PTK, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran TGT Siswa Kelas IV SDN 3 Ampah
Penelitian Tindakan Kelas
Gambar : Kumpulan PTK
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menentukan Luas dan Volume Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas IV SDN 3 Ampah
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menentukan Luas dan Volume Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas IV SDN 3 Ampah”.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menentukan Luas dan Volume Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas IV SDN 3 Ampah.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menentukan Luas dan Volume Siswa Kelas IV SDN 3 Ampah.
Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT yang lebih menarik dan bervariasi.
Kata kunci: Hasil Belajar, TGT
BAB I PENDAHULUAN
-
- Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.
Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas IV SDN 3 Ampah, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Menentukan Luas dan Volume siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 60.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
- Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Matematika masih rendah,
- Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
- Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Matematika hanya sebagai hafalan saja.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep Bahsa Inggris yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Menentukan Luas dan Volume adalah Pembelajaran Aktif Tipe TGT karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat.
Pembelajaran Aktif Tipe TGT merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Menentukan Luas dan Volume siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Menentukan Luas dan Volume Siswa Kelas IV SDN 3 Ampah “.
-
- Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pembelajaran Aktif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Materi Menentukan Luas dan Volume siswa Kelas IV SDN 3 Ampah?”
-
- Tujuan Penelitian
Meningkatkan hasil belajar Materi Menentukan Luas dan Volume menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT siswa Kelas IV SDN 3 Ampah.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
- Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi Menentukan Luas dan Volume, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Menentukan Luas dan Volume.
- Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Menentukan Luas dan Volume sehingga pelajaran Materi Menentukan Luas dan Volume menjadi lebih sederhana.
- Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
-
- Kajian Teori
- Pengertian Hasil Belajar
- Kajian Teori
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :
- Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
- Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
- Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:
- Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
- Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
- Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
- Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
- Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
- Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
- Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,
Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai
dengan ciri-ciri tersebut di atas.
-
-
- Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT)
-
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.
Posamentter (1999: 12) secara sederhana menyebutkan cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.
Muhammad Nur (2005: 1) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggungjawab. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Pendapat ini sejalan dengan Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.
Guru dapat menyusun kegiatan kelas, sehingga siswa akan berdiskusi, dan mengungkapkan ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga siswa benar-benar memahami konsep dan keterampilan yang dipelajarinya, Guru dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu benar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran produktif dan dapat mengorganisasikan kelas, sehingga siswa saling berinteiraksi satu dan yang lain, saling bertanggung jawab, dan belajar untuk menghargai satu sama lain
Untuk menciptakan suasana belajar kooperatif bukan suatu pekerjaan yang mudah. Untuk menciptakan suasana belajar tersebut diperlukan pemahaman filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi serta latihan yang cukup pula.
Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap akfivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakanpembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelorpok kecil. Menurut teori konstruktivis, tugas guru (pendidik). adalah memfasilitasi agar proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada diri sendiri tiap-tiap siswa terjadi secara optimal.
Terkait dengan model pembelajaran ini, Ismail (2003: 21) menyebutkan (enam) langkah dalam pembelajaran Kooperatif, yaitu sesuai tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajarran Kooperatif
Fase ke- |
Indikator |
Tingkah Laku Guru |
1 |
Menyampaikan tujuan dan memotivasisiswa |
Gurumenyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebutdan memotivasi siswa belajar. |
2 |
Menyampaikan informasi
|
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan. |
3 |
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar |
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. |
4 |
Membimbing kelompok bekerja dan belajar |
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. |
5 |
Evaluasi |
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. |
6 |
Memberikan penghargaan |
Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok. |
Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relatif berbeda Dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
- merumuskan tujuan pembelajaran,
- menentukan jumlah kelompok dalam kelompok belajar,
- menentukan tempat duduk siswa,
- merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif,
- menentukan peran serta untuk menunjang saling ketergantungan positif,
- menjelaskan tugas akademik,
- menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama,
- menyusun akuntabilitas individual,
- menyusun kerja sama antar kelompok,
- menjelaskan kriteria keberhasilan,
- menjetaskan perilaku siswa yang diharapkan,
- memantau perilaku siswa,
- memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas,
- melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan bekerja sama,
- menutup pelajaran,
- Menilai kerja sama antar anggota kelompok.
