PTK, Meningkatkan Kemampuan Menentukan Latar menggunakan STAD Siswa Kelas VI SDN Paku Beto Bartim
Penelitian Tindakan Kelas

By JUMAKIR, S Pd., MM 29 Mei 2021, 12:54:39 WIB contoh PTK
PTK, Meningkatkan Kemampuan Menentukan Latar  menggunakan STAD Siswa Kelas VI SDN Paku Beto Bartim

Gambar : Kumpulan PTK


Meningkatkan Kemampuan Menentukan Latar Cerpen Dengan Model Pembelajaran Tipe STAD Siswa Kelas VI SDN Paku Beto

ABSTRAK

           

Penelitian berjudul: “Meningkatkan Kemampuan Menentukan Latar Cerpen Dengan Model Pembelajaran Tipe STAD Siswa Kelas VI SDN Paku Beto”.

 

Tujuan penelitian meningkatkan kemampuan menentukan latar tempat, waktu, suasana siswa kelas VI Semester 1 SDN Paku Beto dengan model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

 

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur (1) perencanaan, (2) pelaksanaan kegiatan, (3) observasi, (4) refleksi dalam setiap siklus. Data penelitian ini kuantitatif dan kualitatif. Data bersumber dari siswa dan peneliti.

 

Hasilnya penggunaan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam kegiatan pembelajaran kemampuan menentukan latar cerpen dapat meningkat, hasil kegiatan pembelajaran kualifikasi sedang yang merupakan indikator penelitian. Melalui model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions dalam menentukan latar cerpen dapat meningkatkan kreativitas siswa karena setiap siswa dapat menjelaskan kepada siswa lain dan dalam mengembangkan ide-ide atau menjawab pertanyaan tidak boleh saling bantu sehingga memiliki kepercayaan diri dan lebih mandiri dalam mencapai persoalan pembelajaran yang menyenangkan.

 

Kata kunci: Kemampuan, Model STAD

 

BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

Sesuai isi kurikulum 2006 (Depdiknas 2004 : 3) dinyatakan Sastra adalah suatu bentuk karya seni yang bermedia bahasa. Sastra hadir untuk dibaca dan dinikmati serta selanjutnya dimanfaatkan , antara lain untuk mengembangkan wawasan hidup dan kehidupan. Jadi pembelajaran sastra harus menitikberatkan pada kenyataan bahwa sastra adalah satu bentuk seni yang dinikmati atau diapresiasi.

Sampai saat ini pembelajaran  sastra masih mengalami berbagai masalah hampir ditiap sekolah. Masalah timbul dari pihak sekolah, guru dan siswa. Permasalahan di sekolah antara lain kurangnya buku-buku referensi di perpustakaan sekolah, baik buku-buku teori sastra, ataupun buku-buku karya sastra. Dari pihak guru masih banyak yang belum mampu memahami, menikmati dan mengapresiasi karya sastra apalagi mengajar sesuai harapan, ada guru yang hanya formalitas ijazah dan kurang berminat untuk membaca buku-buku karya sastra; teori sastra apalagi menciptakan karya-karya sastra.

Apresiasi sastra merupakan kegiatan mengenali cipta sastra sehingga dalam batin pembaca timbul perasaan cinta terhadap karya sastra. Kegiatan ini juga akan menumbuhkan rasa menghargai cipta sastra.

 

1

Kemampuan bersastra terutama membaca dan memahami berbagai jenis ragam karya sastra dan mampu melakukan apresiasi secara tepat.

 

Pembelajaran sastra di sekolah sangat bermanfaat untuk membentuk sikap perilaku siswa, emosional, nilai-nilai religius dan masih banyak lagi nilai yang terkandung didalamnya. Melalui sastra, siswa dapat memahami, menikmati dan menghayati karya sastra. Mereka juga diajak untuk dapat mempertajam perasaan untuk memahami informasi yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam menikmati dan menghayati karya sastra, siswa juga harus mempunyai kepekaan terhadap penentuan latar yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran sastra dituntut kemampuan dan kesanggupan guru melakukan tugas di kelas agar siswa mampu untuk melakukan kegiatan antara lain memahami, menghargai, mencintai dan mengapresiasi sehingga sastra bukan lagi hal yang dikesampingkan tetapi sastra adalah ilmu yang perlu mendapat perhatian yang serius, sehingga sama dengan ilmu yang lain.

Kenyataannya pembelajaran sastra, seharusnya menganalisis unsur intrinsik di sekolah masih kurang mendapat perhatian dari guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, sehingga siswa menjadi kurang berminat mempelajari karya sastra dan mengapresiasikannya.

Adapun standar Kompetensi adalah menentukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.

Berikut ini, beberapa penyebab rendahnya minat siswa dalam mengapresiasi karya sastra terutama cerpen di tinjau dari unsur intrinsik yaitu menentukan latar tempat, waktu, suasana di antaranya (1) kurangnya kreativitas dan keberanian guru dalam mengidentifikasi karya sastra, (2) guru kurang inovatif strategi pembelajaran sastra, (3) pembelajaran sastra yang dilakukan guru lebih menekankan pada unsur intrinsik yang baik, dengan mengabaikan penekanan terhadap latar cerita, (4) pendekatan pembelajaran sastra yang digunakan kurang memadai dan tidak memberi solusi dalam melatih, memotivasi dan menumbuhkan sikap apresiatif siswa, (5) kurangnya ketersediaan media penunjang pembelajaran di kelas, (6) masih ada guru yang bukan dari latar belakang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

Dari penjelasan diatas, maka perlu diupayakan model pembelajaran yang tepat agar tercapainya tujuan dan hasil yang maksimal dalam pembelajaran sastra.

Adapun model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model kontekstual. Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan dapat membantu guru menjawab persoalan-persoalan yang ada.

Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Menentukan Latar Cerpen Dengan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions Siswa Kelas VI SDN Paku Beto”. Tahun Pembelajaran 2015/2016 dengan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ini didasari atas beberapa hal sebagai berikut ini.

  1. Perlunya penelitian tindakan kelas yang mengutamakan pada usaha peningkatan kemampuan siswa Kelas VI Semester 1 SDN  Paku Beto dalam memahami unsur intrinsik menentukan latar tempat, waktu, suasana.
  2. Kemampuan siswa Kelas VI SDN  Paku Beto dalam memahami unsur intrinsik terutama menentukan latar tempat, waktu, suasana harus ditingkatkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar tercapai tujuan pembelajaran sastra.
  3. Model Pembelajaran STAD merupakan salah satu pembelajaran yang dianggap mampu  meningkatkan pemahaman siswa dalam menganalisis unsur intrinsik sastra terutama menentukan latar tempat, waktu, suasana.

    

    1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : (1) rendahnya kemampuan siswa Kelas VI Semester 1 SDN  Paku Beto dalam mengapresiasi latar tempat, (2) rendahnya kemampuan siswa Kelas VI Semester 1 SDN  Paku Beto dalam mengapresiasi latar waktu, (3) rendahnya kemampuan siswa-siswa Kelas VI Semester 1 SDN  Paku Beto dalam mengapresiasi latar suasana.

Permasalahan  rendahnya kemampuan siswa ini disebabkan oleh beberapa kendala yang dihadapi siswa maupun guru dalam proses pembelajaran apresiasi latar tempat, waktu, suasana.

Permasalahan yang dihadapi siswa adalah rendahnya kemampuan siswa mengungkapkan latar tempat, waktu, suasana. Siswa kurang bergairah dalam menganalisis ketiga unsur tersebut sehingga nilai yang diharapkan menurun.

Permasalahan yang dihadapi guru adalah belum tepat menggunakan model pembelajaran apresiasi khususnya menentukan latar cerpen : tempat, waktu, suasana.

    1. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Model Pembelajaran STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas VI SDN  Paku Beto tahun dalam menentukan latar?”.

 

    1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah :

Meningkatkan kemampuan menentukan latar menggunakan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions siswa Kelas VI SDN  Paku Beto

    1. Manfaat Penelitian 

Hasil penelitian Tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat seperti berikut ini.

  1. Bagi Guru

Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini, diharapkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia akan memperoleh wawasan, pengetahuan dan dapat menguasai model pembelajaran sastra dengan menggunakan pendekatan kontekstual sehingga ia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sastra dengan berpusat pada peserta didik itu sendiri. Pada sisi lain, penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai sarana peningkatan profesionalitas dan pengembangan karier.

b. Bagi Siswa

Peserta didik akan mendapat manfaat dari penelitian ini, diantaranya (1) dapat membantu siswa meningkatkan kemampuannya dalam mengapresiasi karya sastra khususnya cerpen, (2) penelitian tindakan kelas ini, juga dapat mengubah persepsi siswa bahwa pembelajaran cerpen bukan suatu hal yang membosankan, tetapi sesuatu yang sangat menyenangkan.

