PTK, Peningkatan Hasil Belajar menggunakan Model STAD Siswa Kelas II SDN Pangkan Barito Timur
Penelitian Tindakan Kelas
Gambar : Kumpulan PTK
Peningkatan Hasil Belajar Materi Cinta Lingkungan Sekitar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Siswa Kelas II SDN Pangkan
ABSTRAK
Penelitian berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Cinta Lingkungan Sekitar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Siswa Kelas II SDN Pangkan”.
Tujuan penelitian meningkatkan hasil Belajar Materi Cinta Lingkungan Sekitar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Siswa Kelas II SDN Pangkan.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) Siklus dengan prosedur Penelitian setiap Siklus terdiri dari: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan kegiatan, (3) observasi, (4) refleksi dalam setiap siklus. Data penelitian ini kuantitatif dan kualitatif. Data bersumber dari siswa dan peneliti.
Hasilnya penggunaan Model Pembelajaran Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam kegiatan pembelajaran materi cinta Lingkungan Sekitar dapat meningkat. Melalui model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions dalam materi Cinta Lingkungan Sekitar dapat meningkatkan kreativitas siswa karena setiap siswa dapat menjelaskan kepada siswa lain dan dalam mengembangkan ide-ide atau menjawab pertanyaan tidak boleh saling bantu sehingga memiliki kepercayaan diri dan lebih mandiri dalam mencapai persoalan pembelajaran yang menyenangkan.
Kata kunci: Hasil Belajar, Model STAD
BAB I PENDAHULUAN
-
- Latar Belakang
Pendidikan bertujuan untuk menggerakkan dan mengembangkan potensi serta kemampuan dasar tersebut kepada pola yang dikendalikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan, karena kemajuan bangsa erat kaitannya dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau bangsa Indonesia begitu besar perhatiannya terhadap masalah pendidikan, bahkan tujuannyapun semakin disempurnakan.Ini sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Secara garis besar, pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.
Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas II SDN Pangkan, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
- Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah,
- Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
- Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Kewarganegaraan dan menganggap Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebagai hafalan saja.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep – konsep Pendidikan Kewarganegaraan yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.
Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Materi Cinta Lingkungan Sekitar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Siswa Kelas II SDN Pangkan”. Tahun Pembelajaran 2015/2016 dengan Model Pembelajaran Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ini didasari atas beberapa hal sebagai berikut ini.
- Perlunya penelitian tindakan kelas yang mengutamakan pada usaha peningkatan kemampuan siswa Kelas VI Semester 1 SDN Pangkan dalam memahami unsur intrinsik menentukan latar tempat, waktu, suasana.
- Kemampuan siswa Kelas VI SDN Pangkan dalam memahami unsur intrinsik terutama menentukan latar tempat, waktu, suasana harus ditingkatkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar tercapai tujuan pembelajaran sastra.
- Model Pembelajaran STAD merupakan salah satu pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam menganalisis unsur intrinsik sastra terutama menentukan latar tempat, waktu, suasana.
-
- Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : (1) rendahnya kemampuan siswa Kelas II Semester 1 SDN Pangkan dalam mengapresiasi latar tempat, (2) rendahnya kemampuan siswa Kelas II Semester 1 SDN Pangkan dalam mengapresiasi latar waktu, (3) rendahnya kemampuan siswa-siswa Kelas II Semester 1 SDN Pangkan dalam mengapresiasi latar suasana.
Permasalahan rendahnya kemampuan siswa ini disebabkan oleh beberapa kendala yang dihadapi siswa maupun guru dalam proses pembelajaran apresiasi latar tempat, waktu, suasana.
Permasalahan yang dihadapi siswa adalah rendahnya kemampuan siswa mengungkapkan latar tempat, waktu, suasana. Siswa kurang bergairah dalam menganalisis ketiga unsur tersebut sehingga nilai yang diharapkan menurun.
Permasalahan yang dihadapi guru adalah belum tepat menggunakan model pembelajaran apresiasi khususnya materi Cinta Lingkungan Sekitar.
-
- Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas II SDN Pangkan tahun dalam menentukan latar?”.
-
- Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah :
Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Cinta Lingkungan Sekitar menggunakan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions siswa Kelas II SDN Pangkan.
-
- Manfaat Penelitian
Hasil penelitian Tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat seperti berikut ini.
- Bagi Guru
Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini, diharapkan guru akan memperoleh wawasan, pengetahuan dan dapat menguasai model pembelajaran sastra dengan menggunakan pendekatan kontekstual sehingga ia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sastra dengan berpusat pada peserta didik itu sendiri. Pada sisi lain, penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai sarana peningkatan profesionalitas dan pengembangan karier.
b. Bagi Siswa
Peserta didik akan mendapat manfaat dari penelitian ini, diantaranya (1) dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar PKn, (2) penelitian tindakan kelas ini, juga dapat mengubah persepsi siswa bahwa pembelajaran PKn bukan suatu hal yang membosankan, tetapi sesuatu yang sangat menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
Sekolah tempat pelaksanaan penelitian diharapkan dapat memperoleh manfaat dari penelitian itu sendiri, sehingga akan ada perbaikan pembelajaran PKn dan kegiatan belajar di sekolah yang bersangkutan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
-
- Kajian Teori
- Pengertian Hasil Belajar
- Kajian Teori
Menurut Sudjana (2012: 46) pengertian hasil belajar adalah “kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman belajarnya”. Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :
- Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
- Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
- Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu : gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicaIlmu Pengetahuan Alam siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu :
- Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motIIasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
- Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
- Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motIIasi belajar
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
- Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
- Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreatIIitasnya.
- Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
- Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicaIlmu Pengetahuan Alamnya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,
Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai
dengan ciri-ciri tersebut di atas.
-
-
- Pembelajaran Kooperatif
-
1. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Davidson dan Worsham, pembelajaraan kooperatif adalah “model pembelajaraan yang sistematis dengan mengelompokan siswa dengan tujuan menciptakan pendekatan pembelajaraan yang efektif dan mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis” sedangkan menurut Johns pembelajaran kooperatif adalah “kegiatan belajar mengajar secara kelompok – kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal,baik pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman indIIidu maupun pengalaman kelompok.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajar Kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa untuk bekerja sama untuk mencapai pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman indIIidu maupun pengalaman kelompok.
