Model Numbered Head Together (NHT)
Model Numbered Head Together (NHT)
Gambar : Foto Kumpulan Model PBM
KANGJO.NET, Tamiang Layang. Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu dari strategi pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spenser Kagan (1993) dalam Nurhadi dan Agus (2003: 66). Model NHT mengacu pada belajar kelompok siswa, masing-masing anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan) dengan nomor yang berbeda-beda. Misalkan, dalam pembelajaran reproduksi yang mempelajari proses perkembangbiakan tumbuhan dan hewan lebih mengacu pada interaksi social sehingga pembelajari Numbered Head Together dapat meningkatkan hubungan social antarsiswa.
Setiap siswa mendapatkan kesempatan sama untuk menunjang timnya guna memperolrh nilai yang maksiml sehingga termotivasi untuk belajar. Dengan demikian setiap individu merasa mendapatkan tugas dan tanggung jawab sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Numbered Head Together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggungjawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.
Langkah-langkah:
- Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
- Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
- Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya dengan baik.
- Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka.
- Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjukkan nomor yang lain.
- Kesimpulan.
Kelebihan:
- Setiap murid menjadi siap.
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang pandai.
- Terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal.
- Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi.
Kekurangan:
- Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama.
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang terbatas.
SUMBER:
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.