 

c. Bagi Sekolah

Sekolah tempat pelaksanaan penelitian diharapkan dapat memperoleh manfaat dari penelitian itu sendiri, sehingga akan ada perbaikan pembelajaran sastra dan kegiatan belajar di sekolah yang bersangkutan.

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA

    1. Kajian Teori
      1. Hakikat Cerpen

Cerita pendek adalah cerita yang panjangnya disekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri, dan sebagai sebuah cerita yang pendek dan menceritakan sarinya saja seseorang bisa menikmatinya tanpa mengorbankan banyak tempo dan dalam beberapa bagian saja dari satu jam (Tarigan,1993:176). Selanjutnya, menurut Nurgiyantoro (2012:10) cerpen adalah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah atau dua jam – suatu hal yang tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel.

Cerpen adalah cerita pendek, yang diambil sarinya saja; segala yang diceritakan hendaklah yang sungguh-sungguh diperlukan untuk mengerti perjalanan jiwa dan kejadian yang berlaku dengan cerita yang menjurus, yang pada dasarnya tidak mengizinkan penyimpangan dari tema utama (Mantik,2013:2).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita pendek dan menjurus, dan hanya menceritakan hal-hal yang langsung berhubungan dengan inti cerita, untuk dapat mengerti perjalanan jiwa dan kejadian-kejadian yang berlaku sehingga dapat dinikmati dalam tempo singkat.

 

9

Sehubungan dengan penjelasan diatas, aspek masalah yang dibatasi dalam cerpen yaitu (1) ruang gerak ceritanya sempit dan terbatas, (2) Jalan cerita tentang pelakunya singkat, (3) Perwatakan pelaku diungkapkan secara tepat, singkat, jelas dan langsung terarah, (4) terpusat pada fokus cerita tertentu, (5) hanya menampilkan satu konflik dan satu klimaks, (6) merupakan prosa rekaan denga kisah pendek, berpusat pada tokoh tertentu dalam situasi dan pada sati waktu tertentu.

 

Berdasarkan uraian diatas, maka cerpen merupakan suatu karangan pendek yang berbentuk naratif atau cerita prosa, yang mengesahkan kehidupan manusia yang penuh perselisihan, mengharukan atau menggembirakan, dan mengandung kesan yang sulit dilupakan, kusahan pedek kurang dari sepuluh ribu kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan, dan memuaskan diri ada satu pelaku dalam satu waktu tertentu.

     

      1. Mengungkapkan Latar Cerita
        1. Unsur Intrinsik

a. Pengertian

Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri, sedangkan yang dimaksud analisis intrinsik adalah mencoba memahami suatu karya sastra berdasarkan informasi-informasi yang dapat ditemukan dalam karya sastra itu atau secara eksplisit terdapat dalam karya sastra. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa suatu karya sastra menciptakan dunianya sendiri yang berbeda dari dunia nyata. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia karya sastra merupakan fiksi yang tidak berhubungan dengan dunia nyata. Karena menciptakan  dunianya sendiri, karya sastra tentu dapat dipahami berdasarkan apa yang ada atau secara eksplisit tertulis dalam teks tersebut. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa unsur untrinsik terdiri dari Tokoh dan penokohan/perwatakan tokoh. Tema dan amanat. Latar. Alur. Sudut pandang/ gaya penceritaan. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas unsur-unsur tersebut.

b. Latar atau Setting

Yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot certita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas.

Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar tempat, dan latar suasana. Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar tempat adalah lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira, sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama. Pembaca mengikuti kejadian demi kejadian yang dialami tokoh utama dan bersama dia pembaca dibawa larut dalam suasana cerita.

Latar tempat ialah tempat atau daerah terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Sangat mungkin latar tempat sebuah teks prosa terdapat di dalam ruangan dan tidak menutup kemungkinan latar tempat terjadi di ruang lingkungan, dihalamana sebuah kota misalnya.

Latar waktu ialah terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Latar waktu bisa berupa detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Tetapi juga sangat mungkin pengarang tidak menentukan secara persis tahun, tanggal atau hari terjadinya peristiwa, namun hanya menyebutkan saat Hari Raya, Natal, tahun baru dan sebagainya yang pada akhirnya juga akan mengacu kepada waktu seperti tanggal dan bulan tergantung latar tempat dalam cerita.

Latar sangat erat kaitannya dengan unsur fiksi yang lain dan bersifat timbal balik. Sifat-sifat latar dalam banyak hal akan mempengaruhi sifat-sifat tokoh. Bahkan bisa dikatakan bahwa sifat seseorang dibentuk oleh latarnya. Suatu contoh bisa kita lihat pada perbedaan sosial budaya, pola pikir, tingkah laku dan yang lainnya pada setiap tokoh.

Menurut Hudson (dalam Ardiana, 2012:20), Latar merupakan keseluruhan lingkungan cerita, termasuk adat istiadat, kebiasaan, pandangan hidup tokoh, sedangkan Abran (dalam Subyantoro, 2014:64) menyatakan bahwa latar adalah tempat terjadinya suatu peristiwa dan waktu berlangsungnya tindakan. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa latar tersebut adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra (Sudjiman, 1988:44).

Tempat kejadian cerita merupakan salah satu faktor pembangun untuk memperjelas cerita yang dikarang, Kejelasan latar akan mempengaruhi nilai sebuah cerita. Oleh sebab itu, pengertian setting meliputi latar belakang fisik, ruang, lingkungan tempat terjadinya cerita (Badrun, 1983:90).

Latar adalah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra (Sudjiman, 2012:48). Latar tidak pernah beridir sendiri karena bagian atau unsur dari suatu keutuhan yang harus dipahami di dalam hubungan dengan unsur lain.

Untuk dapat mengungkapkan latar cerpen khususnya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

  1.  Membaca cerpen dengan memperhatikan rangkaian peristiwa dalam cerita
  2.  Mengungkapkan pemahaman terhadap latar cerpen.
  3.  Menetapkan pokok-pokok cerita dan merangkainya menjadi cerita yang utuh dengan bahasa sendiri.

Ketiga langkah di atas adalah hal yang setidak-tidaknya dilakukan seorang pembaca cerita, khususnya cerpen agar dapat mengungkapkan latar cerpen yang dikandungnya dan dapat menyampaikan segi positif dan negatifnya kepada orang lain.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka apresiasi cerpen adalah usaha memahami cerpepn yang dibaca sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan  pikiran dan perasaan yang baik terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen yang dibaca tersebut.

Menurut Stanton (Sayuti,1996:4) analisa ialah penguraian karya sastra atas bagian-bagian. Secara lebih khusus analisis terhadap karya sastra dibedakan menjadi analisis fiksi dan analisis puisi. Analisis fiksi meliputi analisis terhadap semua elemen pembangunan fiksi yang mencakup fakta cerita, sarana cerita dan tema.

Menganalisis sastra atau mengkritik sastra adalah usaha menangkap makna dan memberi makna kepada teks karya sastra (Pradopo, 2013:141).

Adanya apresiasi di bidang sastra maka siswa dapat lebih mengembangkan pengetahuan dalam pendidikan seni, melalui pendidikan sastra menjadi sumber pengetahuan dan mengembangkan keterampilan. Melalui pendidikan sastra menjadi sumber pengetahuan dan bukan sekedar dinikmati sebagai hiburan. Sastra sebenarnya jalan untuk memperoleh penanaman budi pekerti dan untuk memahami serta mengetahui karya sastra.

 

      1. Pembelajaran Apresiasi Cerpen

Apresiasi dapat diartikan usaha pengenalan nilai terhadap nilai yang lebih tinggi. Usaha pengenalan itu mengacu pada pengertian, pemahaman, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang memberi penilaian. Sejalan dengan hal tersebut, kegiatan mengapresiasi sebagai kegiatan menelaah karya sastra dengan sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan dan kepekaan yang baik terutama pada pikiran dan perasaan terhadap karya sastra. Dengan kata lain, apresiasi berarti usaha menumbuhkan kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya yang terkandung dalam sastra.

Melalui analisis terhadap latar seseorang dapat mengetahui bagaimana keadaan, pekerjaan, dan status sosial para tokoh. Seringkali latar juga berhubungan erat dengan nasib seorang tokoh dalam sebuah teks. Artinya lingkungan sekitar kerap memberikan efek secara langsung terhadap apa yang dikerjakan seorang pelaku.