2.Ciri – ciri dan Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif
a. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ibrahim, pembelajaran kooperatif dicirikanoleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaraan kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan pembelajaraan kooperatif, dua atau lebih indIIidu saling tergantung satu sma lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil dalam kelompok.
Ciri–ciri pembelajaraan yang mengguanakan model kooperatif adalah
- Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
- Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,sedang, dan rendah
- Anggota kelompok hendaknya berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda – beda.
- Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok ketimbang indIIidu.7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang mengelompokan siswa yang memiliki kemmpuan yang beragam dan tidak membedakan ras, suku, budaya maupun jenis kelamin.
b. Unsur – unsur dasar pembelajaraan kooperatif
Menurut ibrahim, unsur – unsur dasar pembelajaraan kooperatif adalah sebagai berikut :
- Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
- Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
- Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalamkelompoknya memiliki tujuan yang sama.
- Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungijawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
- Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang akan dikenakan utnuk semua anggota kelompok.
- Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
- Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara indIIidu materi yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.
Agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik dan optimal hendaknya guru tidak meninggalkan unsur-unsur pembelajaran kooperatif seperti yang telah diuraikan di atas.
c. Tujuan pembelajaran kooperatif
Model pembelajaraan kooperatif dikembangkan untuk mencaIlmu Pengetahuan Alam aetidak – tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,dan pengembangan keterampilan sosial.
- Hasil belajar Akademik
Model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif dapat merubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dalam tugas – tugas pembelajaraan.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif diharapkan mendapatkan hasil belajar akademik yang maksimal yaitu mampu memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat mengubah norma budaya anak muda menjadi budaya lebih untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.
- Penerimaan terhadap keragaman
Efek samping yang kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas– tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untk menghargai satu sama lain.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan efek yang positif terhadap nilai keragaman dimana peserta didik mampu menerima perbedaan baik ras, suku, budaya, kelas social maupun kemampuan.
-
-
- Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
-
Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, namun penguasaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai mutlak diperlukan. Untuk itu perlu kiranya para guru mampu menggunakan pendekatan dan metode yang tepat agar pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Model pembelajaran STAD lebih tepat diterapkan melalui metode kooperatif yakni siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4-5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya sehingga anggota kelompok saling membantu.
Dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) maka untuk tiga cerpen yang tersebut. Dengan memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota dan sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Begitu selesai kegiatan guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa saat menjawab kuis / pertanyaan siswa tidak boleh saling bantu sehingga kemudian guru memberi evaluasi dan membuat kesimpulan tentang hasil kemajuan belajar siswa.
-
-
- Cinta Lingkungan Sekitar
-
Cinta Lingkungan Sekitar
-
-
-
- Pentingnya Tumbuhan bagi kehidupan kita
-
-
Udara kotor tidak baik bagi pernafasan, untuk mengurangi pencemaran udara pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
-
-
-
-
- Sumber Udara Segar (Bacalah Cerita ini!)
-
-
-
Hari minggu pak Karta mengajak keluarganya bertamasya, mereka pergi ke taman safari. Mia dan Bagas sangat senang, dalam perjalanan mereka menikmati pemandangan. Mia bertanya pada ayahnya, untuk apa pepohonan itu ditanam ayah. Pepohonan akan menghasilkan udara segar. Udara segar dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Tanaman berguna sebagai tanaman peneduh dan juga untuk keindahan, mia mengangguk-angguk tanda mengerti.
Pak Karta meneruskan penjelasannya, di pedesaan dan di pegunungan masih banyak tanaman rindang. Udaranya sangat segar. Pepohonan merupakan penghasil udara segar. Udara segar sangat baik untuk kesehatan.
-
- Pencegah bencana Banjir dan Tanah longsor
Tanaman berguna untuk mencegah banjir dan tanah longsor, akar tumbuhan berguna untuk melindungi tanah pegunungan yang posisinya miring, kemiringan tanah pegunungan sangat rawan terhadap pengikisan air hujan.
2. Pentingnya hewan bagi kita
Daging Hewan yang sering kita makan itu nilai gizinya sangat tinggi, seperti sapi, kambing, kerbau, ayam, burung, itik dan lain-lain. Bahkan telor, susu, ikan juga mengandung gizi yang sangat tinggi juga.
-
- Menjaga kelestarian hutan
Manfaat hutan untuk mencegah banjir dan tanah longsor, penghasil kayu
untuk bahan bangunan, tempat hidup berbagai jenis hewana. Untuk melestarikan hutan pemerintah melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Perlindungan terhadap hutan yang rusak.
- Mengadakan penanaman pohon kembali atau reboaisasi.
- Melarang penebangan hutan secara sebarangan.
- Pelestarian hewan langka
Suaka marga satwa adalah tempat untuk melindungi hewan. Selain untuk melindungi juga untuk melestarikannya karena adanya perburuan liar oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Hewan yang dilindungi antara lain: gajah, harimau, rusa, orang utan.
Penangkaran hewan adalah mengembangbiakan hewan langka dan setelah besar lalu dilepas ke habitatnya atau lingkungannya.
-
-
- Hipotesis Penelitian
-
Sehubungan dengan kerangka teoritik yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah “Hasil Belajar Materi Cinta Lingkungan Sekitar Siswa Kelas II SDN Pangkan dapat meningkat menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD).
BAB III METODE PENELITIAN
-
- Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Pangkan Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota Kabupaten. SDN Pangkan Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai fasilitas yang kurang lengkap dengan adanya Perpustakaan yang kurang memadahi, ruang UKS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 9 orang terdiri dari 1 (satu) kepala sekolah, 6 (enam) guru kelas, 1 (satu) guru Agama Kristen, 1 (satu) guru Penjaskes dan 1 (satu) Penjaga Sekolah.
-
- Obyek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas II SDN Pangkan, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 17, yang terdiri dari 7 siswa laki – laki dan 10 siswa perempuan.
