PTK, Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Scrambleh Siswa Kelas V SDN 1 Bambulung
Penelitian Tindakan Kelas
Gambar : Kumpulan PTK
Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Pada Materi Kitab–Kitab Allah Siswa Kelas V SDN 1 Bambulung
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini berjudul: ”Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Pada Materi Kitab–Kitab Allah Siswa Kelas V SDN 1 Bambulung”.
Adapun tujuan Penelitian ini adalah Peningkatkan hasil belajar siswa kelas V menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Scramble pada materi Kitab-Kitab Allah SWT.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Bambulung Kecamatan Pematang Karau Kabupaten Barito Timur dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan/Observasi dan 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu: 1) Observasi dilakukan oleh dua orang guru untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, 2) Hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar dan kerja kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran PAI menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble terjadi peningkatan hasil belajar yaitu nilai rata-rata Siklus I sebesar 81,8 dan nilai rata-rata Siklus II sebesar 88,2.
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan kategori baik semua aspek aktivitas siswa yaitu mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran meningkat dengan perolehan nilai Siklus I sebesar 3,3 kategori baik dan pada Siklus II sebesar 3,8 kategori Amat Baik artinya guru sudah melakukan proses pembelajaran secara maksimal. Respons siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe screamble adalah positif, artinya siswa merasa senang, tidak merasa sulit, pembelajaran kooperatif tipe scramble merupakan hal baru.
Kata kunci : hasil belajar, Scramble
BAB I PENDAHULUAN
-
- Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk Allah, sejak dilahirkan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang kearah kedewasaan, baik jasmani maupun rohani. Manusia memerlukan pendidikan untuk menggerakkan dan mengembangkan potensi serta kemampuan dasar tersebut kepada pola yang dikendalikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan, karena kemajuan bangsa erat kaitannya dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau bangsa Indonesia begitu besar perhatiannya terhadap masalah pendidika, bahkan tujuannyapun semakin disempurnakan. Ini sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Secara garis besar, pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah dalam Alqur’an surat Al Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
Dari ayat tersebut di atas dapat kita ketahui bahwa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan ditinggikan beberapa derajat oleh Allah .
Proses pembelajaran yang berhasil memerlukan berbagai teknik, metode, dan pendekatana tertentu sesuai dengan krakteristik tujuan pembelajaran, peserta didik, materi dan sumber daya, sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dan efektif. Cara – cara yang dipilih dalam menentukan strategi pembelajaran menurut Gerlach dan Ely dalam Poppy K.D meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman kepada peserta didik. Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan melainkan termasuk didalamnya materi pengajaran atau paket pembelajarannya.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas V SDN 1 Bambulung, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar PAI siswa rendah di bawah standar ketuntasan yaitu dibawah 70.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
- Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep PAI masih rendah,
- Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
- Siswa tidak termotivasi untuk belajar PAI dan menganggap PAI hanya sebagai hafalan saja.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep – konsep PAI yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI adalah model pembelajaran kooperatif tipe Scramble karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing – masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.
Model Pembelajaran Scramble tampak seperti model pembelajaran word square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi jawaban sudah dituliskan, namun dengan susunan yang acak, jadi siswa bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat / benar. Scramble merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar PAI siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul : “Peningkatan hasil belajar menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Scramble pada materi Kitab – Kitab Allah siswa kelas V SDN 1 Bambulung“.
-
- Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah pembelajaran Kooperatif tipe Scramble dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Mengenal Kitab – Kitab Allah siswa kelas V SDN 1 Bambulung?”
-
- Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar materi Kitab-Kitab Allah menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Scamble pada Siswa kelas V SDN 1 Bambulung.
-
- Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
- Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar PAI siswa, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran PAI.
- Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep PAI dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari – hari sehingga pelajaran PAI menjadi lebih sederhana.
- Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
-
- Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana pengertian hasil belajar adalah “kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman belajarnya”. Bloom (dalam Sudjana) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :
- Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
- Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
- Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu : gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu :
- Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
- Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
- Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
- Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
- Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
- Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
- Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.3
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,
Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai
dengan ciri-ciri tersebut di atas.
-
-
- Pentingnya Pembelajaran Kooperatif PAIKEM
-
1. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Davidson dan Worsham, pembelajaraan kooperatif adalah “model pembelajaraan yang sistematis dengan mengelompokan siswa dengan tujuan menciptakan pendekatan pembelajaraan yang efektif dan mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis”4 sedangkan menurut Johns pembelajaran kooperatif adalah “kegiatan belajar mengajar secara kelompok – kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal,baik pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajar Kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa untuk bekerja sama untuk mencapai pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.