 

      1. Pembelajaran Latar Dalam Kurikulum 2006

Standar kompetensi kemampuan dasar tentang sastra untuk siswa SMA yang tertuang dalam kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai berikut.

  1.  Mampu mendengarkan yang dikisahkan dan dibacakan, memahami pikira, perasaan dan imajinasi yang terkandung di dalamnya.
  2.  Mampu memahami pikiran dan imajinasi yang terkandung di dalamnya, dan
  3.  Mampu menulis karya sastra untuk memahami pikiran, perasaan dan imajinasi yang terkandung di dalamnya.

Kerangka pembelajaran kemampuan bersastra dalam kurikulum 2006 SMA dan MA memuat seperangkat kompetensi yang harus dimiliki dan dicapai siswa pada setiap tingkatan yang terdiri dari empat komponen utama :

  1.  Standar kompetensi
  2.  Kompetensi dasar
  3.  Indikator
  4.  Materi pokok

Pembelajaran kemampuan peningkatan menentukan latar tempat, waktu, suasana siswa Kelas VI SDN Paku Beto terdapat dalam kompetensi dasar yang diambil dalam penelitian ini hanya satu, yaitu peningkatan kemampuan menentukan latar cerpen dengan bukti factual, yang terdiri dari tiga yaitu sebagai berikut.

  1.  Mampu menentukan latar tempat dalam cerpen.
  2.  Mampu menentukan latar waktu dalam cerpen
  3.  Mampu mengungkapkan latar suasana dalam cerpen.

Di bawah ini disajikan kutipan standar kompetensi pembelajaran membaca wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerpen untuk siswa Kelas VI.

 

KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN MATERI POKOK

Kemampuan berbahasa   : Membaca

Kelas / Semester              : X, Semester I

Standar Kompetensi        : Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerpen.

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

Menemukan tema, latar, penokohan, pada cerpen –cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen

1. Mampu menemukan latar cerpen : tempat, waktu, suasana dengan bukti faktual.

Teks cerpen

 

      1. Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, namun penguasaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai mutlak diperlukan. Untuk itu perlu kiranya para guru mampu menggunakan pendekatan dan metode yang tepat agar pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Model pembelajaran STAD lebih tepat diterapkan melalui metode kooperatif yakni siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya sehingga anggota kelompok saling membantu.

Dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) maka untuk tiga cerpen yang tersebut. Dengan memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota dan sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Begitu selesai kegiatan guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa saat menjawab kuis / pertanyaan siswa tidak boleh saling bantu sehingga kemudian guru memberi evaluasi dan membuat kesimpulan tentang hasil kemajuan belajar siswa.

    1. Hipotesis Penelitian

Sehubungan dengan kerangka teoritik yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah “Kemampuan menentukan latar cerpen : tempat, waktu, suasana Siswa Kelas VI SDN Paku Beto dapat meningkat menggunakan model pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD).

BAB III METODE PENELITIAN

    1. Setting Penelitian

       Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Paku Beto Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada  di luar kota Kabupaten. SDN Paku Beto Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang kurang lengkap dengan adanya Perpustakaan yang kurang memadahi, ruang UKS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 9 orang terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 6 (enam) guru kelas, 1 (satu) guru Agama Kristen, 1 (satu) guru Penjaskes dan 1 (satu) Penjaga Sekolah.

 

    1. Obyek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VI SDN Paku Beto, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 13, yang terdiri dari 8 siswa laki – laki dan 5 siswa perempuan.

    1. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan terdiri atas dua siklus, Dengan berpegang pada hasil evaluasi kegiatan pratindakan maka dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas siklus I dengan empat prosedur yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus.

       Rincian prosedur penelitian tindakan kelas (Hopkins, 2014:60) siklus I tersebut sebagai berikut.

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan Tindakan

3. Obeservasi

4. Refleksi 

Refleksi merupakan pengkajiana  terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.

Tahap refleksi ini diawali dengan memperhatikan hasil yang didapat pada tahap observasi siklus I yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian hal analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya (Siklus II).

    1. Data dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas data hasil belajar, rencana pembelajaran, hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Data ini bersumber dari siswa dan guru.

Cara pengambilan data dilakukan sebagai berikut.

  1.  Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.
  2.  Data tentang situasi belajar mengajar diambil pada saat dilaksanakan tindakan dengan menggunakan lembar observasi.
  3.  Data refleksi serta perubahan yang terjadi di kelas diambil dari jurnal yang dibuat  oleh guru.
  4.  Data tentang ketertarikan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

 

    1. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka perlu dilakukan analisis data. Analisis data ini diakukan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Analisis kuantitatif digunakan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan siswa dalam menentukan latar (waktu, ruang  dan suasana0 berdasarkan hasil tes yang dilakukan. Untuk jenis analisis kuantitatif mengacu kepada KKM kompetensi dasar menulis karangan argumentasi yang telah ditetapkan sekolah, yaitu skor 67.

Kriteria diatas ditetapkan berdasarkan pada tiga komponen, yaitu kompleksitas (kesukaran dan kerumitan), daya dukung, dan intake. KKM tersebut diperoleh dengan berpedoman kepada hal sebagai berikut.

A. Kompleksitas :  1. Tinggi    = 1

2. Sedang   = 2

3. Rendah  = 3

B. Daya dukung  :  1. Tinggi    = 3

2. Sedang   = 2

3. Rendah  = 1

C. Intake             :  1. Tinggi    = 3

2. Sedang   = 2

3. Rendah  = 1

Berdasarkan penetapan kriteria diatas, maka dibuat rumusan KKM penelitian ini sebagai berikut.

Nilai akhir =  = Nilai KKM

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka KKM yang dicapai adalah sebagai berikut.

A. Kompleksitas = sedang = 2

B. Daya dukung = sedang = 2

C. Intake             = sedang = 2

Jadi = = 66,7

Dengan demikian KKM penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menentukan Latar tempat, waktu, suasana Siswa Kelas IX Semester 1 SDN Paku Beto Tahun Pembelajaran 2009/2010 dengan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah 66,7. Oleh karena itu, rentang atau penilaian untuk penelitian ini sebagai berikut.

A. 79,7 – 100   = tertinggi (sangat tuntas)

B. 66,7 – 79,6  = sedang (tuntas)

C. 0 – 66,6       = rendah (belum tuntas)

    1. Indikator Keberhasilan

Seluruh data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini apabila 80% siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan belajar dalam mengapresiasi cerpen dapat mencapai nilai minimal rata-rata 67 atau berkualifikasi baik, siswa semakin peka dan bersikap positif terhadap karya sastra khususnya cerpen. Dengan demikian terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengaktifkan kegiatan belajar siswa di kelas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    1. Deskripsi Data Awal

Data yang dideskripsikan dalam penelitian tindakan kelas ini kelompokkan menjadi tiga bagian. Data tersebut terdiri atas (1) data pratindakan, (2) data siklus I, dan (3) data siklus II. Data pratindakan adalah data yang diperoleh dari hasil observasi pratindakan dan hasil tes pratindakan sebelum kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan. Data siklus I adalah data yang diperoleh dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Data siklus II adalah data yang diperoleh dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut.

 

      1. Deskripsi Data Pratindakan

Data pratindakan terdiri atas data hasil observasi pratindakan dan tes pratindakan. Hasil yang diperoleh dari kedua data ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan peningkatan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran apresiasi cerpen (menentukan latar tempat, waktu, suasana) pada tahap penelitian tindakan kelas yang dilakukan kedua data pratindakan tersebut disajikan sebagai berikut.

 

 

 

 

        1. Deskripsi Data Observasi Pratindakan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat ketika dilakukan kegiatan pembelajaran kemampuan menentukan latar tempat, waktu dan suasana pada 3 (tiga) buah cerpen.