-
- Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan terdiri atas dua siklus, Dengan berpegang pada hasil evaluasi kegiatan pratindakan maka dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas siklus I dengan empat prosedur yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus.
Rincian prosedur penelitian tindakan kelas (Hopkins, 2014:60) siklus I tersebut sebagai berikut.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Obeservasi
4. Refleksi
Refleksi merupakan pengkajiana terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.
Tahap refleksi ini diawali dengan memperhatikan hasil yang didapat pada tahap observasi siklus I yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian hal analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya (Siklus II).
-
- Data dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas data hasil belajar, rencana pembelajaran, hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Data ini bersumber dari siswa dan guru.
Cara pengambilan data dilakukan sebagai berikut.
- Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.
- Data tentang situasi belajar mengajar diambil pada saat dilaksanakan tindakan dengan menggunakan lembar observasi.
- Data refleksi serta perubahan yang terjadi di kelas diambil dari jurnal yang dibuat oleh guru.
- Data tentang ketertarikan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
-
- Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka perlu dilakukan analisis data. Analisis data ini diakukan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Analisis kuantitatif digunakan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan siswa berdasarkan hasil tes yang dilakukan. Untuk jenis analisis kuantitatif mengacu kepada KKM kompetensi dasar Materi Cinta Lingkungan Sekitar yang telah ditetapkan sekolah, yaitu skor 70.
Dengan demikian KKM penelitian yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar Materi Cinta Lingkungan Sekitar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Siswa Kelas II SDN Pangkan.
-
- Indikator Keberhasilan
Seluruh data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini apabila 85% siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan belajar dapat mencapai nilai minimal rata-rata 70, siswa semakin peka dan bersikap positif. Dengan demikian terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengaktifkan kegiatan belajar siswa di kelas.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
-
- Deskripsi Data Awal
- Deskripsi Data Pratindakan
- Deskripsi Data Awal
Data pratindakan terdiri atas data hasil observasi pratindakan dan tes pratindakan. Hasil yang diperoleh dari kedua data ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan peningkatan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran Materi Cinta Lingkungan Sekitar pada tahap penelitian tindakan kelas yang dilakukan kedua data pratindakan tersebut disajikan sebagai berikut.
|
-
-
-
- Deskripsi Data Observasi Pratindakan
-
-
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat ketika dilakukan kegiatan pembelajaran Materi Cinta Lingkungan Sekitar.
Sebelum kegiatan kelas dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut.
a. Siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Materi Cinta Lingkungan Sekitar yang dibuktikan dengan kurang terfokusnya perhatian siswa terhadap materi pembelajaran disebabkan kemampuan guru dalam Materi Cinta Lingkungan Sekitar.
b. Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran yang dibuktikan dengan tidak adanya
kemauan siswa untuk bertanya atau menanggapi hal yang berkaitan dengan materi
pelajaran khususnya unsur instrinsik menentukan latar tempat, waktu, suasana
dalam cerpen disebabkan ketidakmampuan seorang guru membuat atau
memperkenal sesuatu yang baru.
c. Guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran selalu menekankan pada unsur
instrinsik yang lain dengan mengabaikan penekanan terhadap latar tempat, waktu,
suasana dalam cerpen dan tidak berusaha memberdayakan atau menggali
kemampuan siswa
d. Guru tidak mampu memotivasi siswa dalam memahami materi pembelajaran
khususnya menentukan latar tempat, waktu, suasanan dalam cerpen disebabkan
model pembelajaran yang tidak tepat.
e. Siswa tidak berminat mengikuti pelajaran karena tidak ada bahan atau penunjang
pembelajaran tentang seberapa macam cerpen yang dibagikan oleh guru.
f. Guru tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan sehingga tidak mampu
menciptakan suasana kelas untuk menumbuhkan kemampuan siswa menentukan
latar cerpen
-
-
-
- Deskripsi Data Tes Pratindakan
-
-
Tes pratindakan adalah tes yang dilakukan sebelum kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap sub materi Pentingnya tumbuhan terhadap bagi kehidupan kita yang dijadikan bahan penelitian tindakan kelas. Tes yang diberikan terdiri dari 10 soaal. Data tes pratindakan tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1 Data Hasil Tes Pratindakan terhadap Siswa Kelas VI Semester I SDN Pangkan
No. |
Nama Siswa |
Nilai |
|
1 |
Anisa Oktapiani |
70 |
|
2 |
Ahmad Supianur |
50 |
|
3 |
Anissa |
50 |
|
4 |
Fiolanika |
60 |
|
5 |
Gresa Cristian |
50 |
|
6 |
Gilang Amanda |
60 |
|
7 |
Gina Aulia |
60 |
|
8 |
Juan Armada |
50 |
|
9 |
Keroy Virgianto |
50 |
|
10 |
Muhamad Aditia |
70 |
|
11 |
Nosel |
50 |
|
12 |
Verarianti |
70 |
|
13 |
Rocky Setiawan |
70 |
|
14 |
Ruyani |
50 |
|
15 |
Rismadana |
60 |
|
16 |
Tiara Fitri |
70 |
|
17 |
Winda Lestari |
70 |
|
|
Jumlah nilai |
1.010 |
|
|
Nilai Rata-rata |
59,4 |
|
|
Ketuntasan |
35% |
|
Tabel di atas menyajikan data tentang tingkat kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam cerpen sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas yang mencapai skor rata-rata 59,4 atau kualifikasi rendah.
-
-
- Deskripsi Data Siklus I
-
Data siklus I diperoleh dari (1) data situasi belajar mengajar, (2) data perubahan yang terjadi di kelas, (3) data refleksi, (4) data hasil belajar dan (5) data angket. Kelima data tersebut adalah sebagai berikut.