2. Ciri – ciri dan Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif
a. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ibrahim, pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaraan kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.6 Dalam penerapan pembelajaraan kooperatif,dua atau lebih individu saling tergantung satu sma lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil dalam kelompok.
Ciri – ciri pembelajaraan yang mengguanakan model kooperatif adalah
- Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
- Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,sedang, dan rendah
- Anggota kelompok hendaknya berasal dari ras, budaya,suku, jenis kelamin berbeda – beda.
- Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok ketimbang individu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang mengelompokan siswa yang memiliki kemmpuan yang beragam dan tidak membedakan ras,suku, budaya maupun jenis kelamin.
b. Unsur – unsur dasar pembelajaraan kooperatif
Menurut ibrahim, unsur – unsur dasar pembelajaraan kooperatif adalah sebagai berikut :
- Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
- Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
- Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalamkelompoknya memiliki tujuan yang sama.
- Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungijawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
- Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah / penghargaan yang akan dikenakan utnuk semua anggota kelompok.
- Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
- Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.8
Agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik dan optimal hendaknya guru tidak meninggalkan unsur-unsur pembelajaran kooperatif seperti yang telah diuraikan di atas.
c. Tujuan pembelajaran kooperatif
Model pembelajaraan kooperatif dikembangkan untuk mencapai aetidak – tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,dan pengembangan keterampilan sosial.
- Hasil belajar Akademik
Model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.9 Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif dapat merubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dalam tugas – tugas pembelajaraan.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif diharapkan mendapatkan hasil belajar akademik yang maksimal yaitu mampu memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat mengubah norma budaya anak muda menjadi budaya lebih untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.
- Penerimaan terhadap keragaman
Efek samping yang kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untk menghargai satu sama lain.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan efek yang positif terhadap nilai keragaman dimana peserta didik mampu menerima perbedaan baik ras, suku, budaya, kelas social maupun kemampuan.
-
-
- Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
-
Model Pembelajaran Scramble tampak seperti model pembelajaran word square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi jawaban sudah dituliskan, namun dengan susunan yang acak, jadi siswa bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat / benar. Scramble merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Menurut Suyatno, Scramble merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. tahapannya adalah sebagai berikut.
1. Membuat kartu soal sesuai materi ajar.
Guru membuat soal sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada siswa.
2. Membuat kartu jawaban dengan diacak.
Guru membuat pilihan jawaban yang susunannya diacak sesuai jawaban soal-soal pada kartu soal.
3. Sajikan materi.
Guru menyajikan materi ajar kepada siswa.
4. Bagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok.
Guru membagikan kartu soal dan membagikan kartu jawaban sebagai pilihan jawaban soal-soal pada kartu soal.
5. Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal.
Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu soal.
6. Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal.
Siswa mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka kerjakan dan memasangkannya pada kartu soal.
Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble mempunyai kelebihan. Kelebihannya tipe ini antara lain: (a) memudahkan siswa untuk menemukan jawaban; (b) mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut karena jawaban sudah tersedia; (c) semua siswa terlibat; (d) kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
-
-
- Kitab – Kitab Allah
-
Buku Teks pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
siswa kelas V, memuat materi pembelajaran sebagai berikut:
Allah Menurunkan empat kitab suci, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an. Semua kitab suci tersebut berisi perintah untuk menyembah Allah . Kita harus memercayai keempat kitab suci tersebut.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir. Al-Qur’an diturunkan Allah . Kepada Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab suci Allah yang lain.
Kita harus selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an.
Allah menciptakan manusia dalam kondisi yang berbeda – beda dengan tujuan saling mengenal. Namun, perbedaan tersebut sering memunculkan pertentangan dan perselisihan. Akibatnya, manusi bercerai – berai. Untuk menghindari kehancuran umat manusia, Allah . Menurunkan kitab kepada para nabi untuk disebarkan kepada umat manusia. Maksudnya, adalah sebagai peringatan dan pemberi keputusan atau pedoman.