Sebelum kegiatan kelas dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut.

a. Siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan

    pembelajaran kemampuan menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam cerpen 

    yang dibuktikan dengan kurang terfokusnya perhatian siswa terhadap materi

    pembelajaran disebabkan kemampuan guru dalam mengidentifikasi karya sastra.

b. Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran yang dibuktikan dengan tidak adanya

    kemauan siswa untuk bertanya atau menanggapi hal yang berkaitan dengan materi

    pelajaran khususnya unsur instrinsik menentukan latar tempat, waktu, suasana

    dalam cerpen disebabkan ketidakmampuan seorang guru membuat atau

    memperkenal sesuatu yang baru.

c. Guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran selalu menekankan pada unsur

    instrinsik yang lain dengan mengabaikan penekanan terhadap latar tempat, waktu,

    suasana dalam cerpen dan tidak berusaha memberdayakan atau menggali

    kemampuan siswa

d. Guru tidak mampu memotivasi siswa dalam memahami materi pembelajaran

    khususnya menentukan latar tempat, waktu, suasanan dalam cerpen disebabkan

    model pembelajaran yang tidak tepat.

e. Siswa tidak berminat mengikuti pelajaran karena tidak ada bahan atau penunjang

    pembelajaran tentang seberapa macam cerpen yang dibagikan oleh guru.

f. Guru tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan sehingga tidak mampu

    menciptakan suasana kelas untuk menumbuhkan kemampuan siswa menentukan

    latar cerpen

        1. Deskripsi Data Tes Pratindakan

Tes pratindakan adalah tes yang dilakukan sebelum kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa  terhadap materi pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam cerpen yang dijadikan bahan penelitian tindakan kelas. Tes yang diberikan terdiri dari 15 soal, yaitu 5 soal untuk aspek menentukan latar tempat sebuah cerpen, 5 soal untuk aspek menentukan latar waktu, 5 soal untuk menentukan latar suasana sebuah cerpen. Data tes pratindakan tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1   Data Hasil Tes Pratindakan sebelum Penelitian Tindakan Kelas Dilakukan terhadap Siswa Kelas VI Semester I SDN Paku Beto

 

No.

Nama Siswa

Skor Per Aspek

Skor Rata-Rata Siswa

Menentukan  Latar Tempat

Menentukan Latar Waktu

Menentukan Latar Suasana

1

Harianto

60

60

60

60

2

Fedri Yono

40

60

60

53

3

Verlina Karuniani

40

40

60

46

4

Mirnandra Patricia

40

60

60

53

5

Nanda Su

40

40

60

40

6

Stevani Dusma

60

60

40

53

7

Putra

60

40

60

53

8

Micel Fernando

60

40

40

46

9

Dede

60

40

40

46

10

Michael Arya Inhua

60

60

60

60

11

Sinta Riani

60

40

40

46

12

Dapid Piterson

60

60

60

60

13

Flora Titi Sumanti

60

60

60

60

Jumlah Per Aspek

700

660

700

 

Rata-Rata Per Aspek

53,85

50,77

53,85

 

Jumlah Rata-Rata Skor Siswa

676

Skor Rata-Rata Kelas

52

Tabel di atas menyajikan data tentang tingkat kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam cerpen sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas yang mencapai skor rata-rata 52,0 atau kualifikasi rendah. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari dua aspek yang diijinkan, yaitu (1) kemampuan menentukan latar tempat dengan tepat, (2) Kemampuan menentukan latar waktu dengan tepat  dan (3) Kemampuan menentukan latar suasana dengan tepat. Skor rata-rata peraspek dipaparkan sebagai berikut.

1. Dari 13 orang siswa yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan latar

    tempat sebuah cerpen diperoleh skor rata-rata 53,85 atau kualifikasi rendah.

2. Dari 13 orang siswa yang mengerjakan soal kemampuan menentukan latar waktu 

    sebuah cerpen diperoleh skor rata-rata 50,77 atau kualifikasi rendah.

3. Dari 13 orang siswa yang mengerjakan soal kemampuan menentukan latar suasana 

    sebuah cerpen diperoleh skor rata-rata 53,83 atau kualifikasi rendah.

      1. Deskripsi Data Siklus I

Data siklus I diperoleh dari (1) data situasi belajar mengajar, (2) data perubahan yang terjadi di kelas, (3) data refleksi, (4) data hasil belajar dan (5) data angket. Kelima data tersebut adalah sebagai berikut.

 

        1. Data Situasi Belajar Mengajar

Data situasi belajar mengajar di peroleh dari hasil pengamatan yang dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat dan terekam pada lembar observasi. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut :

 

Tabel 2   Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Kemampuan Menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen pada siklus I

Pengamat I 

 

No

Aspek Penilaian

P

R

Kategori

 

Aktivitas Siswa

a. Perhatian Siswa

b. Partisipasi Siswa

c. Membimbing Diskusi

d. Menemukan Konsep

e. Menerapkan Konsep

f. Memahami Materi

g. Mencatat / Merangkum

 

3

3

4

3

2

3

3

 

 

 

 

3

 

 

 

 

Cukup

 

Aktivitas Pengajar

a. Memotivasi Siswa

b. Membimbing Siswa

c. Membimbing Diskusi

d. Memberikan Evaluasi/Pujian

e. Memberikan Penguatan

f. Memberikan Umpan Balik

 

4

3

4

3

2

2

 

 

 

 

3

 

 

 

 

 

Cukup

 

Pengelolaan Waktu

4

4

Cukup

 

Pengamatan Suasana kelas

a. Antusias Siswa

b. Antusias Pengajar

 

2

4

 

3

 

 

Cukup

 

Keterangan :

P = Hasil Pengamatan

R = Rata-Rata Aspek Pengamatan

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

 

 

Tabel 3   Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Kemampuan Menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen pada siklus I

Pengamat II

 

Aspek Penilaian

P

R

Kategori

 

Aktivitas Siswa

  1. Perhatian Siswa
  2. Partisipasi Siswa
  3. Diskusi/Mengerjakan LKS
  4. Menemukan Konsep
  5. Menerapkan Konsep
  6. Memahami Materi
  7. Mencatat / Merangkum

 

3

3

3

3

3

3

3

 

 

 

 

3

 

 

 

 

Cukup

 

Aktivitas Pengajar

  1. Memotivasi Siswa
  2. Membimbing Siswa
  3. Membimbing Diskusi
  4. Memberikan Evaluasi/Pujian
  5. Memberikan Penguatan
  6. Memberikan Umpan Balik

 

3

4

3

3

2

2

 

 

 

 

3

 

 

 

 

 

Cukup

 

Pengelolaan Waktu

3

3

Cukup

 

Pengamatan Suasana kelas

  1. Antusias Siswa
  2. Antusias Pengajar

 

2

4

 

3

 

 

Cukup

 

Keterangan :

P = Hasil Pengamatan

R = Rata-Rata Aspek Pengamatan

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Berdasarkan data yang ditujukan pada kedua tabel di atas, skor yang di berikan pengamat I adalah 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor 4 (kualifikasi baik) untuk pengolahan waktu, dan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas, Pengamat 2 memberikan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas.

Berdasarkan hasil penilaian di atas, skor rata-rata dari kedua pengamat tersebut adalah rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan rata-rata 3,5 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut hanya mencapai kualifikasi cukup (3,1).

 

        1. Data Perubahan Yang Terjadi di Kelas

Data perubahan yang terjadi di kelas diperoleh dari rubrik penilaian yang dikerjakan guru. Rubrik penilaian tersebut terdiri atas rubrik penilaian hasil dan rubrik penilaian proses. Data dari kedua rubrik penilaian tersebut adalah sebagai berikut.

 

          1. Data Penilaian Hasil

Data penilaian hasil adalah data yang diperoleh dari rubrik penilaian hasil yang dibuat guru berdasarkan hasil kerja kelompok diskusi siswa ketika kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa dibagi menjadi enam kelompok diskusi. Masing-masing data penilaian hasil atas enam kelompok siswa tersebut disajikan sebagai berikut.

Tabel 4   Data Penilaian Hasil Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran Kemampuan Menentukan Latar Cerpen Siswa Kelas Semester I SDN Paku Beto pada Siklus I

 

NO

ASPEK

INDIKATOR

SKOR

NILAI PEROLEHAN

KELOMPOK DISKUSI

I

II

III

IV

V

VI

NR

NR

NR

NR

NR

NR

1.

Menentukan Latar tempat

Dapat menentukan latar tempat 100% menjawab benar

100

 

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar tempat 80% menjawab benar

80

 

 

 

 

 

Ö

Dapat menentukan latar tempat 60% menjawab benar

60

Ö

 

Ö

Ö

Ö

 

Dapat menentukan latar tempat 40% menjawab benar

40

 

Ö

 

 

 

 

Dapat menentukan latar tempat 20% menjawab benar

20

 

 

 

 

 

 

Tidak ada jawaban

0

 

 

 

 

 

 

2.