-
-
-
- Data Situasi Belajar Mengajar
-
-
Pembelajaran dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 September 2015, dengan materi Sub (2) Pentingnya Hewan Bagi Kita, yang diamati oleh 2 (dua) orang observer. Untuk Keaktifan Guru diamati oleh Dewi Darmayanti, S.Pd, sedangkan untuk keaktifan Siswa diamati oleh Sunardi, S.Pd. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2 Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus I
Pengamat I
No |
Aspek Penilaian |
P |
R |
Kategori |
|
Aktivitas Siswa a. Perhatian Siswa b. Partisipasi Siswa c. Membimbing Diskusi d. Menemukan Konsep e. Menerapkan Konsep f. Memahami Materi g. Mencatat / Merangkum |
3 3 4 3 2 3 3 |
3 |
Cukup |
|
Aktivitas Pengajar a. Memotivasi Siswa b. Membimbing Siswa c. Membimbing Diskusi d. Memberikan Evaluasi/Pujian e. Memberikan Penguatan f. Memberikan Umpan Balik |
4 3 4 3 2 2 |
3
|
Cukup |
|
Pengelolaan Waktu |
4 |
4 |
Cukup |
|
Pengamatan Suasana kelas a. Antusias Siswa b. Antusias Pengajar |
2 4 |
3
|
Cukup |
Keterangan :
P = Hasil Pengamatan
R = Rata-Rata Aspek Pengamatan
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Tabel 3 Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus I
Pengamat II
|
Aspek Penilaian |
P |
R |
Kategori |
|
Aktivitas Siswa
|
3 3 3 3 3 3 3 |
3 |
Cukup |
|
Aktivitas Pengajar
|
3 4 3 3 2 2 |
3
|
Cukup |
|
Pengelolaan Waktu |
3 |
3 |
Cukup |
|
Pengamatan Suasana kelas
|
2 4 |
3
|
Cukup |
Keterangan :
P = Hasil Pengamatan
R = Rata-Rata Aspek Pengamatan
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
- = Sangat Baik
Berdasarkan data yang ditujukan pada kedua tabel di atas, skor yang di berikan pengamat I adalah 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor 4 (kualifikasi baik) untuk pengolahan waktu, dan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas, Pengamat 2 memberikan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan skor 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas.
Berdasarkan hasil penilaian di atas, skor rata-rata dari kedua pengamat tersebut adalah rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan rata-rata 3,5 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut hanya mencapai kualifikasi cukup (3,1).
-
-
-
- Data Perubahan Yang Terjadi di Kelas
-
-
Data perubahan yang terjadi di kelas diperoleh dari rubrik penilaian yang dikerjakan guru. Rubrik penilaian tersebut terdiri atas rubrik penilaian hasil dan rubrik penilaian proses. Data dari kedua rubrik penilaian tersebut adalah sebagai berikut.
-
-
-
-
- Data Penilaian Proses
-
-
-
Data penilaian proses diperoleh dari pengamatan guru terhadap kegiatan siswa mengerjakan diskusi siswa dalam kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen yang dilaksanakan pada Siklus I yang disajikan sebagai berikut.
Tabel 5 Data Penilaian Proses Belajar Kelompok dalam Pembelajaran siswa Kelas II Semester 1 SDN Pangkan
No |
Aspek yang Dinilai |
Skor |
Hasil pengamatan |
|||||
Nama Kelompok |
||||||||
I |
II |
III |
IV |
V |
VI |
|||
1. |
Kerja Sama |
5 |
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
Ö |
Ö |
|
Ö |
||
3 |
Ö |
Ö |
|
|
Ö |
|
||
2 |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
|
|
|
|
|
|
||
2. |
Keaktifan |
5 |
|
|
|
|
|
|
4 |
Ö |
|
Ö |
|
|
Ö |
||
3 |
|
Ö |
|
|
Ö |
|
||
2 |
|
|
|
Ö |
|
|
||
1 |
|
|
|
|
|
|
||
3.
|
Kemampuan Mengajukan Pertanyaan |
5 |
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
Ö |
||
3 |
Ö |
Ö |
Ö |
Ö |
Ö |
|
||
2 |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
|
|
|
|
|
|
||
4. |
Kesediaan Menerima Pendapat |
5 |
Ö |
|
|
|
|
|
4 |
|
Ö |
Ö |
|
Ö |
|
||
3 |
|
|
|
Ö |
|
Ö |
||
2 |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
|
|
|
|
|
|
||
Jumlah Skor Perolehan |
15 |
13 |
15 |
12 |
13 |
15 |
||
Skor Rata-rata |
3,8 |
3,3 |
3,8 |
3 |
3,3 |
3,8 |
Keterangan :
5 = Sangat Baik (apabila seluruh siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)
4 = Baik (apabila hanya seorang siswa dalam kelompok tidak melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)
3 = Cukup (apabila setengah dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)
2 = Kurang (apabila hanya sepertiga dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)
1 = Sangat Kurang (Apabila hanya salah seorang dalam kelompok melakukan hal sesuai dengan aspek yang diamati)
-
-
-
- Data Refleksi
-
-
Setelah seluruh kegiatan pembelajaran siklus I selesai, kemudian dilakukan refleksi. Dalam refleksi ini, peneliti dan dua orang pengamat berdiskusi membahas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan memperhatikan hasil observasi pengamat dan rubrik penilaian guru. Diskusi yang dilakukan tersebut menghasilkan simpulkan bahwa model pembelajaran STAD yang diterapkan dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum maksimal dilaksanakan.
Kesimpulan di atas berkaitan dengan hasil observasi yang sudah dilakukan yang menunjukan bahwa hanya satu aspek pengamatan yang mencapai kualifikasi baik. Sementara itu, tiga aspek lainnya hanya mencapai kualifikasi cukup. Oleh karena itu, pada siklus II model pembelajaran STAD ini diharapkan lebih dimaksimalkan.
-
-
-
- Data Hasil Belajar
-
-
Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I. Soal yang diberikan pada tes ini terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Data tersebut disajikan pada tabel berikut.