Tahukah kalian nama – nama kitab Allah .? Jawabanya ada pada uraian materi berikut ini. Selain akan diuraikan nama kitab dan nama Rasul penerima Kitab Allah ., kalian juga akan dijelaskan tentang Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam untuk itu, baca dan pahami uraian berikut!12
Untuk menyampaikan materi pembelajaran di atas, guru diharapkan memberitahukan kepada siswa bahwa Kitab suci yang dipegang teguh saat ini adalah Alqur’an sedang kitab suci selain Kitab Suci Alqur’an kita wajib untuk mengetahuinya.
- Nama – Nama Kitab Allah .
Adapun meteri pembelajaran tentang Nama-nama Kitab Suci yang terdapat dalam buku Pendidikan Agama Islan kelas V SD adalah sebagai berikut:
Kitab – kitab merupakan bentuk dasar (masdar) dari kataba yang berarti tulisan. Kitab adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada rasul – rasul-Nya. Kitab Allah tersebut wajib disampaikan kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu, umat manusia diwajibkan mengimaninya. Bagaimana mengimani kitab tersebut ?
Mengimani kitab Allah adalah memercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah . Telah menurunkan kitab – kitab-Nya kepada para rasul.13
Q.S. Ali ‘Imran/3:3 menerangkan tentang kebenaran diturunkannya kitab – kitab Allah yang artinya Sebagai berikut :
Kitab – kitab Allah . Diturunkan pada masa yang berlainan. Akan tetapi, di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan Allah . Hal yang berbeda hanyalah madsalah syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu. Nama – nama kitab Allah yang waib kita percayai, yaitu Kitab Taurad, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an.
- Kitab Taurat
Adapun kitab suci yang pertama bagi umat Islam adalah Kitab Taurat, tetapi Kitab Taurat ini hanya berlaku pada zaman umat Nabi Musa A.S. Untuk lebih memahami tentang Kitab Taurat akan dijelaskan sebagai berikut:
Kitab Taurat diwahyukan Allah kepada Nabi Musa A.S. di Bukit Tursina. Isi pokok ajaran Taurat dikenal dengan sebutan sepuluh Firman Tuhan, yaitu :
- mengenai keesaan Allah
- larangan menyembah berhala,
- larangan menyebut nama Allah dengan sia – sia,
- anjuran menghormati ayah dan ibu,
- larangan membunuh manusia,
- larangan mencuri
- larangan berzina
- larangan menjadi saksi palsu,
- larangan mengambil istri orang lain, dan
- anjuran menyucikan hari sabtu15
sepuluh perintah tersebut tetap diwajibkan kepada umat Islam melalui Al-Qur’an, kecuali penyucian hari sabtu, Allah . Menegaskan mengenai Kitab Taurat di (Q.S. al-Ma’idah/5 :44) yang artinya sebagai berikut :
- Kitab Zabur
Adapun Kitab Suci umat Islam yang kedua adalah Kitab Zabur, Kitab zabur ini juga berlaku dan wajib diikuti oleh umat Islam yang hidup pada zaman Nabi Daud. Untuk lebih memahami tentang Kitab Zabur dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kitab Zabur diwahyukan Allah kepada Nabi Daud A.S. di daerah Yerussalem (Israel). Pokok ajaran Kitab Zabur adalah mengenai kewajiban menyembah Allah yang Maha Esa dan merupakan petunjuk bagi umat Nabi Dawud A.S. hal itu ditegaskan dalam firman Allah di (Q.S. al-Isra’/17 :55) yang artinya sebgai berikut :
- Kitab Injil
Adapun Kitab suci umat Islam yang ketiga adalah Kitab Injil dan Kitab suci ini juga berlaku dan wajib diikuti ajarannya oleh umat Islam pada zaman Nabi Isa A.S. untuk lebih mengenal tentang Kitab Injil dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kitab Injil diturunkan Allah kepada Nabi Isa A.S. di daerah yerussalem (Israel) pokok ajaran kitab Injil sama engan Kitab – Kitab yang diturunkan sebelumnya. Hal tersebut dalam firman Allah di (Q.S. al-Ma’idah/5 : 46) sebagai berikut :
- Kitab Al-Qur’an
Adapun Kitab Suci yang terakhir adalah Kitab Suci Alqur’an yang wajib imani dan dilaksanakan oleh umat Nabi Muhammad samapi akhir zaman. Untuk lebih mengetahui tentang Kitab Suci Alqur’an dapat dijelaskan sebagai berikut:
Allah menurunkan kitab Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Di dua kota, yaitu Mekah dan Madinah pada abad ke-6 masehi. Kitab tersebut menjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW. Dan mengandung petunjuk bagi umat manusia, sebagaimana diterangkan dalam surah Al-Baqarah ayat 2 yang artinya berikut ini :
Al-Qur’an merupakan Kitab terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna dari kitab – kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Al-Qur’an mendapatkan jaminan dari Allah ., yaitu tidak akan berubah keaslianya dan tetap berlaku sampai akhir zaman.