Menentukan Latar Waktu

Dapat menentukan latar waktu 100% menjawab benar

100

 

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar waktu 80% menjawab benar

80

 

 

Ö

 

 

Ö

Dapat menentukan latar waktu 60% menjawab benar

60

 

Ö

 

Ö

Ö

 

Dapat menentukan latar waktu 40% menjawab benar

40

Ö

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar waktu 20% menjawab benar

20

 

 

 

 

 

 

Tidak ada jawaban

0

 

 

 

 

 

 

3.

Menentukan Latar Suasana

Dapat menentukan latar suasana  100% menjawab benar

100

 

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar suasana  80% menjawab benar

80

 

 

Ö

 

 

 

Dapat menentukan latar suasana  60% menjawab benar

60

Ö

Ö

 

 

Ö

Ö

Dapat menentukan latar suasana  40% menjawab benar

40

 

 

 

Ö

 

 

Dapat menentukan latar suasana  20% menjawab benar

20

 

 

 

 

 

 

Tidak ada jawaban

0

 

 

 

 

 

 

Jumlah Skor Perolehan

160

160

220

160

180

220

Skor Rata-rata

153

53

73

53

60

73

 

          1. Data Penilaian Proses

Data penilaian proses diperoleh dari pengamatan guru terhadap kegiatan siswa mengerjakan diskusi siswa dalam kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen yang dilaksanakan pada Siklus I yang disajikan sebagai berikut.

 

Tabel 5   Data Penilaian Proses Belajar Kelompok dalam Pembelajaran Kemampuan Menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen siswa Kelas VI Semester 1 SDN Paku Beto

No

Aspek yang Dinilai

Skor

Hasil pengamatan

Nama Kelompok

I

II

III

IV

V

VI

1.

Kerja Sama

5

 

 

 

 

 

 

4

 

 

Ö

Ö

 

Ö

3

Ö

Ö

 

 

Ö

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

2.

Keaktifan

5

 

 

 

 

 

 

4

Ö

 

Ö

 

 

Ö

3

 

Ö

 

 

Ö

 

2

 

 

 

Ö

 

 

1

 

 

 

 

 

 

3.

 

Kemampuan Mengajukan Pertanyaan

5

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

 

Ö

3

Ö

Ö

Ö

Ö

Ö

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

4.

Kesediaan Menerima Pendapat

5

Ö

 

 

 

 

 

4

 

Ö

Ö

 

Ö

 

3

 

 

 

Ö

 

Ö

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

Jumlah Skor Perolehan

15

13

15

12

13

15

Skor Rata-rata

3,8

3,3

3,8

3

3,3

3,8

 

Keterangan :

5 = Sangat Baik (apabila seluruh siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

4 = Baik (apabila hanya seorang siswa dalam kelompok tidak melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

3 = Cukup (apabila setengah dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

2 = Kurang (apabila hanya sepertiga dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

1 = Sangat Kurang (Apabila hanya salah seorang dalam kelompok melakukan hal sesuai dengan aspek yang diamati)

 

  

        1. Data Refleksi

Setelah seluruh kegiatan pembelajaran siklus I selesai, kemudian dilakukan refleksi. Dalam refleksi ini, peneliti dan dua orang pengamat berdiskusi membahas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan memperhatikan hasil observasi pengamat dan rubrik penilaian guru. Diskusi yang dilakukan tersebut menghasilkan simpulkan bahwa model pembelajaran STAD yang diterapkan dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum maksimal dilaksanakan.

Kesimpulan di atas berkaitan dengan hasil observasi yang sudah dilakukan yang menunjukan bahwa hanya satu aspek pengamatan yang mencapai kualifikasi baik. Sementara itu, tiga aspek lainnya hanya mencapai kualifikasi cukup. Oleh karena itu, pada siklus II model pembelajaran STAD ini diharapkan lebih dimaksimalkan.

        1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I. Soal yang diberikan pada tes ini terdiri dari 15 soal pilihan ganda yang terdiri atas 5 soal untuk aspek menentukan latar tempat, 5 soal untuk latar waktu, 5 soal untuk menentukan latar suasana sebuah cerpen. Data tersebut disajikan pada tabel berikut.

Tabel 6      Data Hasil Siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan terhadap Siswa Kelas VI semester I SDN Paku Beto

 

 

No.

Nama Siswa

Skor Per Aspek

Skor Rata-Rata Siswa

Menentukan  Latar Tempat

Menentukan Latar Waktu

Menentukan Latar Suasana

1

Harianto

80

80

60

73

2

Fedri Yono

60

60

60

60

3

Verlina Karuniani

80

60

60

53

4

Mirnandra Patricia

60

80

80

73

5

Nanda Su

60

60

60

60

6

Stevani Dusma

60

60

80

73

7

Putra

60

60

60

60

8

Micel Fernando

60

60

60

60

9

Dede

60

60

60

60

10

Michael Arya Inhua

60

60

60

60

11

Sinta Riani

60

40

60

53

12

Dapid Piterson

60

60

60

60

13

Flora Titi Sumanti

40

60

60

53

Jumlah Per Aspek

800

800

820

 

Rata-Rata Per Aspek

61,54

61,54

63,08

 

Jumlah Rata-Rata Skor Siswa

798

Skor Rata-Rata Kelas

61,38

Tabel diatas menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen dari hasil test yang dilakukan setelah pelaksanaan siklus I yang dideskripsikan sebagai berikut.

Siklus I yang dideskripsikan sebagai berikut.

1. Dari 13 orang siswa, tidak ada yang memperoleh skor 79,7-100 (kualifikasi

    tinggi)

2. Dari 13 orang siswa, terdapat tiga orang siswa yang memperoleh skor 66,7-79,6    

    (kualifikasi sedang)

3. Dari 13 orang siswa, terdapat sepuluh siswa yang memperoleh skor 0-66,6 

    (kualifikasi rendah).

Berdasarkan tabel di atas, tingkat kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam sebuah cerpen penelitian tindakan kelas siklus I mencapai skor rata-rata 61,38 atau kualifikasi rendah. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari tiga aspek yang diujikan, yaitu (1) kemampuan menentukan latar tempat dan (2) kemampuan menentukan latar waktu (3) kemampuan menentukan latar suasana. Skor rata-rata per aspek yang dipapar sebagai berikut.

  1.  Dari 13 orang siswa yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan latar

    tempat sebuah cerpen diperoleh skor rata-rata 61,54 atau kualifikasi rendah.

  1.  Dari 13 orang siswa yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan latar

    waktu sebuah cerpen diperoleh skor rata-rata 61,54 atau kualifikasi rendah.

  1.  Dari 13 orang siswa yang mengerjakan soal tes kemampuan menentukan latar 

    belakang suasana sebuah cerpen diperoleh skor rata-rata 63,08 atau kualifikasi

    rendah. 

 

      1. Deskripsi Data Siklus II

Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan siklus I dengan mengacu pada hasil refleksi siklus I tersebut. Sama halnya dengan siklus I, data siklus II juga terdiri atas (1) data situasi belajar mengajar, (2) data perubahan yang terjadi di kelas, (3) data refleksi, (4) data hasil belajar, dan (5) data angket. Data tersebut adalah sebagai berikut.

        1. Data Situasi Belajar Mengajar

Sama halnya dengan siklus I data situasi belajar mengajar mengajar diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat dan terekam pada lembar observasi. Data tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 7   Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Kemampuan Menentukan Latar Cerpen pada siklus II Oleh

Pengamat I

 

No

Aspek Penilaian

P

R

Kategori

 

Aktivitas Siswa

  1. Perhatian Siswa
  2. Partisipasi Siswa
  3. Berdiskusi
  4. Menemukan Konsep
  5. Menerapkan Konsep
  6. Memahami Materi
  7. Mencatat / Merangkum

 

4

4

4

4

4

5

4

 

 

 

 

4,2

 

 

 

 

Baik

 

Aktivitas Pengajar

  1. Memotivasi Siswa
  2. Membimbing Siswa
  3. Membimbing Diskusi
  4. Memberikan Evaluasi/Pujian
  5. Memberikan Penguatan
  6. Memberikan Umpan Balik

 

5

5

5

4

4

4

 

 

 

 

4,5

 

 

 

 

 

Baik

 

Pengelolaan Waktu

4

4

Baik 

 

Pengamatan Suasana kelas

  1. Antusias Siswa
  2. Antusias Pengajar

 

4

4

 

4

 

 

Baik

Keterangan :

P = Hasil Pengamatan

R = Rata-Rata Aspek Pengamatan

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Tabel 8   Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Kemampuan Menentukan Latar Cerpen pada siklus II Oleh

Pengamat II

 

No

Aspek Penilaian

P

R

Kategori

 