Tabel 6 Data Hasil Siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan terhadap Siswa Kelas II semester I SDN Pangkan
No. |
Nama Siswa |
Nilai |
|
1 |
Anisa Oktapiani |
80 |
|
2 |
Ahmad Supianur |
60 |
|
3 |
Anissa |
60 |
|
4 |
Fiolanika |
70 |
|
5 |
Gresa Cristian |
60 |
|
6 |
Gilang Amanda |
70 |
|
7 |
Gina Aulia |
70 |
|
8 |
Juan Armada |
60 |
|
9 |
Keroy Virgianto |
60 |
|
10 |
Muhamad Aditia |
80 |
|
11 |
Nosel |
60 |
|
12 |
Verarianti |
80 |
|
13 |
Rocky Setiawan |
80 |
|
14 |
Ruyani |
60 |
|
15 |
Rismadana |
70 |
|
16 |
Tiara Fitri |
80 |
|
17 |
Winda Lestari |
80 |
|
|
Jumlah nilai |
1180 |
|
|
Nilai Rata-rata |
69,4 |
|
|
Ketuntasan |
59% |
|
Berdasarkan tabel di atas, bahwa nilai rata-rata sebesar 69,4. Sedangkan ketuntasan dari 17 siswa, terdapat 10 siswa yang tuntas atau sebesar 59% dan yang belum tuntas 7 siswa atau sebesar 41%. Dengan nilai tertinggi sebesar 80 sebanyak 6 siswa dan nilai terendah sebesar 60 siswa sebanyak 7 siswa.
-
-
- Deskripsi Data Siklus II
-
Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan siklus I dengan mengacu pada hasil refleksi siklus I tersebut. Sama halnya dengan siklus I, data siklus II juga terdiri atas (1) data situasi belajar mengajar, (2) data perubahan yang terjadi di kelas, (3) data refleksi, (4) data hasil belajar, dan (5) data angket. Data tersebut adalah sebagai berikut.
-
-
-
- Data Situasi Belajar Mengajar
-
-
Pembelajaran dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 September 2015, dengan materi Sub (2) Menjaga Kelestarian Alam, yang diamati oleh 2 (dua) orang observer. Untuk Keaktifan Guru diamati oleh Dewi Darmayanti, S.Pd, sedangkan untuk keaktifan Siswa diamati oleh Sunardi, S.Pd. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 7 Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II Oleh Pengamat I
No |
Aspek Penilaian |
P |
R |
Kategori |
|
Aktivitas Siswa
|
4 4 4 4 4 5 4 |
4,2 |
Baik |
|
Aktivitas Pengajar
|
5 5 5 4 4 4 |
4,5
|
Baik |
|
Pengelolaan Waktu |
4 |
4 |
Baik |
|
Pengamatan Suasana kelas
|
4 4 |
4
|
Baik |
Keterangan :
P = Hasil Pengamatan
R = Rata-Rata Aspek Pengamatan
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
- = Baik
5= Sangat Baik
Tabel 8 Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II Oleh Pengamat II
No |
Aspek Penilaian |
P |
R |
Kategori |
|
Aktivitas Siswa
|
4 4 4 4 4 5 4 |
4,2 |
Baik |
|
Aktivitas Pengajar
|
5 5 5 4 4 4 |
4,5
|
Baik |
|
Pengelolaan Waktu |
4 |
4 |
Baik |
|
Pengamatan Suasana kelas
|
4 4 |
4
|
Baik |
Keterangan :
P = Hasil Pengamatan
R = Rata-Rata Aspek Pengamatan
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Berdasarkan data yang ditunjukkan kedua tabel diatas, pengamat 1 memberikan skor baik 4,2 untuk aspek aktivitas siswa, skor baik 4,5 untuk aspek aktivitas pengajar, skor sangat baik 4 untuk aspek pengelolaan waktu, dan skor baik 4 untuk aspek pengamatan suasana kelas. Pengamat 2 memberikan skor baik 4,2 untuk aspek aktifitas siswa, skor baik 4,5 untuk aspek aktivitas pengajar, skor sangat baik 4 untuk aspek pengelolaan waktu, dan skor baik 4 untuk aspek pengamatan suasana kelas.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, skor rata-rata dari kedua pengamat tersebut adalah rata-rata 4,2 (kualifikasi baik) untuk aktivitas siswa rata-rata 4,5 (kualifikasi baik) untuk aktivitas pengajar rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengelolaan waktu rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut mencapai 4,2 (kualifikasi baik).
Tabel 10 Data Penilaian Proses Belajar kelompok dalam Pembelajaran Siswa Kelas II Semester I SDN Pangkan
No |
Aspek yang Dinilai |
Skor |
Hasil pengamatan |
|||||
Nama Kelompok |
||||||||
I |
II |
III |
IV |
V |
VI |
|||
1. |
Kerja Sama |
5 |
|
|
Ö |
Ö |
|
Ö |
4 |
Ö |
Ö |
|
|
Ö |
|
||
3 |
|
|
|
|
|
|
||
2 |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
|
|
|
|
|
|
||
2. |
Keaktifan |
5 |
Ö |
|
Ö |
Ö |
|
Ö |
4 |
|
Ö |
|
|
Ö |
|
||
3 |
|
|
|
|
|
|
||
2 |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
|
|
|
|
|
|
||
3.
|
Kemampuan Mengajukan Pertanyaan |
5 |
|
|
|
|
|
Ö |
4 |
Ö |
Ö |
Ö |
Ö |
Ö |
|
||
3 |
|
|
|
|
|
|
||
2 |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
|
|
|
|
|
|
||
4. |
Kesediaan Menerima Pendapat |
5 |
Ö |
|
Ö |
|
Ö |
|
4 |
|
Ö |
|
Ö |
|
Ö |
||
3 |
|
|
|
|
|
|
||
2 |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
|
|
|
|
|
|
||
Jumlah Skor Perolehan |
18 |
16 |
19 |
18 |
17 |
19 |
||
Skor Rata-rata |
4,5 |
4 |
4,8 |
4,5 |
4,3 |
4,8 |
Keterangan :
5 = Sangat Baik (apabila seluruh siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)
4 = Baik (apabila hanya seorang siswa dalam kelompok tidak melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)
3 = Cukup (apabila setengah dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)
2 = Kurang (apabila hanya sepertiga dari jumlah siswa dalam kelompok melakukan hal yang sesuai dengan aspek yang diamati)
1 = Sangat Kurang (Apabila hanya salah seorang dalam kelompok melakukan hal sesuai dengan aspek yang diamati)
-
-
-
- Data Refleksi
-
-
Data hasil pada siklus II ini diperoleh dari hasil diskusi antara pengamat dan peneliti berkaitan dengan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen dengan model pembelajaran STAD telah terlaksana dengan baik. Meskipun demikian, kedua pengamat menyarankan agar penerapan model pembelajaran STAD dapat ditingkatkan sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.