Meskipun kerja sama merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengaktualisasikan kansep tersebut ke dalam suatu bentuk perencanaan perbelajaran atau program satuan pelajaran bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan peran guru dan siswa yang optimal untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang benar-benar berbasis kerjasama atau gotong royong.
Tiga model pembelajaran kooperatif umum yang cocok untuk hampir seluruh mata pelajaran dan tingkat kelas. Students Teems Achievement Division (STAD), Teams-Games-Tournament (TGT), dan Jigsaw
Teams-Games-Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok–kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing–masing.
Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama–sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen,dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing.
Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya datam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test.
Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor–skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu tahap penyajian ketas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok team recognition).
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Siswa Bekerja dalam Kelompok-kelompok Kecil
Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar Siswa yang berkemampuan lebih dengan Siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
- Games Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orangpeserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang lama.
Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membacakan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).
Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca coaldan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menangundian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal.
Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yangdiambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemaindan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasilpekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepadapemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan,
dimana postisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satumeja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Di sini Permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.
Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.
Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.
Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok.
Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.
3) Penghargaan Kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oieh kelompok tersebut.
Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain
Pemain dengan |
Poin Bila Jumlah Kartu yang Diperoleh |
Top Scorer |
40 |
High Middle Scorer |
30 |
Low Middle Scorer |
20 |
Low Scorer |
10 |
Taber 2.3 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain
Pemain dengan |
Poin Bila Jumlah Kartu yang Diperoleh |
Top Scorer |
60 |
Middle Scorer |
40 |
Low Scorer |
20 |
(Sumber : Slavin, 1995:90)
Dengan keterangan sebagai berikut :
Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer (skor tinggi), Low Middle Scorer (skor rendah), Low Scorer (skor terendah).
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu:
- Mengajar (teach)
Mempersentasikan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegtiatan yang harues dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.
- Belajar Kelompok (team study)
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam mer jawab.
- Permainan (game tournament)
Permainan diikuti oleh anggota kelompok darti masing-masing kelompok yang berbeda. Tujuan Dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.
- Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompokdari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategorti rerata poin sebagai berikut.
Tabel 2.4 Kriteria Penghargaan Kelompok
Kriteria (Rerata Kelompok) |
Predikat |
30 sampai 39 |
Tim Kurang Baik |
40 sampai 44 |
Tim Baik |
45 sampai 49 |
Tim Baik Sekali |
50 ke atas |
Tim Istimewa |
(Sumber: Slavin, 1995)
-
-
- Materi Menentukan Luas dan Volume
-
- Menghitung Luas Daerah Segi Banyak.
Segi banyak adalah bangun datar yang merupakan gabungan dari dua bangun datar atau lebih.
Contoh
Hitunglah luas daerah segi banyak pada gambar di bawah ini!
28 cm |
5 cm |
5 cm |
17 cm |
Jawab:
Kita bagi segi banyak di atas menjadi dua bangun datar seperti gambar di samping ini.
23 cm |
5 cm |
5 cm |
17 cm |
5 cm |
I |
II |
Bangun I :
Bangun datar I adalah persegi panjang.
Panjang = 28 cm – 5 cm
= 23 cm
Lebar = 17 cm
Luas I = panjang x lebar
= 23 cm x 17 cm
= (23 x 17) x (cm x cm)
= 391 x cm2
= 391 cm2
Bangun II :
Bangun datar II merupakan sebuah persegi, dengan panjang sisi = 5 cm.
Luas II = sisi x sisi
= 5 cm x 5 cm
= (5 x 5) x (cm x cm)
= 25 x cm2
= 25cm2
Luas segi banyak = Luas I + Luas II
= 391 cm2 + 25 cm2
= 416 cm2
Jadi, luas daerah segi banyak tersebut adalah 416 cm2
-
C
B
P
A
Unsur-unsur lingkaran:
P = pusat lingkaran
AB = garis tengah atau diameter (d)
PC = PB = jari-jari atau radius (r)
Diameter = 2 x jari-jari
d = 2 x r
r = 12 x d
π = 227 atau 3,14
- Menghitung Luas Lingkaran Menggunakan Jari-jari
Untuk menghitung luas lingkaran, gunakan rumus berikut.
Luas lingkaran = π x jari-jari x jari-jari
= π x r x r
= π r2
Keterangan:
Agar lebih mudah dalam menghitung luas lingkaran gunakan π = 227 jika jari-jari lingkaran dapat dibagi 7. Gunakan π = 3,14 jika jari-jari lingkaran tidak habis dibagi 7.