Aktivitas Siswa

  1. Perhatian siswa
  2. Partisipasi siswa
  3. Berdiskusi / mengerjakan LKS
  4. Menemukan konsep
  5. Menerapkan konsep
  6. Memahami materi
  7. Mencatat / merangkum

 

4

4

4

4

4

5

4

 

 

 

 

4,2

 

 

 

 

Baik

 

Aktivitas Pengajar

  1. Memotivasi siswa
  2. Membimbing siswa
  3. Membimbing diskusi
  4. Memberikan evaluasi/pujian
  5. Memberikan penguatan
  6. Memberikan umpan balik

 

5

5

5

4

4

4

 

 

 

 

4,5

 

 

 

 

 

Baik

 

Pengelolaan Waktu

4

4

Baik 

 

Pengamatan Suasana kelas

  1. Antusias siswa
  2. Antusias pengajar

 

4

4

 

4

 

 

Baik

 

Keterangan :

P = Hasil Pengamatan

R = Rata-Rata Aspek Pengamatan

1 = Sangat Kurang

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

 

Berdasarkan data yang ditunjukkan kedua tabel diatas, pengamat 1 memberikan skor baik 4,2 untuk aspek aktivitas siswa, skor baik 4,5 untuk aspek aktivitas pengajar, skor sangat baik 4 untuk aspek pengelolaan waktu, dan skor baik 4 untuk aspek pengamatan suasana kelas. Pengamat 2 memberikan skor baik 4,2 untuk aspek aktifitas siswa, skor baik 4,5 untuk aspek aktivitas pengajar, skor sangat baik 4 untuk aspek pengelolaan waktu, dan skor baik 4 untuk aspek pengamatan suasana kelas.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, skor rata-rata dari kedua pengamat tersebut adalah rata-rata 4,2 (kualifikasi baik) untuk aktivitas siswa rata-rata 4,5 (kualifikasi baik) untuk aktivitas pengajar rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengelolaan waktu rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut mencapai 4,2 (kualifikasi baik). 

Tabel 9   Data Penilaian Hasil Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran Kemampuan Meningkatkan Kemampuan Menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen pada Siklus II Oleh Pengamat 1

NO

ASPEK

INDIKATOR

SKOR

NILAI PEROLEHAN

KELOMPOK DISKUSI

I

II

III

IV

V

VI

NR

NR

NR

NR

NR

NR

1.

Menentukan Latar tempat

Dapat menentukan latar tempat 100% menjawab benar

100

 

 

Ö

 

 

Ö

Dapat menentukan latar tempat 80% menjawab benar

80

Ö

Ö

 

Ö

Ö

 

Dapat menentukan latar tempat 60% menjawab benar

60

 

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar tempat 40% menjawab benar

40

 

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar tempat 20% menjawab benar

20

 

 

 

 

 

 

Tidak ada jawaban

0

 

 

 

 

 

 

2.

Menentukan Latar Waktu

Dapat menentukan latar waktu 100% menjawab benar

100

 

 

Ö

 

Ö

 

Dapat menentukan latar waktu 80% menjawab benar

80

 

Ö

 

Ö

 

Ö

Dapat menentukan latar waktu 60% menjawab benar

60

Ö

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar waktu 40% menjawab benar

40

 

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar waktu 20% menjawab benar

20

 

 

 

 

 

 

Tidak ada jawaban

0

 

 

 

 

 

 

3.

Menentukan Latar Suasana

Dapat menentukan latar suasana  100% menjawab benar

100

 

 

 

 

 

Ö

Dapat menentukan latar suasana  80% menjawab benar

80

Ö

 

Ö

Ö

 

 

Dapat menentukan latar suasana  60% menjawab benar

60

 

Ö

 

 

Ö

 

Dapat menentukan latar suasana  40% menjawab benar

40

 

 

 

 

 

 

Dapat menentukan latar suasana  20% menjawab benar

20

 

 

 

 

 

 

Tidak ada jawaban

0

 

 

 

 

 

 

Jumlah Skor Perolehan

220

220

280

240

240

280

Skor Rata-rata

73

73

93

80

80

93

        1. Data Penilaian Proses

Data penilaian proses diperoleh dari pengamatan guru terhadap kegiatan diskusi siswa dalam kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam sebuah cerpen yang dilaksanakan pada siklus II disajikan se bagai berikut.

 

Tabel 10    Data Penilaian Proses Belajar kelompok dalam Pembelajaran Kemampuan Menentukan Latar tempat, waktu, suasana sebuah Cerpen Siswa Kelas IX Semester I SDN Paku Beto

 

No

Aspek yang Dinilai

Skor

Hasil pengamatan

Nama Kelompok

I

II

III

IV

V

VI

1.

Kerja Sama

5

 

 

Ö

Ö

 

Ö

4

Ö

Ö

 

 

Ö

 

3

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

2.

Keaktifan

5

Ö

 

Ö

Ö

 

Ö

4

 

Ö

 

 

Ö

 

3

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

3.

 

Kemampuan Mengajukan Pertanyaan

5

 

 

 

 

 

Ö

4

Ö

Ö

Ö

Ö

Ö

 

3

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

4.

Kesediaan Menerima Pendapat

5

Ö

 

Ö

 

Ö

 

4

 

Ö

 

Ö

 

Ö

3

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

Jumlah Skor Perolehan

18

16

19

18

17

19

Skor Rata-rata

4,5

4

4,8

4,5

4,3

4,8

 

Keterangan :

5 = Sangat Baik (apabila seluruh siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

4 = Baik (apabila hanya seorang siswa dalam kelompok tidak melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

3 = Cukup (apabila setengah dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

2 = Kurang (apabila hanya sepertiga dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)

1 = Sangat Kurang (Apabila hanya salah seorang dalam kelompok melakukan hal sesuai dengan aspek yang diamati)

 

        1. Data Refleksi

Data hasil pada siklus II ini diperoleh dari hasil diskusi antara pengamat dan peneliti berkaitan dengan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen dengan model pembelajaran STAD telah terlaksana dengan baik. Meskipun demikian, kedua pengamat menyarankan agar penerapan model pembelajaran STAD dapat ditingkatkan sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

 

        1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan. Seperti lainnya pada siklus I, soal yang diberikan pada tes ini terdiri atas 15 soal pilihan ganda yang terdiri atas 5 soal untuk aspek menentukan latar tempat sebuah cerpen, 5 soal untuk aspek menentukan latar waktu sebuah cerpen, 5 soal untuk aspek menetukan latar suasana sebuah cerpen. Data hasil belajar ini disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 11 Data Hasil Tes Siklus II dalam Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan terhadap Siswa Kelas VI Semester 1 SDN Paku Beto.

 

No.

Nama Siswa

Skor Per Aspek

Skor Rata-Rata Siswa

Menentukan  Latar Tempat

Menentukan Latar Waktu

Menentukan Latar Suasana

1

Harianto

80

80

80

80

2

Fedri Yono

100

80

100

93

3

Verlina Karuniani

80

100

100

93

4

Mirnandra Patricia

80

100

80

86

5

Nanda Su

100

80

100

93

6

Stevani Dusma

80

80

100

86

7

Putra

60

80

80

73

8

Micel Fernando

80

60

80

73

9

Dede

60

80

100

73

10

Michael Arya Inhua

80

80

60

73

11

Sinta Riani

80

80

80

80

12

Dapid Piterson

80

80

80

80

13

Flora Titi Sumanti

80

80

80

73

Jumlah Per Aspek

1960

1940

2060

 

Rata-Rata Per Aspek

81,7

80,8

85,8

 

Jumlah Rata-Rata Skor Siswa

1966

Skor Rata-Rata Kelas

81,9

Tabel diatas menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen dari hasil tes yang dilakukan setelah pelaksanaan siklus II yang dideskripsikan sebagai berikut 

1. Dari 13 orang siswa, terdapat  sebelas siswa yang memperoleh skor 79,7-100

    (kualifikasi tinggi)

2. Dari 13 orang siswa, terdapat tidak ada yang memperoleh skor 66,7-

    79,6 (kualifikasi sedang)

3. Dari 13 orang siswa, terdapat dua orang  siswa yang memperoleh skor 0-66,6 

    (kualifikasi rendah).

Berdasarkan tabel di atas, tingkat kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam sebuah cerpen penelitian tindakan kelas siklus II mencapai skor 81,9 atau kualifikasi rendah. Skor rata-rata tersebut diperoleh dari tiga aspek yang di ujikan, yaitu (1) kemampuan menentukan latar tempat dan (2) kemampuan menentukan latar waktu (3) kemampuan menentukan latar suasana. Skor rata-rata per aspek yang dipapar sebagai berikut.