-
-
-
- Data Hasil Belajar
-
-
Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan. Seperti lainnya pada siklus I, soal yang diberikan pada tes ini terdiri atas 15 soal pilihan ganda yang terdiri atas 5 soal untuk aspek menentukan latar tempat sebuah cerpen, 5 soal untuk aspek menentukan latar waktu sebuah cerpen, 5 soal untuk aspek menetukan latar suasana sebuah cerpen. Data hasil belajar ini disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 11 Data Hasil Tes Siklus II dalam Penelitian Tindakan Kelas yang Dilakukan terhadap Siswa Kelas II Semester 1 SDN Pangkan.
No. |
Nama Siswa |
Nilai |
|
1 |
Anisa Oktapiani |
90 |
|
2 |
Ahmad Supianur |
70 |
|
3 |
Anissa |
60 |
|
4 |
Fiolanika |
80 |
|
5 |
Gresa Cristian |
70 |
|
6 |
Gilang Amanda |
80 |
|
7 |
Gina Aulia |
80 |
|
8 |
Juan Armada |
70 |
|
9 |
Keroy Virgianto |
70 |
|
10 |
Muhamad Aditia |
100 |
|
11 |
Nosel |
70 |
|
12 |
Verarianti |
100 |
|
13 |
Rocky Setiawan |
90 |
|
14 |
Ruyani |
70 |
|
15 |
Rismadana |
80 |
|
16 |
Tiara Fitri |
90 |
|
17 |
Winda Lestari |
80 |
|
|
Jumlah nilai |
1350 |
|
|
Nilai Rata-rata |
79,4 |
|
|
Ketuntasan |
94% |
|
Tabel diatas menunjukan bahwa besarnya nilai rata-rata adalah 79,4 sedangkan ketuntasannya 94%, dengan nilai tertinggi sebesar 100 sebanyak 2 orang siswa dan nilai terendah sebesar 60 sebanyak 1 orang siswa.
-
- Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas yang dipaparkan berdasarkan data yang telah diperoleh pada tiga tahapan penelitian yang telah dilakukan. Ketiga tahapan tersebut adalah (1) Penelitian pratindakan, (2) Penelitian tindakan kelas siklus I, dan (3) Penelitian tindakan kelas siklus II. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.
-
-
- Hasil Penelitian Pratindakan
-
Penelitian pratindakan dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen sebelum model pembelajaran STAD diterapkan bagi siswa kelas II Semester I SDN Pangkan. Hasil penelitian tersebut diperoleh dari hasil observasi dan tes pratindakan yang dipaparkan sebagai berikut.
-
-
-
- Hasil Observasi Pratindakan
-
-
Hasil observasi yang dilakukan pada tahap pratindakan membuktikan bahwa siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran materi Pentingnya tumbuhan terhadap kehidupan kita. Hal ini dibuktikan melalui perilaku siswa yang kurang terfokus perhatiannya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa juga tidak memiliki kemauan untuk bertanya atau menanggapi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Hasil observasi dalam kegiatan pratindakan juga menunjukan bahwa guru menggunakan strategi yang tidak tepat dalam menyampaikan pembelajarannya dikelas. Guru terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran dengan terlalu terfokus pada metode ceramah dan tidak berusaha memberdayakan atau menggali kemampuan siswa. Guru juga tidak mampu memotivasi siswa dalam memahami materi pelajaran.
Berdasarkan hal diatas, dapat diketahui bahwa penyebab tidak maksimalnya pembelajaran materi Pentingnya tumbuhan terhadap kehidupan kita disebabkan oleh faktor siswa dan guru. Siswa menunjukan sikap kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Selanjutnya, guru tidak mampu memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Dengan demikian diperlukan upaya yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut.
-
-
-
- Hasil Tes Pratindakan
-
-
Tes pratindakan dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Hasil tes yang dilakukan ini dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan kelas selanjutnya. Tes ini dilakukan terhadap 17 siswa Kelas II semester I SDN Pangkan.
Hasil tes yang telah dilakukan dalam kegiatan pratindakan menunjukan kemampuan siswa sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya skor rata-rata perolehan siswa yang hanya mencapai skor rata-rata perolehan siswa yang hanya mencapai 59,4 (kualifikasi rendah).
Hasil tes yang diperoleh di atas membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam materi Pentingnya tumbuhan terhadap kehidupan kita sebelum kegiatan tindakan kelas dilakukan penelitian, berada di bawah KKM yaitu 70.
-
-
- Hasil Penelitian Siklus I
-
Hasil penelitian tindakan kelas siklus I terdiri atas lima aspek. Kelima aspek tersebut adalah (1) situasi belajar mengajar, (2) Perubahan yang terjadi dikelas, (3) refleksi, (4) hasil belajar, dan (5) angket. Hasil penelitian tersebut dideskripsikan adalah sebagai berikut.
-
-
-
- Situasi Belajar Mengajar pada Siklus I
-
-
Hasil situasi belajar mengajar siklus I didapatkan dari data observasi yang dilakukan pada kegiatan siklus , Data tersebut terdiri atas empat aspek pengamatan, yaitu (1) aktivitas siswa, (2) aktivitas pengajar, (3) pengelolaan kelas, dan (4) pengamatan suasana kelas.
Hasil observasi dari kedua orang pengamat pada siklus I untuk keempat aspek di atas adalah skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas siswa, skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk aktivitas pengajar, skor rata-rata 3,5 (kualifikasi cukup) untuk pengelolaan waktu, dan skor rata-rata 3 (kualifikasi cukup) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut hanya mencapai kualifikasi cukup. (3,1).
