PTK, Peningkatan Hasil Belajar Materi Could I Have One Melalui Gambar Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua
Penelitian Tindakan Kelas
Gambar : Kumpulan PTK
Peningkatan Hasil Belajar Materi Could I Have One Melalui Media Gambar Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Could I Have One Melalui Media Gambar Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Could I Have One Melalui Media Gambar Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Media Gambar dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Could I Have One Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Media Gambar untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Media gambar yang lebih menarik dan bervariasi.
Kata kunci: Hasil Belajar, Media gambar
BAB I PENDAHULUAN
-
- Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.
Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Could I Have One siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
- Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Bahasa Inggris masih rendah,
- Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
- Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Bahasa Inggris hanya sebagai hafalan saja.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep Bahsa Inggris yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Could I Have One adalah Media Gambar karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.
Media Gambar merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Could I Have One siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Could I Have One Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima “.
-
- Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi Could I Have One siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima?”
-
- Tujuan Penelitian
Meningkatkan hasil belajar Materi Could I Have One menggunakan Media Gambar siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
- Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Could I Have One, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Could I Have One.
- Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Could I Have One sehingga pelajaran Materi Could I Have One menjadi lebih sederhana.
- Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
-
- Kajian Teori
- Pengertian Hasil Belajar
- Kajian Teori
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :
- Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
- Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
- Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:
- Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
- Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
- Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
- Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
- Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
- Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
- Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicaPendidikan Bahasa Inggrisnya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,
Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai
dengan ciri-ciri tersebut di atas.
-
-
- Media Pembelajaran
-
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.
Menurut Briggs (dalam Ruston, 2007) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti: buku, film, video, gambar dan sebagainya. National Education Associaton dalam Sonjaya (2011) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
2. Jenis Media Pembelajaran
Dalam www.belajarpsikologi.com (2014) disebutkan ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya:
- Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, gambar, poster, kartun, komik
- Media Audio : radio, tape recorder, dan sejenisnya
- Projected still media : slide, over head projektor (OHP), dan sejenisnya
- Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar tetapi ternyata keberhasilan dalam menggunakan media pada proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran maka tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
3. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tujuan dalam menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
- mempermudah proses belajar-mengajar
- meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
- membantu konsentrasi siswa
- membangkitkan semangat siswa untuk belajar
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Menurut Marso (dalam Ruston, 2007), apabila sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.
4. Media Gambar Sebagai Pendukung Proses Pembelajaran
Media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri sendiri. Media gambar dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran agar materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa. Menurut Sadiman dalam www.sekolahdasar.net (2014) mengemukakan ada tiga tahap yang harus diikuti dalam pemanfaatan media gambar yaitu:
- Tahap persiapan tahap awal sebelum media gambar dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
- Tahap pelaksanaan yaitu tahap pemanfaatan gambar di dalam kelas yang meliputi cara memperhatikan gambar bagaimana agar seluruh siswa dapat melihat gambit tersebut dengan maksimal merata. Setiap gambar harus rnempunyai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jumlah gambar yang akan diperlihatkan kepada siswa harus dibatasi yaitu dengan memperhatikan satu persatu sesuai dengan materi yang dijelaskan.
- Tahap tindak lanjut untuk mengetahui keberihasilan proses pembelajaran, yaitu dengan mengadakan evaluasi dan pemberian tugas-tugas rumah.
Selain tiga tahap pemanfaatan penggunaan media seperti yang dijelaskan tersebut, Sadiman juga mengungkapkan syarat pemanfaatan media gambar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Syarat tersebut antara lain:
- Gambar harus autentik. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya.
- Ukuran gambar relative.
- Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
- Perbuatan. Gambar hendaknya sedang melakukan perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
- Gambar hendaklah Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu gambar haruslah jujur disesuaikan keadaan sebenarnya, sehingga tidak membingungkan siswa dalam mengubah pandangan yang abstrak kedalam pandangan yang konkrit.
- Menggunakan Gambar Dalam Kelas
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga bisa menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan materi pembelajaran yang sesuai.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan cara, menyusun cerita berdasarkan gambar, mencari gambar-gambar yang lama, atau menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.
- Kelebihan Media Gambar
Beberapa kelebihan dari penggunaan media gambar antara lain:
- Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistic menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
- Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjtdi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
- Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
- Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan ke salahpahaman.
- Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
-
-
- Materi Could I Have One
-
- Let’s Start
When you feel hungry, you see your friend takes some breads. What will you say to her? In this unit, you will learn expressions of asking and giving someone. Have you ever made fried rice by yourself? In this unit you will also learn how to make something. Let’s study!
(disediakan Task 1 sampai dengan Task 9)
- Task 10.
Procedural Text
Procedural text is a text that give some clues of to do something through a series of actions. The purpose procedural text is tell the reader how to do or make something. The information is presented in a logical sequence of events which is broken up into small sequenced steps. These text are usually written in the present tense. The most common example of a procedural text is a recipe.
The characteristics of procedural text are:
- It uses simple present tense, it is usually imperative sentence;
- It uses temporal conjunctions, such as first, second, next, then, finally;
- It uses action verb,, such as add, pour, mix.
The generic Structure
- The goal of the activity
- List of materials
- List of equipment
- Step/method needed to accomplish the goal
- Task 11
How to make cake cookies
Ingredients
- 1 box of your favourite cake mix
- 1 or 2 eggs
- ½ cup vegetable oil
- 1 tsp vanilla (optional)
- 12 oz. chocolate or orther flavoured chips (optional)
- ¾ cup nuts (bag)
Steps:
- Preheat oven to 180 C Prepare cookie sheets by spraying with non-stick spray or lining with baking paper.
- Combine cake mix, 1 or 2 eggs, and ½ cup of vegetable oil in a large bowl. If you used an unflavoured cake mix like yellow or white then add 1 tsp. of vanilla. Mix thoroughly with a large spoon.
- Mix in chocolate chips or nuts if desired.
- Spoon teaspoonfuls of the mixture on to cookie sheets, abaut a dozen cookies per sheet. They will spread when baking, so leave some room between each cookie.
- Bake for 8 or 10 minutes.
- Let cool and then take off cookie sheet using a spatula. Place onto a wire rack to cool completely.
- Task 13
How to make cocoa coffee
Ingredient:
- 1 cup milk, soymilk or water.
- 1 serving’s worth of dark chocolate cocoa mix.
- 1 serving’s worth of instant coffee.
- ½ tsp. ground cinnamon.
Steps:
- Bring the liquid to a simmer. (if you’re in an office or orther space without a stove, use the microwave’s “Beverage” setting. If you’re camping, bring it to a simmer over the campfire).
- Place cocoa mix and instant coffee granules I amounts for one serving.
- Add cinnamon to the mug. And the stir in small amount of to create a paste.
- Gradually add the rest of the milk, stirring as you go.
- Serve hot
( disiapka Task 14 sampai dengan Task 17)
- Task 18
How to Make Fried Rice
Steps:
- Toss the vgetables into the pan for abaout 3 minutes.
- Prepare 4 cups of cooked rice, if you haven’t done so already.
- Add the eggs and scamble with the orther ingredients.
- Put fried rice on a dish and it’s ready to serve!
- Incorporate the cooked chicken or shrimp into the rest of the ingredient (optional)
- Wash the vegetables.
- Put a bit more oil into the frying pan.
- Add oil and turn the burner on, setting to medium heat.
Write your arrangement:
- Prepare 4 cups of cooked rice, if you haven’t done so already.
- Wash the vegetables.
- Add oil and turn the burner on, setting to medium heat.
- Toss the vegetables into the pan for 3 minutes
- Incorporate the cooked chicken or shrimp into thr rest of the ingredients (optional)
- Put a bit more oil into frying pan
BAB III METODE PENELITIAN
-
- Seting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Benua Lima Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota sekitar 14 km dari kota Kabupaten. SMPN 1 Benua Lima Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup memadahi, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 17 orang Guru Tetap terdiri dari 7 guru laki-laki dan 10 guru perempuan serta 3 Tenaga administrasi.
-
- Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 25, yang terdiri dari 11 siswa laki – laki dan 14 siswa perempuan.
-
- Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2014. Penelitian ini pada materi Materi Could I Have One Multikultural diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
- Siklus I
Pada siklus ini membahas subkonsep Materi Could I Have One.
- Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
- Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
- Guru menjelaskan materi Materi Could I Have One secara klasikal.
- Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
- Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
- Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
- Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
- Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 65 %.
- Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
- Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
-
- Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :
-
- Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang
kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari:
- Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
- Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
- Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
-
- Teknik Analisa Data
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan
Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Could I Have One dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Media Gambar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus,menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:
P=FN x 100%
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi kondisi Awal
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Media Gambar pada Materi Could I Have One sub. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
-
- Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin 8 september 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
-
- Observasi
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Media Gambar dengan jumlah 25 terdapat 15 siswa atau 60 % yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 10 Siswa atau 40% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 70,8. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Abraham |
70 |
Tuntas |
2 |
Andriani Yudi |
65 |
Tidak Tuntas |
3 |
Avic Tutur |
70 |
Tuntas |
4 |
Awaludin |
70 |
Tuntas |
5 |
Carollin Divae |
80 |
Tuntas |
6 |
Cintano |
65 |
Tidak Tuntas |
7 |
Dendi Yanto |
75 |
Tuntas |
8 |
Earline Marella |
80 |
Tuntas |
9 |
Fajar Manuel Figo |
70 |
Tuntas |
10 |
Hosea Berkatno |
75 |
Tuntas |
11 |
Immanuel Ezra |
70 |
Tuntas |
12 |
Irene La Andriani |
85 |
Tuntas |
13 |
Karlianto |
60 |
Tidak Tuntas |
14 |
Michael sandi M |
80 |
Tuntas |
15 |
Natanael |
65 |
Tidak Tuntas |
16 |
Nurhayati |
65 |
Tidak Tuntas |
17 |
Resti Dwi P |
80 |
Tuntas |
18 |
Riko Barera |
65 |
Tidak Tuntas |
19 |
Rintano |
65 |
Tidak Tuntas |
20 |
Ristani Varinica |
60 |
Tidak Tuntas |
21 |
Rivania |
75 |
Tuntas |
22 |
Santi Palatari |
70 |
Tuntas |
23 |
Tassia sekar |
75 |
Tuntas |
24 |
Vilanata T.L |
60 |
Tidak Tuntas |
25 |
Damai Y |
75 |
Tuntas |
|
Jumlah |
1770 |
|
|
Rata-rata |
70,8 |
|
|
Ketuntasan Klasikal |
60% |
|
-
- Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Could I Have One Multikultural dengan menerapkan Media Gambar ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 70,8 dan secara klasikal sebesar 60%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Could I Have One.
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Could I Have One. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Could I Have One khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Media Gambar dengan Materi Could I Have One. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
-
- Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin 22 September 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
-
- Observasi
- Hasil Belajar Siswa
- Observasi
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Media Gambar dengan jumlah siswa 25 orang, terdapat 20 siswa atau 80% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 20% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Abraham |
75 |
Tuntas |
2 |
Andriani Yudi |
70 |
Tuntas |
3 |
Avic Tutur |
80 |
Tuntas |
4 |
Awaludin |
80 |
Tuntas |
5 |
Carollin Divae |
80 |
Tuntas |
6 |
Cintano |
65 |
Tidak Tuntas |
7 |
Dendi Yanto |
80 |
Tuntas |
8 |
Earline Marella |
85 |
Tuntas |
9 |
Fajar Manuel Figo |
70 |
Tuntas |
10 |
Hosea Berkatno |
80 |
Tuntas |
11 |
Immanuel Ezra |
75 |
Tuntas |
12 |
Irene La Andriani |
100 |
Tuntas |
13 |
Karlianto |
65 |
Tidak Tuntas |
14 |
Michael sandi M |
90 |
Tuntas |
15 |
Natanael |
70 |
Tuntas |
16 |
Nurhayati |
70 |
Tuntas |
17 |
Resti Dwi P |
85 |
Tuntas |
18 |
Riko Barera |
65 |
Tidak Tuntas |
19 |
Rintano |
70 |
Tuntas |
20 |
Ristani Varinica |
65 |
Tidak Tuntas |
21 |
Rivania |
85 |
Tuntas |
22 |
Santi Palatari |
80 |
Tuntas |
23 |
Tassia sekar |
80 |
Tuntas |
24 |
Vilanata T.L |
65 |
Tidak Tuntas |
25 |
Damai Y |
90 |
Tuntas |
|
Jumlah |
1920 |
|
|
Rata-rata |
76,8 |
|
|
Ketuntasan Klasikal |
80% |
|
-
-
- Aktifitas Siswa
-
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Media Gambar pada Materi Could I Have One pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Media Gambar digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 8 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Could I Have One, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar.
Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran menggunakan Media Gambar
No. |
Uraian |
Tanggapan Siswa |
|||
Senang |
Tidak Senang |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1. |
Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ? |
24 |
96 |
1 |
4 |
|
|
Senang |
Tidak Senang |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
2. |
Bagaimana perasaan kamu terhadap :
|
25 23 24 25 |
100 92 96 100 |
0 2 1 0 |
0 8 4 0 |
|
|
Sulit |
Tidak Sulit |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
3. |
Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini |
23 |
92 |
2 |
8 |
|
|
Bermanfaat |
Tidak Bermanfaat |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
4. |
Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ? |
25 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Baru |
Tidak Baru |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
5. |
Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? |
25 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Ya |
Tidak |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
6. |
Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Media Gambar? |
24 |
96 |
1 |
4 |
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran
Menggunakan Media Gambar
N=Jumlah: 25 orang
-
-
- Aktifitas Guru
-
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar dalam materi pelajaran Could I Have One pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan Media Gambar
No. |
Aspek yang diamati |
Skor pengamatan |
|
RPP I |
Keterangan |
||
1. 2. 3. 4. |
Pesiapan Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Suasana Kelas |
3,0 2,5 2,5 3,0 |
Baik Baik Baik Baik |
Rata – Rata |
2,75 |
Baik |
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
-
- Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Could I Have One dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Could I Have One.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Could I Have One. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Could I Have One khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
4.1.3 Deskripsi data siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Media Gambar dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Could I Have One. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 13 Oktober 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
-
-
-
-
- Observasi
-
-
-
- Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar dengan jumlah 25 siswa, terdapat 23 siswa atau 95% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 5% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 80,6. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Abraham |
80 |
Tuntas |
2 |
Andriani Yudi |
70 |
Tuntas |
3 |
Avic Tutur |
85 |
Tuntas |
4 |
Awaludin |
80 |
Tuntas |
5 |
Carollin Divae |
90 |
Tuntas |
6 |
Cintano |
80 |
Tuntas |
7 |
Dendi Yanto |
80 |
Tuntas |
8 |
Earline Marella |
85 |
Tuntas |
9 |
Fajar Manuel Figo |
80 |
Tuntas |
10 |
Hosea Berkatno |
80 |
Tuntas |
11 |
Immanuel Ezra |
80 |
Tuntas |
12 |
Irene La Andriani |
100 |
Tuntas |
13 |
Karlianto |
65 |
Tidak Tuntas |
14 |
Michael sandi M |
100 |
Tuntas |
15 |
Natanael |
70 |
Tuntas |
16 |
Nurhayati |
70 |
Tuntas |
17 |
Resti Dwi P |
85 |
Tuntas |
18 |
Riko Barera |
80 |
Tuntas |
19 |
Rintano |
80 |
Tuntas |
20 |
Ristani Varinica |
65 |
Tidak Tuntas |
21 |
Rivania |
85 |
Tuntas |
22 |
Santi Palatari |
80 |
Tuntas |
23 |
Tassia sekar |
80 |
Tuntas |
24 |
Vilanata T.L |
75 |
Tuntas |
25 |
Damai Y |
90 |
Tuntas |
|
Jumlah |
2015 |
|
|
Rata-rata |
80,6 |
|
|
Ketuntasan Klasikal |
95% |
|
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
Media Gambar
N = Jumlah: 25 orang
- Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Media Gambar dalam materi pelajaran Could I Have One pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan
Media Gambar
No. |
Aspek yang diamati |
Skor pengamatan |
|
Siklus II |
Keterangan |
||
1. 2. 3. 4. |
Pesiapan Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Suasana Kelas |
3,25 2,75 2,75 3,0 |
Baik Baik Baik Baik |
Rata – Rata |
3,125 |
Baik |
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
- Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Could I Have One dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Could I Have One.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Could I Have One. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Could I Have One khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
4.2 Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima untuk Materi Could I Have One sub (1) Pengertian Pergerakan Nasional dan (2) Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional dengan model pembelajaran mengunakan Media Gambar diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 68,29 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 58,8% dan yang tidak tuntas 41,2%. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima pada siklus 1 untuk Materi Could I Have One sub (2) Kerja Sama di Lingkungan Sekolah dengan model pembelajaran, Media Gambar diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 74,12 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 76,5% dan yang tidak tuntas 23,5%.
Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Could I Have One sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 81,8 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 68 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 88,2% dan yang tidak tuntas 11,8%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah. Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima tahun pelajaran 2014/2015 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Could I Have One. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Could I Have One. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Media Gambar pada materi Could I Have One menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.
3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Media Gambar
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Media Gambar pada Materi Could I Have Onel. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.
4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Media Gambar
Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Media Gambar. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Media Gambar, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe menggunakan Media Gambar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi Could I Have One Siswa Kelas VIIa SMPN 1 Benua Lima.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:
- Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Media Gambar sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
- Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Media Gambar disarankan untuk membikin Media gambar yang lebih menarik dan bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas
--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas
-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Jakarta: Depdiknas
-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.
Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Kemdiknas
-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif
Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas
Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT
Remaja Rosda Karya
Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:PT Remaja Rosda Karya
Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe MEDIA GAMBAR. Surakarta: Tiga
Serangkai