1. Dari 13 orang siswa yang mengerjakan soal tes kemampuan meningkatkan latar

    tempat sebuah cerpen diperoleh skor rata-rata 80,0 atau kualifikasi tinggi .

2. Dari 13 orang siswa yang mengerjakan soal tes kemampuan meningkatkan latar

    waktu sebuah cerpen diperoleh skor rata-rata 81,54 atau kualifikasi tinggi.

3. Dari 13 orang siswa yang mengerjakan tes kemampuan meningkatkan latar suasana

    sebuah cerpen diperoleh skor 86,15 atau kualifikasi sedang

 

    1. Pembahasan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dipaparkan berdasarkan data yang telah diperoleh pada tiga tahapan penelitian yang telah dilakukan. Ketiga tahapan tersebut adalah (1) Penelitian pratindakan, (2) Penelitian tindakan kelas siklus I, dan (3) Penelitian tindakan kelas siklus II. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.

 

      1. Hasil Penelitian Pratindakan

Penelitian pratindakan dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat  kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen sebelum model pembelajaran STAD diterapkan bagi siswa kelas IX Semester I SDN Paku Beto. Hasil penelitian tersebut diperoleh dari hasil observasi dan tes pratindakan yang dipaparkan sebagai berikut.

        1. Hasil Observasi Pratindakan

Hasil observasi yang dilakukan pada tahap pratindakan membuktikan bahwa siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen. Hal ini dibuktikan melalui perilaku siswa yang kurang terfokus perhatiannya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa juga tidak memiliki kemauan untuk bertanya atau menanggapi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Hasil observasi dalam kegiatan pratindakan juga menunjukan bahwa guru menggunakan strategi yang tidak tepat dalam menyampaikan pembelajarannya dikelas. Guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran dengan terlalu terfokus pada metode ceramah dan tidak berusaha memberdayakan atau menggali kemampuan siswa. Guru juga tidak mampu memotivasi siswa dalam memahami materi pelajaran.

Berdasarkan hal diatas, dapat diketahui bahwa penyebab tidak maksimalnya pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen disebabkan oleh faktor siswa dan guru. Siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen. Selanjutnya, guru tidak mampu memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Dengan demikian diperlukan upaya yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut.

 

        1. Hasil Tes Pratindakan

Tes pratindakan dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Hasil tes yang dilakukan ini dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan kelas selanjutnya. Tes ini dilakukan terhadap 24 siswa Kelas VI semester I SDN Paku Beto.

Hasil tes yang telah dilakukan dalam kegiatan pratindakan menunjukan kemampuan siswa sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya skor rata-rata perolehan siswa yang hanya mencapai skor rata-rata perolehan siswa yang hanya mencapai 52,0 (kualifikasi rendah). Rendahnya kemampuan siswa ini juga ditunjukkan melalui skor rata-rata siswa dari masing-masing aspek yang diujikan

1. Kemampuan menentukan latar tempat sebuah cerpen dengan skor rata-rata 53,85

    atau kualifikasi rendah.

2. Kemampuan menentukan latar waktu sebuah cerpen dengan skor rata-rata 50,77

    atau kualifikasi rendah

3. Kemampuan menentukan latar suasana sebuah cerpen dengan skor rata-rata 53,83

    atau kualifikasi rendah.

Hasil tes yang diperoleh di atas membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen sebelum kegiatan tindakan kelas dilakukan penelitian, yaitu skor rata-rata > 66,7.

 

      1. Hasil Penelitian Siklus I

Hasil penelitian tindakan kelas siklus I terdiri atas lima aspek. Kelima aspek tersebut adalah (1) situasi belajar mengajar, (2) Perubahan yang terjadi dikelas, (3) refleksi, (4) hasil belajar, dan (5) angket. Hasil penelitian tersebut dideskripsikan adalah sebagai berikut.

 

        1. Situasi Belajar Mengajar pada Siklus I

Hasil situasi belajar mengajar siklus I didapatkan dari data observasi yang dilakukan pada kegiatan siklus , Data tersebut terdiri atas empat aspek pengamatan, yaitu (1) aktivitas siswa, (2) aktivitas pengajar, (3) pengelolaan kelas, dan (4) pengamatan suasana kelas.

Hasil observasi dari kedua orang pengamat pada siklus I untuk keempat aspek di atas adalah skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor rata-rata 3,5 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut hanya mencapai kualifikasi cukup. (3,1).

Berdasarkan hasil observasi  di atas, maka dapat diketahui bahwa situasi belajar pada siklus I belum maksimal. keempat aspek yang diobservasi hanya mencapai kualifikasi cukup. Masing-masing aspek pengamatan tersebut belum mencapai kualifikasi baik sesuai dengan indikator penelitian ini.

 

        1. Perubahan yang Terjadi di Kelas pada Siklus I

Perubahan yang terjadi di kelas pada siklus I diperoleh dari data rubrik penilaian hasil penilaian hasil pembelajaran dan rubrik penilaian proses pembelajaran yang dibuat guru. Hasil dari kedua rubrik tersebut adalah sebagai berikut.

          1. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama kelompok siswa dalam melakukan diskusi / mengerjakan tugas dari guru dalam kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen melalui penerapan pendekatan kontekstual. Penilaian hasil tersebut terdiri atas dua aspek yaitu penilaian aspek (1) menentukan latar tempat sebuah cerpen, (2) menentukan latar waktu sebuah cerpen (3) menentukan latar suasana sebuah cerpen memiliki beberapa indikator penilaian dan masing-masing indikator memiliki skor yang telah ditetapkan.

Sesuai dengan hasil kerja masing-masing kelompok di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kelas 60. Nilai rata-rata kelas ini berarti berkualifikasi rendah. Hal ini sesuai dengan rentang nilai yang telah ditetapkan (79,9 – 100 = Tinggi, 66,7 – 79,6 = Sedang, dan 0 – 66,6 = Rendah). Dari keenam kelompok, dua kelompok di antaranya (Kelompok III dan VI) telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sesuai dengan indikator penelitian, yaitu 66,7. Sementara itu empat kelompok lainnya masih belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) tersebut.

 

          1. Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran menggunakan kriteria (tercantum dalam RPP) sebagai berikut.

1. Skor rata-rata 5 = Sangat Baik

2. Skor rata-rata 4 = Baik

3. Skor rata-rata 3 = Cukup

4. Skor rata-rata 2 = Kurang

5. Skor rata-rata 1 = Sangat Kurang

Hasil dari penilaian proses terhadap enam kelompok siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen pada siklus I adalah sebagai berikut.

                1. Kelompok I memperoleh skor rata-rata 3,8 atau berkualifikasi cukup

b. Kelompok II memperoleh skor rata-rata 3,3 atau berkualifikasi cukup

c. Kelompok III memperoleh skor rata-rata 3,8 atau berkualifikasi cukup

Hasil dari penilaian proses pembelajaran terhadap enam kelompok siswa Kelas VI semester I SDN Paku Beto di atas menunjukan bahwa pada siklus I belum ada kelompok siswa memperoleh kualifikasi baik. Semua kelompok siswa memperoleh kualifikasi cukup.

 

        1. Hasil Refleksi pada Siklus I

Diskusi yang dilakukan antara peneliti dan pengamat menghasilkan simpulkan bahwa model pembelajaran STAD yang diterapkan dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum maksimal. Simpulan ini berkaitan dengan hasil observasi yang sudah dilakukan yang menunjukan bahwa tidak ada aspek pengamatan yang mencapai kualifikasi baik. Semua aspek yang diambil hanya mencapai kualifikasi cukup. Oleh karena itu, pada siklus II Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat diterapkan lebih maksimal sehingga hasil yang diharapkan meningkat.

Hasil refleksi tersebut dijadikan peneliti untuk melakukan langkah-langkah perbaikan kegiatan pembelajaran yang terfokus pada usaha untuk memaksimalkan komponen-komponen pendekatan kontekstual yang selanjutnya dilaksanakan pada siklus II.

 

        1. Hasil Belajar pada Siklus I

Sesuai dengan data yang diperoleh, hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu skor 66,7. Hasil jawaban dari 13 orang siswa yang telah mengerjakan soal tes siklus I hanya mencapai skor rata-rata 52,0 Demikian pula hasil yang diperoleh siswa untuk masing-masing aspek yang menjadi fokus pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen. Aspek menentukan latar tempat, hanya mencapai skor rata-rata 53,85. Aspek menentukan latar waktu skor rata-rata 50,77 dan aspek menentukan latar suasana skor rata-rata 53,85.