Berdasarkan hasil observasi di atas, maka dapat diketahui bahwa situasi belajar pada siklus I belum maksimal. keempat aspek yang diobservasi hanya mencapai kualifikasi cukup. Masing-masing aspek pengamatan tersebut belum mencapai kualifikasi baik sesuai dengan indikator penelitian ini.
-
-
-
- Perubahan yang Terjadi di Kelas pada Siklus I
-
-
Perubahan yang terjadi di kelas pada siklus I diperoleh dari data rubrik penilaian hasil penilaian hasil pembelajaran dan rubrik penilaian proses pembelajaran yang dibuat guru. Hasil dari kedua rubrik tersebut adalah sebagai berikut.
-
-
-
-
- Penilaian Hasil Pembelajaran
-
-
-
Penilaian hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama kelompok siswa dalam melakukan diskusi / mengerjakan tugas dari guru dalam kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen melalui penerapan pendekatan kontekstual.
-
-
-
-
- Penilaian Proses Pembelajaran
-
-
-
Penilaian proses pembelajaran menggunakan kriteria (tercantum dalam RPP) sebagai berikut.
1. Skor rata-rata 5 = Sangat Baik
2. Skor rata-rata 4 = Baik
3. Skor rata-rata 3 = Cukup
4. Skor rata-rata 2 = Kurang
5. Skor rata-rata 1 = Sangat Kurang
Hasil dari penilaian proses terhadap enam kelompok siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen pada siklus I adalah sebagai berikut.
-
-
-
-
-
-
-
- Kelompok I memperoleh skor rata-rata 3,8 atau berkualifikasi cukup
-
-
-
-
-
-
b. Kelompok II memperoleh skor rata-rata 3,3 atau berkualifikasi cukup
c. Kelompok III memperoleh skor rata-rata 3,8 atau berkualifikasi cukup
Hasil dari penilaian proses pembelajaran terhadap enam kelompok siswa Kelas II semester I SDN Pangkan di atas menunjukan bahwa pada siklus I belum ada kelompok siswa memperoleh kualifikasi baik. Semua kelompok siswa memperoleh kualifikasi cukup.
-
-
-
- Hasil Refleksi pada Siklus I
-
-
Diskusi yang dilakukan antara peneliti dan pengamat menghasilkan simpulkan bahwa model pembelajaran STAD yang diterapkan dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum maksimal. Simpulan ini berkaitan dengan hasil observasi yang sudah dilakukan yang menunjukan bahwa tidak ada aspek pengamatan yang mencapai kualifikasi baik. Semua aspek yang diambil hanya mencapai kualifikasi cukup. Oleh karena itu, pada siklus II Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat diterapkan lebih maksimal sehingga hasil yang diharapkan meningkat.
Hasil refleksi tersebut dijadikan peneliti untuk melakukan langkah-langkah perbaikan kegiatan pembelajaran yang terfokus pada usaha untuk memaksimalkan komponen-komponen pendekatan kontekstual yang selanjutnya dilaksanakan pada siklus II.
-
-
-
- Hasil Belajar pada Siklus I
-
-
Sesuai dengan data yang diperoleh, hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu skor 70. Hasil jawaban dari 17 orang siswa yang telah mengerjakan soal tes siklus I hanya mencapai skor rata-rata 59,4
Dengan demikian, hasil yang diperoleh di atas belum mencapai indikator keberhasilan penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (rata-rata > 70). Hasil tes siklus I yang telah dikerjakan siswa ini memang ada yang mencapai kualifikasi sedang, tetapi belum semuanya mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dari 17 siswa yang mengerjakan soal tes hanya 6 orang yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Jadi, pembelajaran menentukan latar cerpen pada siklus I ini belum berhasil.
-
-
- Hasil Penelitian Siklus II
-
Tidak berbeda dengan siklus I, hasil penelitian tindakan kelas siklus II juga terdiri dari lima aspek. Kelima aspek tersebut adalah (1) situasi belajar mengajar, (2) perubahan yang terjadi dikelas, (3) refleksi, (4) hasil belajar, dan (5) angket. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
-
-
-
- Situasi Belajar Mengajar pada Siklus II
-
-
Sama halnya dengan siklus I, hasil belajar mengajar siklus II didapatkan dari data observasi yang dilakukan pada kegiatan siklus II. Data tersebut terdiri atas empat aspek pengamatan, yaitu : (1) aktivitas siswa, (2) aktivitas pengajar, (3) pengelolaan kelas, dan (4) pengamatan suasana kelas.
Hasil observasi yang diperoleh dari kedua orang pengamat pada siklus II untuk keempat aspek di atas adalah rata-rata 4,2 (kualifikasi baik) untuk aktivitas siswa, rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk aktivitas pengajar, rata-rata 4,5 (kualifikasi baik) untuk pengelolaan waktu, dan rata-rata 4 (kualifikasi baik) untuk pengamatan suasana kelas. Dengan demikian, rata-rata keseluruhan aspek pengamatan tersebut telah mencapai kualifikasi baik (4,2).
Berdasarkan hasil observasi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa situasi belajar pada siklus II telah mencapai hasil yang diharapkan. Masing-masing aspek pengamatan telah mencapai angka rata-rata 4,2. Dengan demikian, keempat aspek tersebut berkualifikasi baik sesuai dengan indikator penelitian yang ditetapkan.
-
-
-
- Perubahan yang Terjadi di Kelas pada Siklus II
-
-
Perubahan yang terjadi di kelas pada siklus II diperoleh dari data pabrik penilaian hasil pembelajaran dan rubrik penilaian proses pembelajaran yang dibuat guru. Hasil dari kedua rubrik tersebut adalah sebagai berikut.
