Model Jigsaw
Jigsaw
Gambar : Model Pembelajaran
KANGJO.NET, Tamiang Layang. Pembelajaran kooperatif model jigsaw menitik beratkan kepada kerja kelompok dalam bentuk kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif model jigsaw merupakan model belajar dengan cara siswa belajar dalam kelompok yang terdiri atas 4-6 orang secara heterogen. Siswa bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggungjawaba secara mandiri. Dalam Pembelajaran kooperatif model jigsaw, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Anggota kelompok bertanggungjawab atas keberhasilan kelompok dan ketuntusan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya (Rusman, 2008:203).
Langah-langkah Pembelajaran kooperatif model jigsaw.
- Langkah pertama
Guru merencanakan pembelajaran yang akan menghubungkan beberapa konsep dalam satu rentang waktu secara bersamaan. Misalnya, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP. Siswa akan mempelajari Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin. Konsep yang akan dipelajari: (1) macam-macam Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin, (2) cara membaca Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin, (3) penerapan bacaan Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin.
- Langkah Kedua
Guru menyiapkan kuis sebanyak tiga jenis sesuai materi yang akan siswa pelajari.
- Langkah Ketiga
Siapkan handout materi pelajaran untuk masing-masing konsep sehingga memiliki tiga jenis handout tentang (1) macam-macam Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin, (2) cara membaca Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin, (3) penerapan bacaan Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin.
- Langkah Keempat
Kelas dibagi menjadi tiga kelompok. Guru menyampaikan pengantar diskusi kelompok dengan menjelaskan secara singkat: (1) topik yang akan dipelajari masing-masing kelompok, (2) tujuan dan indicator belajar yang diharapkan, (3) bentuk tagihan tiap kelompok, (4) prosedur kegiatan, (5) sumber belajar yang dapat digunakan. Diskusi dimulai, siswa aktif mempelajari materi, guru menjadi pemantau dan fasilitator. Masing-masing kelompok bersiap untuk mempelajari tiga konsep yang telah ditentukan. Tiap kelompok terbagi menjadi sub kelompok masing-masing mempelajari satu handout. Pada saat diskusi setiap sub kelompok mendalami satu konsep dan masing-masing sub kelompok bisa saling bertanya untuk memperoleh pemahaman. Pada akhir sesi ini setiap kelompok mendalami satu konsep agar dapat menyampaikan materi kepada sub kelompok lain. Setelah memenuhi target waktu dan berdasarkan pemantauan guru, siswa telah cukup memahami materi, diskusi ditutup untuk sementara.
- Langkah Kelima
Setiap sub kelompok mendalami materi pada handout yang menjadi pegangannya. Mendalami fakta, konsep, prosedur penerapan konsep agar ilmu yang mereka pelajari disampaikan Kembali kepada temen-temenya, pada fase ini tidak ada interaksi antar sub kelompok. Kegiatan refleksi ini merupakan proses peningkatan penguasaan materi untuk menghadapi babak diskusi tim ahli.
- Langkah Keenam
Setiap sub kelompok yang ahli mengenai konsep ke-1 bergabung dengan ahli konsep ke-1 dari kelompok lain. Begitu juga dengan sub kelompok ke-2 dan ke-3 sehingga membetuk struktur kelompok ahli. Pada Langkah ahli siswa Kembali berdikusi. Tiap kelompok membahas satu handout materi yang menjadi bidang keahliannya. Disini terdapat masa kritis yang perlu guru pantau pada tiap kelompok, memastikan bahwa konsep yang siswa kembangkan sesuai dengan yang seharusnya atau tidak mengandung kekeliruan.
- Langkah Ketujuh
Selesai mendalami materi melalui diskusi kelompok ahli, siswa Kembali ke kelompok awal atau kelompok belajar. Hasil dari diskusi pada kelompok ahli dibahas Kembali dalam kelompok awal. Pada akhir kegiatan belajar, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi pada kelompok ahli. Dengan cara ini seluruh siswa mengulang telaah seluruh materi yang harus dikuasainya. Setiap anggota kelompok memiliki catatan hasil diskusi pada tahap satu, tahap dua diskusi tim ahli, dan Kembali ke kelompok awal.
- Langkah Kedelapan
Guru mengukur hasil belajar siswa dengan tes atau kuis. Guru dapat menilai ketuntasan belajar dengan cara membandingkan hasil yang siswa capai dengan target yang ditetapkan dalam RPP.
Kelebihan
- Memungkinkan siswa dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan, dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri.
- Hubungan antara guru dan siswa berjalan secara seimbang dan memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan harmonis.
- Memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif.
- Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok dan induvial.
Kekurangan
- Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing, dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.
- Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.
SUMBER:
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.