Contoh
- Tentukan luas lingkaran di samping !
Jawab :
Diketahui : r = 5 cm
π = 3,14
ditanyakan : luas lingkaran = ......
Penyelesaian :
L = π x r2
= 3,14 x (5 cm)2 = 3,14 x 25 cm2 = 78,5 cm2
Jadi, luas lingkaran adalah 78,5 cm2
Hitunglah luas lingkaran di samping !
Jawab :
Diketahui : r = 14 cm
π = 227
Ditanyakan : luas lingkaran = ......
Penyelesaian :
L = π x r2
= 227 x 14 cm x 14 cm
= 616 cm2
Jadi, luas lingkaran adalah 616 cm2
Latihan 4
Hitunglah luas lingkaran dengan panjang jari-jari sebagai berikut!
- 14 cm 6. 42 cm
- 15 cm 7. 50 cm
- 21 cm 8. 77 cm
- 25 cm 9. 95 cm
- 28 cm 10. 105 cm
- Menghitung Luas Lingkaran Menggunakan Diameter
Panjang jari-jari lingkaran = 12 panjang diameter lingkaran atau r = 12 d.
Dari rumus luas lingkaran L = π r2, jika r diganti 12 d diperoleh :
L = π x r x r
= π x d2 x d2
= π4 π x d x d
= 14 πd2
Jadi, rumus luas lingkaran jika diketahui diameternya adalah :
L = 14 πd2
Contoh
- Hitunglah luas lingkaran berikut!
A |
B |
10 cm |
O |
Jawab:
Diketahui: d = 10 cm
π = 3,14
Ditanyakan: luas lingkaran = ...
Penyelesaian:
L = 14 πd2
= 14 x 3,14 x 10 cm x 10 cm
= 78,5 cm2
Jadi, luas lingkaran adalah 78,5 cm2
-
C
D
7 cm
O
Jawab:
Diketahui: d = 7 cm
π = 227
Ditanyakan : luas lingkaran = ...
Penyelesaian:
L = 14 πd2
= 14 x 227 x 7 cm x 7 cm
= 38,5 cm2
Jadi, luas lingkaran adalah 88,5 cm2
- Bangun Ruang
Perhatikan gambar berikut ini!
Tentunya kalian masih ingat nama dan bagaimana menentukan volume bangun ruang di atas. Bangun ruang tersebut adalah balok. Volume balok ditentukan oleh luas alas dan tingginya.
Volume balok = luas alas x tinggi
Dengan menggunakan volume balok, kita dapat menurunkan rumus volume bangun ruang prisma tegak segitiga dan tabung.
- Menemukan dan Menggunakan Rumus Volume Prisma Tegak Segitiga
- Menemukan Rumus Volume Prisma Tegak Segitiga
Untuk menemukan rumus volume prisma tegak segitiga lakukan kegiatan berikut ini!
KEGIATAN
Diskusikanlah uraian berikut ini bersama teman sebangkumu, kemudian isilah titik-titik dengan tepat.
- Perhatikan gambar di samping!
- Gambar (i) adalah dua buah prisma tegak segitiga dengan ukuran yang sama.
- Kedua prisma tegak segitiga tersebut disatukan sehingga membentuk sebuah ballok seperti gambar (ii).
Jadi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Volume 2 buah prisma tegak segitiga = volume ....
Volume prisma tegak segitiga
= ½ x volume balok
= ½ x luas segi empat alas x ....
= luas segitiga alas x ....
Sehingga, volume prisma tegak segitiga dapat dinyatakan sebagai berikut.
Volume prisma tegak segitiga = luas segitiga alas x tinggi
- Menggunakan Rumus Volume Prisma Tegak Segitiga
Contoh:
Hitunglah volume prisma tegak segitiga pada gambar di bawah ini!
Jawab:
Diketahui:
Tinggi segitiga = 8 cm
Alas segitiga = 6 cm
Tinggi prisma = 12 dm
Ditanyakan: Volume prisma= ...
Penyelesaian:
Luas Alas = 12 6 dm x 8 dm
= 24 dm2
Volume = Luas segitiga alas x tinggi
= 24 dm2 x 12 dm
= 288 dm3
Jadi, Volume prisma tegak segitiga di atas adalah 288 dm3.
- Menemukan dan Menggunakan Rumus Volume Tabung
- Menemukan Rumus Volume Tabung
Untuk menemukan rumus volume tabung lakukan kegiatan berikut ini!
KEGIATAN
Diskusikan uraian berikut ini dengan teman sebangkumu kemudian isilah titik-titik dengan tepat.
- Perhatikan gambar prisma tegak segitiga pada gambar a.
- Jika 6 buah prisma tegak segitiga tersebut disusun sehingga membentuk sebuah prisma tegak segi enam (lihat gambar b), maka:
Volume prisma tegak segi enam = luas alas x tinggi
- Bila n buah prisma tegak segitiga digabung (n sebanyak-banyaknya) akan terbentuk sebuah tabung seperti gambar c.
- Maka dapat diambil kesimpulan:
Volume tabung berbentuk lingkaran, sedangkan luas lingkaran = π x r2, maka:
Volume tabung = luas alas x tinggi
= .... x tinggi
Volume tabung = π x r2 x tinggi
- Menggunakan Rumus Volume Tabung
Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh
Hitunglah volume tabung pada gambar di bawah ini!
20 cm |
7 cm |
Jawab:
Diketahui : r = 7 cm
t = 20 cm
π = 227
ditanyakan : volume tabung = ......
Penyelesaian :
Luas alas = π x r2
= 227 x (7 cm)2
= 227 x 49 cm2 = 154 cm2
Volume tabung = luas alas x tinggi
= 154 cm2 x 20 cm
= 3.080 cm3
Jadi, volume tabung itu adalah 3.080 cm3
BAB III METODE PENELITIAN
-
- Seting Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 3 Ampah Kecamatan Dusun Tengah. Kabupaten Barito Timur pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2014. SDN 3 Ampah Kecamatan Dusun Tengah. berada 50 km di luar kota Tamiang Layang yang merupakan Ibukota Kabupaten Barito Timur, memiliki fasilitas yang dibilang belum lengkap. Guru SDN 3 Ampah. berjumlah 10 (dua belas) orang, terdiri dari 1 (satu) Orang Kepala Sekolah, dan sisanya 6 guru kelas dan 4 mata pelajaran serta 1 petugas Perputakaan.
-
- Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN 3 Ampah, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 20, yang terdiri dari 9 siswa laki – laki dan 11 siswa perempuan.
-
- Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Nopember 2014. Penelitian ini pada materi Materi Menentukan Luas dan Volume diajarkan. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
- Siklus I
Pada siklus ini membahas Materi Menentukan Luas dan Volume.
- Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
- Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
- Guru menjelaskan materi Materi Menentukan Luas dan Volume secara klasikal.
- Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 4 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
- Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
- Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
- Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
- Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 60.
- Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
- Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
-
- Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :
-
- Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang
kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari:
- Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
- Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
- Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.
- Teknik Analisa Data
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan
Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Menentukan Luas dan Volume dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 60.
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 60 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus,menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:
P=FN x 100%
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi kondisi Awal
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada Materi Menentukan Luas dan Volume sub Menghitung Luas Daerah Segi Banyak. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
-
- Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa 9 september 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 10 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuannya benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan ceramah, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
-
- Observasi
Partisipasi siswa Kelas IV SDN 3 Ampah ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas IV SDN 3 Ampah dalam kegiatan belajar mengajar Matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan jumlah 20 terdapat 13 siswa atau 70% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 7 Siswa atau 30% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar 61. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Alva Jonathan H |
60 |
Tuntas |
2 |
Ahmad Arda A |
50 |
Tidak Tuntas |
3 |
Ahmad Muhlis |
60 |
Tuntas |
4 |
Bella Purnama |
60 |
Tuntas |
5 |
Elyza Nurfarina |
70 |
Tuntas |
6 |
Fajar Saputra |
50 |
Tidak Tuntas |
7 |
Hendi |
65 |
Tuntas |
8 |
Juanita |
70 |
Tuntas |
9 |
Khairatun Nisa |
70 |
Tuntas |
10 |
M. ardiansyah |
65 |
Tuntas |
11 |
M. Rahmadani |
70 |
Tuntas |
12 |
Michael Purba |
75 |
Tuntas |
13 |
Murni Puji H |
50 |
Tidak Tuntas |
14 |
Nadiya |
70 |
Tuntas |
15 |
Rahmi Hayati |
50 |
Tidak Tuntas |
16 |
Rani Saputri |
50 |
Tidak Tuntas |
17 |
Riani |
70 |
Tuntas |
18 |
Ryan Maulana |
50 |
Tidak Tuntas |
19 |
Sarah Amelia |
60 |
Tuntas |
20 |
Selvi Oktaviani |
55 |
Tidak Tuntas |
|
Jumlah |
1220 |
|
|
Rata-rata |
61 |
|
|
Ketuntasan Klasikal |
65% |
|
-
- Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Menentukan Luas dan Volume Multikultural dengan menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe TGT ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 61 dan secara klasikal sebesar 65%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Menentukan Luas dan Volume.
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan Materi Menentukan Luas dan Volume. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Materi Menentukan Luas dan Volume khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan Materi Menentukan Luas dan Volume Sub (2) Menghitung Luas Lingkaran. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
-
- Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin 22 September 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 10 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Aktif Tipe TGT, pertama-tama guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
-
- Observasi
- Hasil Belajar Siswa
- Observasi
Partisipasi siswa Kelas IV SDN 3 Ampah ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas IV SDN 3 Ampah dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan jumlah siswa 20 orang, terdapat 16 siswa atau 80% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 4 Siswa atau 20% yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 71,5. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Alva Jonathan H |
75 |
Tuntas |
2 |
Ahmad Arda A |
60 |
Tuntas |
3 |
Ahmad Muhlis |
75 |
Tuntas |
4 |
Bella Purnama |
70 |
Tuntas |
5 |
Elyza Nurfarina |
80 |
Tuntas |
6 |
Fajar Saputra |
55 |
Tidak Tuntas |
7 |
Hendi |
75 |
Tuntas |
8 |
Juanita |
85 |
Tuntas |
9 |
Khairatun Nisa |
80 |
Tuntas |
10 |
M. ardiansyah |
80 |
Tuntas |
11 |
M. Rahmadani |
75 |
Tuntas |
12 |
Michael Purba |
90 |
Tuntas |
13 |
Murni Puji H |
55 |
Tidak Tuntas |
14 |
Nadiya |
90 |
Tuntas |
15 |
Rahmi Hayati |
60 |
Tuntas |
16 |
Rani Saputri |
55 |
Tidak Tuntas |
17 |
Riani |
85 |
Tuntas |
18 |
Ryan Maulana |
55 |
Tidak Tuntas |
19 |
Sarah Amelia |
70 |
Tuntas |
20 |
Selvi Oktaviani |
60 |
Tuntas |
|
Jumlah |
1430 |
|
|
Rata-rata |
71,5 |
|
|
Ketuntasan Klasikal |
80% |
|
-
-
- Aktifitas Siswa
-
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada Materi Menentukan Luas dan Volume pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 20 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Menentukan Luas dan Volume, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT.
Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT
No. |
Uraian |
Tanggapan Siswa |
|||
Senang |
Tidak Senang |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1. |
Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini ? |
19 |
95 |
1 |
5 |
|
|
Senang |
Tidak Senang |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
2. |
Bagaimana perasaan kamu terhadap :
|
20 19 19 20 |
100 95 95 100 |
0 1 1 0 |
0 5 5 0 |
|
|
Mudah |
Sulit |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
3. |
Bagaimana pendapat kamu Mengikuti pembelajaran ini |
18 |
90 |
2 |
10 |
|
|
Bermanfaat |
Tidak Bermanfaat |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
4. |
Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ? |
20 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Baru |
Tidak Baru |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
5. |
Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? |
20 |
100 |
0 |
0 |
|
|
Ya |
Tidak |
||
|
|
F |
% |
F |
% |
6. |
Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT? |
19 |
95 |
1 |
5 |
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran
Menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT
N=Jumlah: 20 orang
-
-
- Aktifitas Guru
-
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT dalam materi pelajaran Menentukan Luas dan Volume pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data Hasil Pembelajaran Aktif Tipe TGT
No. |
Aspek yang diamati |
Skor pengamatan |
|
Siklus I |
Keterangan |
||
1. 2. 3. 4. |
Pesiapan Pendahuluan Kegiatan Pokok Penutup |
3,0 2,5 2,5 3,0 |
Baik Baik Baik Baik |
Rata – Rata |
2,75 |
Baik |
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
-
- Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Menentukan Luas dan Volume dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Menentukan Luas dan Volume.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Menentukan Luas dan Volume. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Menentukan Luas dan Volume khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
3. Deskripsi data siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi Menentukan Luas dan Volume sub (3) Bangun Ruang. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 13 Oktober 2014 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 10 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Pembelajaran Aktif Tipe TGT, pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Aktif Tipe TGT, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
-
-
-
-
- Observasi
-
-
-
- Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas IV SDN 3 Ampah ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.
Partisipasi siswa Kelas IV SDN 3 Ampah dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT dengan jumlah 20 siswa, terdapat 18 siswa atau 90% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 10% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 77,25. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Keterangan |
1 |
Alva Jonathan H |
80 |
Tuntas |
2 |
Ahmad Arda A |
70 |
Tuntas |
3 |
Ahmad Muhlis |
80 |
Tuntas |
4 |
Bella Purnama |
80 |
Tuntas |
5 |
Elyza Nurfarina |
85 |
Tuntas |
6 |
Fajar Saputra |
55 |
Tidak Tuntas |
7 |
Hendi |
80 |
Tuntas |
8 |
Juanita |
90 |
Tuntas |
9 |
Khairatun Nisa |
80 |
Tuntas |
10 |
M. ardiansyah |
80 |
Tuntas |
11 |
M. Rahmadani |
75 |
Tuntas |
12 |
Michael Purba |
100 |
Tuntas |
13 |
Murni Puji H |
70 |
Tuntas |
14 |
Nadiya |
90 |
Tuntas |
15 |
Rahmi Hayati |
70 |
Tuntas |
16 |
Rani Saputri |
70 |
Tuntas |
17 |
Riani |
90 |
Tuntas |
18 |
Ryan Maulana |
55 |
Tidak Tuntas |
19 |
Sarah Amelia |
75 |
Tuntas |
20 |
Selvi Oktaviani |
70 |
Tuntas |
|
Jumlah |
1545 |
|
|
Rata-rata |
77,25 |
|
|
Ketuntasan Klasikal |
90% |
|
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
Pembelajaran Aktif Tipe TGT
N = Jumlah: 20 orang
- Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Pembelajaran Aktif Tipe TGT dalam materi pelajaran Menentukan Luas dan Volume pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan
Pembelajaran Aktif Tipe TGT
No. |
Aspek yang diamati |
Skor pengamatan |
|
Siklus II |
Keterangan |
||
1. 2. 3. 4. |
Pesiapan Pendahuluan Kegiatan Pokok Penutup |
3,33 2,75 2,75 3,33 |
Baik Baik Baik Baik |
Rata – Rata |
3,04 |
Baik |
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
- Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Menentukan Luas dan Volume dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Menentukan Luas dan Volume.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Menentukan Luas dan Volume. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Menentukan Luas dan Volume khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas IV SDN 3 Ampah untuk Materi Menentukan Luas dan Volume sub (1) Menghitung Luas Daerah Segi Banyak dengan model pembelajaran mengunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 61 dengan nilai tertinggi adalah 75 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 6 orang dengan ketentusan belajar 65% dan yang tidak tuntas 35%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas IV SDN 3 Ampah pada siklus 1 untuk Materi Menentukan Luas dan Volume sub (2) Menghitung Luang Lingkaran dengan model pembelajaran, Pembelajaran Aktif Tipe TGT diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 71,5 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 55 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 80% dan yang tidak tuntas 20%.
Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Menentukan Luas dan Volume sub (3) Bangun Ruang diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 77,25 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 55 terdapat 2 orang dengan ketuntasan belajar 90% dan yang tidak tuntas 10%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 3 Ampah tahun pelajaran 2014/2015 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Menentukan Luas dan Volume. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Menentukan Luas dan Volume. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada materi Menentukan Luas dan Volume menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.
3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola Pembelajaran Aktif Tipe TGT pada Materi Menentukan Luas dan Volumel. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.
4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe
TGT
Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Pembelajaran Aktif Tipe TGT disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Pembelajaran Aktif Tipe TGT. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe TGT, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan Pembelajaran Aktif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Materi Menentukan Luas dan Volume Siswa Kelas IV SDN 3 Ampah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:
- Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe TGT sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
- Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Pembelajaran Aktif Tipe TGT disarankan untuk membikin Pembelajaran Aktif Tipe TGT yang lebih menarik dan bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas
--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas
-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Jakarta: Depdiknas
-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.
Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Kemdiknas
-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif
Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas
Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT
Remaja Rosda Karya
Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:PT Remaja Rosda Karya
Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Surakarta: Tiga
Serangkai