-
-
-
-
- Penilaian Hasil Pembelajaran
-
-
-
Penilaian hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja enam kelompok siswa dalam melakukan diskusi/mengerjakan tugas dari guru dalam kegiatan pembelajaran melakukan latar cerpen melalui model pembelajaran STAD. Hasil yang diperoleh dari hasil diskusi masing-masing kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kelompok I memperoleh skor 80 untuk aspek menentukan latar tempat, skor 60
untuk aspek menentukan latar waktu dan skor 80 untuk menentukan latar suasana
sehingga skor rata-rata 73 (kualifikasi sedang).
b. Kelompok II memperoleh skor 80 untuk aspek menentukan latar tempat, skor 80
untuk aspek menentukan latar waktu dan skor 60 untuk menentukan latar suasana
sehingga skor rata-rata 73 (kualifikasi sedang)
c. Kelompok III memperoleh skor 100 untuk aspek menentukan latar tempat, skor
100 untuk aspek menentukan latar waktu dan skor 80 untuk menentukan latar
suasana sehingga skor rata-rata 93 (kualifikasi tinggi)
Berdasarkan hasil kerja masing-masing kelompok di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kelas 69,4. Sedangkan ketuntasan belajar mencapai 59%.
-
-
-
-
- Penilaian Proses Pembelajaran
-
-
-
Penilaian proses pembelajaran menggunakan kriteria (tercantum dalam RPP) sebagai berikut.
1. Skor rata-rata 5 = Sangat Baik
2. Skor rata-rata 4 = Baik
3. Skor rata-rata 3 = Cukup
4. Skor rata-rata 2 = Kurang
5. Skor rata-rata 1 = Sangat Kurang
Hasil dari penilaian proses terhadap enam kelompok siswa dalam pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana sebuah cerpen pada siklus II adalah sebagai berikut.
a. Kelompok I memperoleh skor rata-rata 4,5 atau berkualifikasi baik
b. Kelompok II memperoleh skor rata-rata 4 atau berkualifikasi baik
c. Kelompok III memperoleh skor rata-rata 4,8 atau berkualifikasi baik
Hasil dari penilaian proses pembelajaran terhadap tiga kelompok siswa kelas II semester I SDN Pangkan di atas menunjukan bahwa pada siklus II semua kelompok siswa telah mencapai kualifikasi baik atau telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, dan tidak ada kelompok yang mencapai kualifikasi kurang.
-
-
-
- Hasil Refleksi pada Siklus II
-
-
Refleksi siklus II melalui diskusi yang dilakukan pengamat dan peneliti menghasilkan simpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menentukan latar tempat, waktu, suasana dalam sebuah cerpen melalui penerapan model pembelajaran STAD telah terlaksana dengan baik karena indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai. Namun demikian, kedua pengamat menyarankan agar penerapan model pembelajaran tersebut, pendekatan ini juga diharapkan dapat diterapkan pada aspek pembelajaran yang dianggap tepat.
-
-
-
- Hasil Belajar pada Siklus II
-
-
Sesuai dengan data yang diperoleh, hasil belajar pada siklus II telah mencapai indikator penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu skor 70 (kualifikasi sedang). Hasil jawaban dari 17 orang siswa yang telah mengerjakan soal tes siklus II mencapai skor rata-rata 79,4 atau kualifikasi sedang.
Dengan demikian, hasil yang diperoleh di atas telah mencapai indikator keberhasilan penelitian atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (rata-rata > 70).
AB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar materi Cinta Lingkungan Sekitar siswa Kelas II SDN Pangkan.
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble, maka peneliti dapat memberikan saran – saran, yaitu:
- Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
- Kepada guru – guru yang ingin menerapkan Model Pembelajaran Student Team-Achievement Divisions (STAD) disarankan untuk membentuk kelompok – kelompok baru jika banyak siswa yang bermain pada saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiano, Leo Indra. 2013. Apresiasi Prosa Fiksi, Jakarta: Depdiknas.
Badrun, Ahmad. 1993. Pengantar llmu Sastra. Surabaya:
Usaha Nasional.
Depdiknas, 2004. Kurikulum 2006 SMA : Pedoman Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi SMA Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Mantik, Maria Josephine Kumaat. 2006. Cerpen-Cerpen Pujangga Baru.
Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Navis, A.A. 2005. Robohnya Surau Kami. Jakarta: PT.Gramedia Utama.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi.
Y ogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX.
Jakarta: Erlangga.
Purwadi, Petrus. 2006. "Pembelajaran Kontekstual" Palangkaraya:
Universitas Palangkaraya.
Pradopo, Raehmat Djoko. 2013. Beberapa Teori Sastra. Metode Kritik dan Penerapannya. Y ogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahmanto. 1988. Metode Pangajaran Sastra. Y ogyakarta: Kanisius
Sayuti, Suminto.A. 1997. Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: Depdikbud.
Subiyantoro, dkk. 2014. Pengembangan Kemampuan Menyimak Sastra.
Jakarta: Depdiknas,
Trianto Agus, 2006. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia Untuk SMP dan MTs Kelas VII, Jakarta: Esis.
Zaidan, Abdul Razak. 2014. Kamus Istilah Sastra . Jakarta: Balai Pustaka.
Zulpahnur.z. 1985. Analisis dan Rangkuman Bacaan Sastra. Jakarta: Depdikbud.
DAFTAR HADIR SEMINAR
Hari / Tanggal :
Pukul :
Tempat :
NO |
NAMA |
UNIT KERJA |
JABATAN |
TANDA TANGAN |
1 |
|
|
Kepala Sekolah |
|
2 |
|
|
Narasumber |
|
3 |
|
|
Penyaji |
|
4 |
|
|
Moderator |
|
5 |
|
|
Notulis |
|
6 |
|
|
Pembahas I |
|
7 |
|
|
Pembahas II |
|
8 |
|
|
Peserta |
|
9 |
|
|
Peserta |
|
10 |
|
|
Peserta |
|
11 |
|
|
Peserta |
|
12 |
|
|
Peserta |
|
13 |
|
|
Peserta |
|
14 |
|
|
Peserta |
|
15 |
|
|
Peserta |
|
Mengetahui: Kepala Sekolah,
……………………………… NIP. ………………………… |
|
Notulis,
....................................................... NIP. ............................................... |