Di dalam Al-Qur’an termuat pokok – pokok ajaran kitab sebelumnya selain itu, Al-Qur’an berisi pokok – pokok ajaran yang menjadi pedoman hidup umat manusia yang berbeda dengan kitab – kitab sebelumnya.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Indonesia, Kata Al-Qur’an berarti bacaan. Pengertian Qur’an menurut istilah adalah kalam Allah . Yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umatnya.
Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an diawali dengan Surah Al-Fatihah dan diakhirnya dengan Surah an-Nas. Al-Qur’an memiliki nama – nama atau sebutan lain. Beberapa nama lain untuk Al-Qur’an, diantaranya nama – nama atau sebutan lain. Beberapa nama lain untuk Al-Qur’an, diantaranya :
- Al-Kitab atau Kitabullah,
- Al-Furqan artinya pembeda,
- Az-Zikr artinya peringatan
- Al-Bayyinah artinya penjelasan
- At-Tanzil artinya diturunkan
- Al-Huda artinya petunjuk
- Ar-Rahman artinya Kasih,
- Al-Majid artinya mulia,
- Al-Mubarak artinya pembawa berkah,
- An-Nazir artinya pemberi peringatan,
- Al-Kalam artinya Firman Tuhan, dan
- An-Nur artinya cahaya.
Membaca Al-Qur’an termasuk beribadah kepada Allah . Oleh karena itu. Dianjurkan bagi kita untuk senantiasa membacanya, sebagaimana difirmankan Allah di(Q.S. al-Qiyamah/75: 17 -18) yang artinya sebagai berikut :
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur – angsur selama 7 tahun, 2 Bulan, dan 7 hari. Turunya Al-Qur’an disesuaikan dengan keadaan atau peristiwa yang terjadi pada waktu itu.
Hikmah diturunkan Al-Qur’an secara berangsur – angsur adalah
- agar Nabi Muhammad SAW mudah mengajarkan kepada pengikutnya
- lebih mengesankan dan lebih mudah merasuk ke dalam hati
- mudah diterima dan diamalkan
Nabi Muhammad SAW menerima ayat Al-Qur’an yang pertam kali pada tanggal 17 Ramadan tahun ke 41 dari kelahiran beliau, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. pada saat itu, Nabi Muhammad SAW sedang berkhalwat di Gua Hira, Bukit Nur dekat Mekah.
Firman Allah yang pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW adalah surah al-Alaq ayat 1 sampai 5. yang artinya sebgai berikut:
- Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan
- Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
- Bacalah, dan tuhanmulah yang Mahamulia.
- Yang mengajar (manusia) dengan pena.
- Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Adapun ayat yang terakhir kali diterima Nabi Muhammad SAW adalah Surah al-Ma’idah ayat 3. ayat tersebut diterima pada tanggal 9 Zulhiah 10 H saat Nabi berusia 63 Tahun dan sedang melaksanakan haji Wadak (haji perpisahan). Wahyu terakhir tersebut di (Q.S.Al-Ma’idah/5 :3) :
Al-Qur’an adalah kitab suci yang paling sempurna dan terjaga keaslianya sampai akhir zaman. Allah menjaga kemurnian Al-Qur’an, sebagaimana diterangkan dalam firmanya-Nya di(Q.S. al Hijr/15 :9).
|
2. Nama – Nama Rasul Penerima Kitab Allah .
Kitab Allah diturunkan kepada para nabi dan rasul. Nama – nama Nabi dan rasul penerima Kitab – Kitab Allah adalah :
- Nabi Musa A.S menerima Kitab Taurat
- Nabi Dawud A.S menerima Kitab Zabur,
- Nabi Isa A.S menerima Kitab Injil, dan
- Nabi Muhammad SAW menerima Kitab Al-Qur’an.
-
-
- Pembelajaran kooperatif tipe Scramble dengan materi Kitab-Kitab Allah.
-
Pembelajaran Scramble pada materi Nama Kitab-Kitab Allah dengan cara menyususn jawaban secara acak, jadi siswa bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat / benar. Scramble merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Menurut Suyatno, Scramble merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. tahapannya adalah sebagai berikut.
- Membuat kartu soal sesuai materi ajar.
Guru membuat soal sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada siswa.
- Membuat kartu jawaban dengan diacak.
Guru membuat pilihan jawaban yang susunannya diacak sesuai jawaban soal-soal pada kartu soal.
- Sajikan materi.
Guru menyajikan materi ajar kepada siswa.
- Bagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok.
Guru membagikan kartu soal dan membagikan kartu jawaban sebagai pilihan jawaban soal-soal pada kartu soal.
- Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal.
Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu soal.
- Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal.
Siswa mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka kerjakan dan memasangkannya pada kartu soal.
Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble mempunyai kelebihan.
Kelebihannya tipe ini antara lain:
a. Memudahkan siswa untuk menemukan jawaban;
b. Mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut karena jawaban
sudah tersedia;
c. Semua siswa terlibat;
d. Kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble yang mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat mendorong siswa untuk menemukan jawaban dan mendorong pemahaman materi pelajaran serta dapat melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif Tipe Scramble dapat diterapkan pada materi Nama-nama Kitab Allah .
Dengan menggunakan model pembelajaran tipe Scramble pada materi Nama Kitab-Kitab Allah diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada SDN 1 Bambulung pembelajaran seperti ini belum pernah diterapkan sehingga dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble sangat dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena pembelajaran ini banyak kelebihan dibanding dengan model pembelajaran tipe lain.
-
-
- Hipotesis Tindakan
-
Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V di SDN 1 Bambulung pada materi Kitab – Kitab Allah.
BAB III METODE PENELITIAN
-
- Seting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Bambulung Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota Kabupaten. SDN 1 Bambulung Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang kurang lengkap dengan adanya Perpustakaan yang kurang memadahi, ruang UKS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 11 (sebelas) orang terdiri dari 5 orang laki-laki, 6 orang perempuan dan 1 (satu) Penjaga Sekolah.
-
- Obyek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah Siswa kelas V SDN 1 Bambulung Kecamatan Benua Lima, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 6 orang, yang terdiri dari 3 siswa laki – laki dan 3 siswa perempuan.
-
- Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di mana materi kitab – kitab Allah diajarkan. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan.
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
- Siklus I
Pada siklus ini membahas subkonsep materi menyebutkan nama-nama Kitab-Kitab Allah .
- Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan – persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
- Tahap pelaksanaan
Pada saat ini dilakukan :
- Siswa diminta untuk mempersiapkan diri di rumah dengan memberi tugas membaca bahan ajar sehingga siswa memiliki kesiapan belajar.
- Guru menjelaskan materi Mengenal kitab-kitab Allah secara klasikal.
- Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk kelompok, masing – masing kelompok terdiri dari 3 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
- Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah – langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
- Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
- Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
- Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
- Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
- Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
-
- Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :
-
- Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang
kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar
observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Instrumen yang diganakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari:
- Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
- Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat mativasi siswa mengikuti pembelajaran PAI.
- Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
- Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar Pendidikan Agama
Islam pada materi Nama Kitab-Kitab Allah dengan menggunakan
pembelajaran Kooperatif tipe Scramble. Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu
mencapai nilai 70.
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus sebagai berikut:
P=FN x 100%
Dimana : P = Prosentase
F = frekensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Partisipasi siswa kelas V SDN 1 Bambulung dalam KBM masih sangat rendah khususnya pada materi Kitab-Kitab Allah pada bidang Pendidikan agama Islam (PAI). Hal ini terlihat dari hasil belajar pada tahun – tahun sebelumnya. Contohnya tahun pelajaran 2016/2017 yang lalu. Maka dari itu kami ingin mengubah metode pembelajaran yang beda dari sebelum yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble dengan harapan cara ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kitab – kitab Allah kelas V SDN 1 Bambulung.
2. Deskripsi data siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Scramble. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
-
- Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 30 Oktober 2016 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru adalah menyanyi lagu dengan judul Allah Maha Esa. Kemudian guru bertanya kepada siswa: “Allah menurunkan Kitab Suci ada berapa?”
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Scramble, pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Scramble, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
-
- Observasi
- Hasil Belajar Siswa
- Observasi
Partisipasi siswa Kelas V SDN 1 Bambulung ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus 1, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa kelas V SDN 1 Bambulung dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble sebanyak 5 siswa atau 71,4% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 28,6% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.3
No. |
Nama Siswa |
|||
Menyebutkan Nama-nama Kitab Allah |
||||
Siklus I |
Tuntas |
Tidak Tuntas |
||
1 |
Asriati |
60 |
V |
|
2 |
Aria Kesoma |
70 |
V |
|
3 |
M. Ilham |
50 |
|
V |
4 |
Puja Apit |
80 |
V |
|
5 |
Wianda Yasmih M |
80 |
V |
|
6 |
Syafa |
50 |
|
V |
Jumlah |
560 |
|
|
|
Rata- Rata |
80 |
|
|
|
Klasikal |
71,4 |
|
|
-
-
- Aktifitas Siswa
-
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble pada materi pelajaran Kitab – kitab Allah pada siklus 1 adalah rata – rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Scramble, ditunjukan pada Tabel 5 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Scramble, ditunjukan pada tabel 5 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 6 siswa teerhadap model pembelajaran kooperatif tipe Scramble yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Kitab – Kitab Allah , siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble.
Tabel 5 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Scramble
No. |
Uraian |
Tanggapan Siswa |
|||
Senang |
Tidak Senang |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1. |
Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ? |
5 |
83,3 |
1 |
16,7 |
|
|
Senang |
Tidak Senang |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
2. |
Bagaimana perasaan kamu terhadap :
|
6 5 6 7 |
100 71,4 85,7 100 |
0 2 1 0 |
0 28,6 14,3 0 |
|
|
Sulit |
Tidak Sulit |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
3. |
Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini |
1 |
14,3 |
6 |
85,7 |
|
|
Bermanfaat |
Tidak Bermanfaat |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
4. |
Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ? |
7 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Baru |
Tidak Baru |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
5. |
Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? |
7 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Ya |
Tidak |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
6. |
Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan model kooperatif tipe Scramble? |
6 |
85,7 |
1 |
14,3 |
Keterangan : F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
Scramble
Jumlah: 7 orang
-
-
- Aktifitas Guru
-
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Scramble ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble dalam materi pelajaran Kitab – kitab allah pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
No. |
Aspek yang diamati |
Skor pengamatan |
|
RPP I |
Keterangan |
||
1. 2. 3. 4. |
Pesiapan Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Suasana Kelas |
3,0 2,5 2,5 3,0 |
Baik Baik Baik Baik |
Rata – Rata |
2,75 |
Baik |
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
-
- Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Kitab – Kitab Allah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Kitab – Kitab Allah.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Kitab – Kitab Allah. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Kitab – Kitab Allah khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
3. Deskripsi data siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Scramble dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
-
-
-
-
- Pelaksanaan
-
-
-
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 13 Nopember 2016 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru adalah menyanyi lagu dengan judul Allah Maha Esa. Kemudian guru bertanya kepada siswa: “Sebutkan nama-nama Nabi atau Rasul!”
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Scramble, pertama-tama guru membagi siswa dalam 3 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 2-3 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Scramble, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
-
-
-
-
- Observasi
-
-
-
1)Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas V SDN 1 Bambulung ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.
Partisipasi siswa kelas V SDN 1 Bambulung dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble sebanyak 7 siswa atau 100% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 0 Siswa atau 0% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.3
No. |
Nama Siswa |
|||
Menyebutkan Nama-nama Kitab Allah |
||||
Siklus I |
Tuntas |
Tidak Tuntas |
||
1 |
Asriati |
80 |
V |
|
2 |
Aria Kesoma |
100 |
V |
|
3 |
M. Ilham |
80 |
V |
|
4 |
Puja Apit |
80 |
V |
|
5 |
Wianda Yasmih M |
80 |
V |
|
6 |
Syafa |
100 |
V |
|
Jumlah |
600 |
|
|
|
Rata- Rata |
85,7 |
|
|
|
Klasikal |
100% |
|
|
- Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble pada materi pelajaran Kitab – kitab Allah pada siklus 1 adalah rata – rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Scramble, ditunjukan pada Tabel 5 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Scramble, ditunjukan pada tabel 5 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 6 siswa teerhadap model pembelajaran kooperatif tipe Scramble yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Kitab – Kitab Allah , siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble.
Tabel 5 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Scramble
No. |
Uraian |
Tanggapan Siswa |
|||
Senang |
Tidak Senang |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1. |
Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ? |
7 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Senang |
Tidak Senang |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
2. |
Bagaimana perasaan kamu terhadap :
|
7 7 7 7 |
100 100 100 100 |
0 0 0 0 |
0 0 0 0 |
|
|
Sulit |
Tidak Sulit |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
3. |
Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini |
0 |
0 |
7 |
100 |
|
|
Bermanfaat |
Tidak Bermanfaat |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
4. |
Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ? |
7 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Baru |
Tidak Baru |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
5. |
Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? |
7 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Ya |
Tidak |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
6. |
Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan model kooperatif tipe Scramble? |
7 |
100 |
0 |
0 |
Keterangan : F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
Scramble
Jumlah: 7 orang
- Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Scramble ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble dalam materi pelajaran Kitab – kitab allah pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
No. |
Aspek yang diamati |
Skor pengamatan |
|
RPP II |
Keterangan |
||
1. 2. 3. 4. |
Pesiapan Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Suasana Kelas |
3,25 2,75 2,75 3,0 |
Baik Baik Baik Baik |
Rata – Rata |
3,125 |
Baik |
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
- Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Kitab – Kitab Allah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Kitab – Kitab Allah.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Kitab – Kitab Allah. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Kitab – Kitab Allah khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi 1 siswa kelas V SDN 1 Bambulung pada siklus 1 untuk materi bahan makanan dengan model pembellajaran, kooperatif tipe Scramble diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 80 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 71,4% dan yang tidak tuntas 28,6. Sedangkan pada siklus II untuk materi Mengenal Nama-nama Rasul yang menerima Kitab Allah diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 88,2 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 80 terdapat 5 orang dengan ketuntasan belajar 100% dan yang tidak tuntas 0%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah. Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Bambulung tahun pelajaran 2016/2017 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Kitab-Kitab Allah . Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II 2016/2017 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Kitab – kitab Allah. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II 2016/2017 Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble siswa dikelompokkan secara heterogen, siswa yang kurang pandai akan termotivasi oleh siswa yang pandai. Siswa yang pandai memberikan bantuan kepada siswa dalam belajar, maka tujuan pembelajaran diharapkan akan tercapai. Hal ini sesuai dengan teori motivasi yang menyatakan bahwa motivasi siswa dalam pembelajaran kooperatif terutama pada bentuk hadiah atau struktur pencapaian (nur, 1997 dalam Ibrahim 2000)
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan model pembelajaran tipe Scramble pada materi kitab – kitab Allah menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso dalam anam (2000) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh – sungguh sampai selesainya tugas – tugas individu dan kelompok.
3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola model pembelajaran kooperatif tipe Scramble pada materi Nama-nama Kitab Allah . Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.
4. Respons siswa Terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Scramble
Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Scramble yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Scramble disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan model kooperatif tipe Scramble. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Scramble bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat. Hal ini sesuai dengan pendapat rejeki (2000) yang mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan karena dapat meningkatkan kemajuan belajar sikap siswa yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri sera menambah rasa senang siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Kitab—Kitab Allah pada siswa Kelas V SDN 1 Bambulung.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble, maka peneliti dapat memberikan saran – saran, yaitu:
- Kepada guru – guru yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble disarankan untuk membentuk kelompok – kelompok baru jika banyak siswa yang bermain pada saat belajar.
- Kepada guru PAI agar dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Depdiknas. 2003. UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas
--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
--------------. 2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas
-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Jakarta: Depdiknas
-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan.
Jakarta: Depdikbud
Departemen Agama RI. 1999. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:Direktorat Kelembagaan
Departemen Agama Islam
Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press
Khalil, Munawar. 2017. Teladan Utama Pendidikan Agama Islam untuk SD kelas V. Solo:
Tiga Serangakai Pustaka Mandiri
Kemdiknas. 2017. Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Kemdiknas
-------------. 2017. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas
Maksum, MA. 2008. Khasanah Pendidikan Agama Islam untuk Kelas V SD. Solo: Tiga
Serangkai
Rifa’I, Moh. 2017. Pendidikan Agama Islam Lenkap kelas V. Semarang: Karya Toha
Putra
Sudjana, Nana. 1989. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble. Surakarta: Tiga Serangkai
Tim Arafah. 2016. Pendidikan Agama Islam untuk Kelas V Sekolah Dasar. Bandung: Al ma’arif