pemecahan yang diperoleh beserta prosedurnya dan siswa yang menjadi pendengar, menyimak dan mendengarkan penjelasan dari pembicara serta mengingatkan pembicara jika ada kesalahan. Masalah dipecahkan Bersama untuk kemudian disimpulkan Bersama.
Sementara kesepakatan antara guru dan siswa, yaitu peran sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, guru mengontrol selama pembelajaran berlangsung dan guru mengarahkan siswa jika merasa kesulitan. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, dan membuat kesimpulan Bersama. Interaksi Bersama yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran Cooperative Scripts benar-benar memberdayakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya. Jadi, sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang dikembangkan saat ini.
Langkah-langkah:
- Guru membagi siswa untuk berpasangan.
- Guru membagikan wacana/ materi kepada masing-masing siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
- Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
- Sesuai kesepakatan, siswa yang menjadi pembicara membacakan ringkasan atau prosedur pemecahaan masalah selengkap mungkin dengan mmasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan dan pemecahan masalahnya. Sementara pendengar (a) menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkannmateri sebelumnya atau materi lainnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya serta lakukan seperti di atas.
- Guru Bersama siswa membantu membuat kesimpulan.
Kelebihan:
- Melatih pendengaran, ketelitian dan kecermatan.
- Setiap siswa mendapat peran.
- Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain.
Kekurangan:
- Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
- Hanya dialkukan oleh dua orang siswa.
SUMBER:
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.