Dengan demikian, hasil yang diperoleh di atas belum mencapai indikator keberhasilan penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (rata-rata > 66,7). Hasil tes siklus I yang telah dikerjakan siswa ini memang ada yang mencapai kualifikasi sedang, tetapi belum semuanya mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dari 13 siswa yang mengerjakan soal tes hanya 2 orang yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Jadi, pembelajaran menentukan latar cerpen pada siklus I ini belum berhasil.  

 

      1. Hasil Penelitian Siklus II

Tidak berbeda dengan siklus I, hasil penelitian tindakan kelas siklus II juga terdiri dari lima aspek. Kelima aspek tersebut adalah (1) situasi belajar mengajar, (2) perubahan yang terjadi dikelas, (3) refleksi, (4) hasil belajar, dan (5) angket. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

 

        1. Situasi Belajar Mengajar pada Siklus II

Sama halnya dengan siklus I, hasil belajar mengajar siklus II didapatkan dari data observasi yang dilakukan pada kegiatan siklus II. Data tersebut terdiri atas empat aspek pengamatan, yaitu : (1) aktivitas siswa, (2) aktivitas pengajar, (3) pengelolaan kelas, dan (4) pengamatan suasana kelas.

Hasil observasi yang diperoleh dari kedua orang pengamat pada siklus II untuk keempat aspek di atas adalah rata-rata 4,2 (kualifikasi baik) untuk aktivitas siswa, rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk aktivitas pengajar, rata-rata 4,5 (kualifikasi baik) untuk pengelolaan waktu, dan rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut telah mencapai kualifikasi baik (4,2).

Berdasarkan hasil observasi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa situasi belajar pada siklus II telah mencapai hasil yang diharapkan. Masing-masing aspek pengamatan telah mencapai angka rata-rata 4,2. Dengan demikian, keempat aspek tersebut berkualifikasi baik sesuai dengan indikator penelitian yang ditetapkan.

 

        1. Perubahan yang Terjadi di Kelas pada Siklus II

Perubahan yang terjadi di kelas pada siklus II diperoleh dari data pabrik penilaian hasil pembelajaran dan rubrik penilaian proses pembelajaran yang dibuat guru. Hasil dari kedua rubrik tersebut adalah sebagai berikut.

          1. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja enam kelompok siswa dalam melakukan diskusi/mengerjakan tugas dari guru dalam kegiatan pembelajaran melakukan latar cerpen melalui model pembelajaran STAD. Penilaian hasil tersebut terdiri dari tiga aspek, yaitu penilaian aspek (1)menentukan latar tempat sebuah cerpen, (2) menentukan latar waktu sebuah cerpen, (3) menentukan latar suasana sebuah cerpen, ketiga aspek tersebut masing-masing indikator memiliki skor yang telah ditetapkan dalam tabel penilaian ini (tabel, hlm 47).

Hasil yang diperoleh dari hasil diskusi masing-masing kelompok tersebut adalah sebagai berikut.

a. Kelompok I memperoleh skor 80 untuk aspek menentukan latar tempat, skor 60

    untuk aspek menentukan latar waktu dan skor 80 untuk menentukan latar suasana

    sehingga skor rata-rata 73 (kualifikasi sedang).

b. Kelompok II memperoleh skor 80 untuk aspek menentukan latar tempat, skor 80

    untuk aspek menentukan latar waktu dan skor 60 untuk menentukan latar suasana

    sehingga skor rata-rata 73 (kualifikasi sedang)

c. Kelompok III memperoleh skor 100 untuk aspek menentukan latar tempat, skor

    100 untuk aspek menentukan latar waktu dan skor 80 untuk menentukan latar

    suasana sehingga skor rata-rata 93 (kualifikasi tinggi)

Berdasarkan hasil kerja masing-masing kelompok di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kelas 82. Nilai rata-rata kelas ini berarti berkualifikasi tinggi atau melampaui kriteria ketuntasan minimal. Hal ini sesuai dengan rentang nilai yang telah ditetapkan (79,7-100 = Tinggi, 66,7-79,6 = Sedang, dan 0-66,6 = Rendah).

 

 

 

 

 

 

          1. Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran menggunakan kriteria (tercantum dalam RPP) sebagai berikut.

1. Skor rata-rata 5 = Sangat Baik

2. Skor rata-rata 4 = Baik

3. Skor rata-rata 3 = Cukup

4. Skor rata-rata 2 = Kurang

5. Skor rata-rata 1 = Sangat Kurang

Hasil dari penilaian proses terhadap enam kelompok siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen pada siklus II adalah sebagai berikut.

a. Kelompok I memperoleh skor rata-rata 4,5 atau berkualifikasi baik

b. Kelompok II memperoleh skor rata-rata 4 atau berkualifikasi baik

c. Kelompok III memperoleh skor rata-rata 4,8 atau berkualifikasi baik

Hasil dari penilaian proses pembelajaran terhadap tiga kelompok siswa kelas IX semester I SDN Paku Beto di atas menunjukan bahwa pada siklus II semua kelompok siswa telah mencapai kualifikasi baik atau telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, dan tidak ada kelompok yang mencapai kualifikasi kurang.

 

        1. Hasil Refleksi pada Siklus II

Refleksi siklus II melalui diskusi yang dilakukan pengamat dan peneliti menghasilkan simpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam sebuah cerpen melalui penerapan model pembelajaran STAD telah terlaksana dengan baik karena indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai. Namun demikian, kedua pengamat menyarankan agar penerapan model pembelajaran tersebut tidak hanya digunakan pada pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana akan tetapi, pendekatan ini juga diharapkan dapat diterapkan pada aspek pembelajaran yang dianggap tepat.

 

        1. Hasil Belajar pada Siklus II

Sesuai dengan data yang diperoleh, hasil belajar pada siklus II telah mencapai indikator penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu skor 66,7 (kualifikasi sedang). Hasil jawaban dari 13 orang siswa yang telah mengerjakan soal tes siklus II mencapai skor rata-rata 81,23 atau kualifikasi sedang Demikian pula hasil yang diperoleh siswa untuk masing-masing aspek yang menjadi fokus pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen.

Berdasarkan data yang didapatkan, hasil yang diperoleh siswa untuk aspek menentukan latar tempat mencapai skor rata-rata 80,0 (kualifikasi tinggi). Aspek menentukan latar waktu mencapai skor rata-rata 81,54 (kualifikasi tinggi) dan aspek menentukan latar suasana mencapai skor rata-rata 86,15 (kualifikasi tinggi). Dengan demikian, hasil yang diperoleh di atas telah mencapai indikator keberhasilan penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (rata-rata > 66,7).

 

 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan menentukan latar cerpen pada siswa Kelas VI semester I SDN Paku Beto.

 

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble, maka peneliti dapat memberikan saran – saran, yaitu:

  1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
  2. Kepada guru – guru yang ingin menerapkan Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) disarankan untuk membentuk kelompok – kelompok baru jika banyak siswa yang bermain pada saat belajar.

DAFTAR PUSTAKA

 

Ardiano, Leo Indra. 2013. Apresiasi Prosa Fiksi, Jakarta: Depdiknas.

Badrun, Ahmad. 1993. Pengantar llmu Sastra. Surabaya:

Usaha Nasional.

Depdiknas, 2004. Kurikulum 2006 SMA : Pedoman Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi SMA Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Mantik, Maria Josephine Kumaat. 2006. Cerpen-Cerpen Pujangga Baru.

Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Navis, A.A. 2005. Robohnya Surau Kami. Jakarta: PT.Gramedia Utama.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi.

Y ogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX.

Jakarta: Erlangga.

Purwadi, Petrus. 2006. "Pembelajaran Kontekstual" Palangkaraya:

Universitas Palangkaraya.

Pradopo, Raehmat Djoko. 2013. Beberapa Teori Sastra. Metode Kritik dan Penerapannya. Y ogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmanto. 1988. Metode Pangajaran Sastra. Y ogyakarta: Kanisius

Sayuti, Suminto.A. 1997. Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: Depdikbud.

Subiyantoro, dkk. 2014. Pengembangan Kemampuan Menyimak Sastra.

Jakarta: Depdiknas,

Trianto Agus, 2006. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untuk SMP dan MTs Kelas VII, Jakarta: Esis.

Zaidan, Abdul Razak. 2014. Kamus Istilah Sastra . Jakarta: Balai Pustaka.

Zulpahnur.z. 1985. Analisis dan Rangkuman Bacaan Sastra. Jakarta: Depdikbud.

 

 

 

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment