Model Dramatic Learning
Dramatic Learning

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 13:05:22 WIB model pbm
Model Dramatic Learning

Gambar : Foto Kumpulan Model PBM


KANGJO.NET, Tamiang Layang. Model Dramatic Learning mengambil konsep dari Ferdinand Brunetiere dan Balthazar (1996: 2). Menurutnya drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dengan action perilaku. Kemudian definisi dihubungkan dengan dimensi lakonnya saja.

Proses pembelajaran model ini diharapkan melibatkan anak sebagai pelakon sehingga memberikan pemahaman, pengertian dan pengetahuan (materi yang diajarkan) melalui laokn. Kita tahu bahwa pada materi ajar terkandung nilai-nilai kebenaran dan keseriusan dalam kehidupan dan bukan sekedar “permainan” angka dan kata-kata. Dengan terlibat drama, siswa akan langsung berperan sehingga dapat memahami karakter tokoh dan memahami pembelajaran.

Implementasi dalam pembelajaran

Mula-mula guru mempersiapkan materi pembelajaran kemudian  dikaitkan dengan kehitupan sehari-hari. Materi yang diajarkan berguna langsung atau teraplikasi dalam kehidupan secara langsung. Sebagai contoh, pelajaran matematika dengan trigonometri. Trigonometri adalah ilmu ukur mengenai  sudut sempadan segitiga. Lalu guru menghubungkan ilmu trigonometri ke dalam kehidupan nyata. Didapati bahwa ilmu trigonometri  dalam penerapan di kehidupan digunakan oleh pemborong bangunan atau insinyur Teknik membangun Gedung bertingkat. Kemudian guru membagi anak ke dalam beberapa kelompok yang disesuaikan dengan jumlah siswa, membuat kelompok dengan nama kelompok “pemborong dengan peran sebagai insinyur” tujuannya agar dapat memenangkan tender pembangunan Gedung. Guru harus mampu menciptakan suasana kelas menjadi sebuah latar presentasi tender di sebuah perusahaan.

Guru juga bisa berimajimasi tentang hal-hal dalam dunia nyata (penerapan dalam kehidupan) yang berhubungan dengan trigonometri. Siswa harus berlakon seperti layaknya insinyur. Mereka bertanya, merancang, dan menghitung sudut dan sempadan segitiga bukan sebagai siswa, tetapi sesuai dengan perannya. Situasi kelas harus dibawa ke dunia “lain” dimana siswa tahu bahwa mereka akan memahami kegunaan ilmu yang mereka dapat, baik positif dan negative dalam kehidupan di masa depan.

Begitupun dengan kelompok mata pelajaran seperti Bahasa, IPA, IPS Agama, Sejarah dan Seni bisa dilakukan dengan model pembelajaran Dramatic Learning agar pemebalajaran lebih berarti dan bermakna. Model pembelajaran ini konsep berimajinasi, yakni perannya. Latar juga bisa diubah karena setting tidak selamanya berada di kelas. Semua materi diterapkan dalam kehidupan nyata (dihubungkan langsung dalam kehidupan).

 

 

SUMBER:

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

Write a comment

Ada 32 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment